Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES.
Saya sempat memikirkan pertanyaan hakiki: apakah pencarian manusia terhadap kebebasan kuliner punya titik balik? Kapan kiranya inovasi gastronomi bergeser dari temuan paling penting dalam cara manusia memproses bahan makanan, menjadi ketololan tingkat dewa semata? Berapa banyak bahan makanan yang bisa diwarnai seperti pelangi sebelum akhirnya peradaban manusia benar-benar hancur dengan sendirinya?
Videos by VICE
Pertanyaan inilah yang bikin kami senang, sekaligus degdegan, ketika mewartakan pria bernama Jonathan Marcus, manusia jenius tanpa tanding asal negara bagian Massachusetts, baru saja melakukan trik yang bakal terabadikan dalam sejarah kuliner manusia. Apa yang dilakukan Marcus harus diakui sama pentingnya dengan penemuan cara merebus atau membekukan air. Sangat mungkin temuan ini akan menghancurkan peradaban manusia saat menggunakan air yang sudah susah payah kita bangun selama ribuan tahun.
Marcus, si jenius, sepenuhnya sadar untuk bisa menggorang air, dia harus terlebih dahulu membungkusnya dengan sejenis membran. Alhasil, Marcus mengubah kalsium alginat, sebuah bahan lengket yang dibuat dari kalsium klorida dan sodium klorida (dua bahan yang banyak digunakan dalam gastronomi molekular). Setelah dibungkus kalsium alginat (bentuk akhirnya mirip banget mizu shingen mochi), Marcus dengan sangat, sangat perlahan mencelupkan gulungan air itu dalam tepung, menggulingkannya pada adukan telur, lalu sangat berhati-hati menutupi gulungan air tadi pakai remah roti panko.
Setelah beberapa menit digoreng di wajan, terhidanglah: gorengan air yang kriuk.
Seperti terlihat dalam video yang merekam peristiwa penting bagi umat manusia itu, Marcus sekaligus berkesempatan menjadi orang pertama di muka bumi yang mencicipi rasa gorengan air—atau setidaknya begitu yang dia kira (pembaca sekalian jangan kaget ya kalau Ferran Adrià atau Grant Achatz pernah bereksperimen menggoreng air). Marcus menaruh gorengan air kriuk itu di atas piring hitam dan segera mengirinya. Saksikanlah, air keluar dari goregan itu. Penasaran, Marcel langsung mencicipi mahakaryanya sendiri. Yang dicobanya pertama adalah bagian gorengan yang kelihatan kriuk banget.
“Ini masakan paling hambar yang pernah aku rasakan,” ujarnya.
Tapi tunggu dulu, Marcus belum merasakan airnya. Dia langsung menyeruputnya dari piring. “Yah—rasanya seperti air.”
Begitulah kawan, rekan kita Marcus dari Massachusetts telah menambah satu lagi resep penting dalam sejarah kuliner umat manusia: gorengan air.
Marcus tak sendirian. Beberapa lusin orang terpilih merasakan santapan adiluhung gorengan air pada gelaran Stupid Shit No One Needs and Terrible Ideas Hackathon 2.0 di Kota San Francisco.
Lantas, kenapa gorengan air diasosiasikan dengan gelaran hackathon Stupid Shit No One Needs and Terrible Ideas? Entahlah. Yang jelas, menggoreng air harus diakui sebagai ide cemerlang, setidaknya sampai manusia keranjingan menggoreng segala macam cairan—dari air hingga darah dalam tubuh kita. Kalau sudah begini, peradaban manusia akan mencapai kemusnahan. Mungkin. Namanya juga prediksi. Tapi beneran deh, sianying, ngapain air digoreng????!!!!