Artikel ini pertama kali tayang di The Creators Project.
Setelah meluncurkan intervensi skala besar dengan 3,500 lifejacket pengungsi di museum seni Copenhagen, Ai Weiwei kini meluncurkan pameran potret-potret LEGO 176 aktivis. Dalam pameran ini, dijuduli Trace, Weiwei menggambarkan individu-individu yang dia anggap tahanan politik dan tahanan hati nurani, sebuah daftar yang dia buat dengan informasi yang disediakan Amnesty International bersama organisasi pemantau hak asasi manusia independen lainnya.
Trace, yang kini digelar di Hirshhorn Museum and Sculpture Garden, adalah refleksi pengalamannya sendiri saat diawasi dan dalam tahanan pada 2011. Hal ini juga menandai kunjungan Weiwei pertama ke Washington DC dalam urusan pameran karya-karyanya, dua tahun setelah pergulatannya dengan LEGO soal “sensor”, setelah perusahaan tersebut menolak mengirimkan bongkahan-bongkahan LEGO dalam jumlah besar.
Videos by VICE
Setiap potret pada Trace dibuat dalam format pixel, dirancang untuk menunjukkan kemiripan dengan foto-foto pengawasan dan foto-foto yang ditemukan di internet. Warna-warna pada tiap-tiap potret mirip dengan warna bendera kewarganegaraan subjeknya, sementara manipulasi grafis pada setiap wajah dimaksudkan untuk menunjukkan seakan-akan mereka telah berubah menjadi data digital.
Kurator Hirshhorn Museum Melissa Chiu menyampaikan pada Creators bahwa Weiwei mulai menciptakan potret-potret dengan LEGO pada 2014, sebagai salah satu dari tujuh instalasi spesifik untuk @Large: Ai Weiwei on Alcatraz. Cetakbiru potret-potret ini dibuat dari studio Weiwei di Beihing, di saat paspornya ditahan oleh pemerintah Cina, supaya dia tidak berpergian ke lokasi pameran karya-karyanya. Chiu berkata bahwa contoh potret-potret dan template-template digunakan asisten-asisten studionya dan ratusan relawan untuk membangun panel lantai yang besar. Untuk Trace, 1.2 juta bongkahan LEGO dipasang pada enam zona, dengan 30 potret paling banyak pada setiap zona. Setiap zona, menurut Chiu, terdiri dari 400 panel.
Trace didampingi oleh sebuah karya baru, sebuah instalasi wallpaper berjudul The Plain version of the Animal that Looks Like a Llama but is Really an Alpaca. “Grafisnya yang rumit adalah cetakan bagus burung-burung Twitter, kamera pemindai, borgol, rantai, dan alpaka, gambar-gambar ekspresi dan kontrol,” ujar Chiu. “Hal ini terbentang seluas hampir 213 meter di dinding ruang pameran.” Baik karya maupun tajuknya merujuk pada meme internet Cina bernama “Grass Mud Horse” atau Cǎonímǎ. Gambar ini mencitrakan alpaca dan digunakan secara luas sebagai simbol perlawanan terhadap penyensoran informasi oleh pemerintah Cina.
“Wallpaper grafis buatan Ai mengubah ruangan. Hasil akhir instalasinya adalah sebuah pengalaman yang sepenuhnya berbeda,” ujar Chiu. “Kesempatan mengunjungi kembali, berkali-kali, karya-karya seorang seniman sepanjang karirnya adalah hal penting bagi museum untuk menampilkan pemahaman utuh soal praktik sang seniman, dan lebih lagi, posisi mereka sebagai kanon di sejarah seni.”
Hisshorn pertama kali bekerja dengan Weiwei pada 2012 untuk karya retrospektif besar pertamanya di AS. Trace menjadi kolaborasi pertama dengannya pada proyek baru yang memanfaatkan galeri melingkar unik di museum. “Kami berharap bahwa Trace akan membantu memantik obrolan-obrolan bermakna soal kebebasan dan ekspresi kreatif, dan kekuaran seniman-senuman untuk menantang kita dan membuat kita berpikir soal dunia dengan cara berbeda,” ujar Chiu. “Seni kontemporer, dan museum-museum seni, memiliki peran penting dalam memantik diskusi mendalam di seluruh dunia tempat kita hidup.”
Klik di sini untuk menyimak karya-karya Ai Weiwei lainnya.