Saya tertarik pada sepeda motor, tapi tak ada yang bisa menyaingi gairah saya pada olahraga ekstrem motorcross. Ketika masih kecil, saya nekat mengendarai motor-motor uji coba, dan akhirnya naik kelas mengendarai motor Yamaha YZ125 ketika agak lebih dewasa. Saya tidak pernah kekurangan lokasi menjajal motor, mengingat kota tempat saya tumbuh tidak jauh dari banyak arena balap pribadi. Di sana saya bebas berkeliaran menunggang kuda besi.
Pada 2013, saya menonton dokumenter 12 O’Clock Boys, mengisahkan komunitas motor di Baltimore, Amerika Serikat. Dalam film tersebut, penggemar motorcross seperti saya mengembangkan kultur mereka sendiri—tidak perlu ada track, peralatan, atau perlombaan resmi. Saya benar-benar takjub. Saat itu saya masih tinggal di Brussels, Belgia, dan hampir tidak ada sama sekali komunitas motor di sana.
Videos by VICE
Ketika saya pulang ke Prancis pada 2017, teman saya Amine bercerita tentang segerombolan anak-anak—di Kota Perpignan—yang berusaha meniru komunitas motor Amerika Serikat. Jadi pada sebuah hari Minggu, musim panas 2019, saya janjian bertemu dengannya di pom bensin daerah Moulin-a-Vent—tidak jauh dari kios cuci langganan para pengendara motor membersihkan tunggangan mereka sebelum berangkat outing.
Dia mengendarai motor quad, sementara saya mengendarai Polo. Kami berdua mengarungi jalanan aspal di pinggiran kota. Biasanya area yang kami lewati adalah area komersial. Tapi di akhir pekan, ketika toko-toko tutup, para pengendara motor menjadikannya tempat berkumpul.
Ada anak-anak remaja mengendarai skuter yang datang jauh-jauh untuk ikutan, dan lelaki-lelaki tua mengendarai cross-bike. Mereka saling kenal satu sama lain.

Sangat menakjubkan menonton mereka-mereka yang sudah lama mengendarai motor dan mereka-mereka yang berlatih keras dalam beberapa tahun terakhir. Tak peduli kamu masuk kategori yang mana, faktanya di komunitas motorcross, kamu harus agak sedikit gila untuk bisa menjadi yang terbaik.

Contoh, saya ingat di sebuah siang yang panas di bulan Agustus—mungkin suhunya sekitar 35 derajat selsius—ketika radiator motor teman saya, Ahmed, bocor.
Lima menit setelah saya pergi untuk mencari air, radiatornya copot begitu saja ketika dia sedang melakukan wheelie—trik mengangkat ban depan motor.
Tonton dokumenter VICE menyorot sosok Eza Chemonk, penunggang kuda besi yang masih melakoni balap liar penuh marabahaya di pinggiran Jakarta:
Ahmed langsung terlempar ke belakang. Dia langsung menginjak rem belakang—tapi tidak ada yang terjadi; remnya juga sudah blong. Siang hari itu, Ahmed senyam-senyum, berdiri kembali, sambil kembali mengendarai motornya. Dia sama sekali tidak takut. “Biasalah itu,” ujarnya. “Namanya juga kehidupan anak motor, jatuh udah biasa.”
Tonton foto-foto lain dari Théo Campredon soal komunitas motorcross Prancis yang ia dokumentasikan di bawah ini:











Artikel ini pertama kali tayang di VICE Prancis
More
From VICE
-
Scott Dudelson/Getty Images -
ContemporAd/Getty Images -
Silver Place/Getty Images -
TikTok for download on the Apple App Store — Credit: Gabby Jones/Bloomberg via Getty Images