Nvidia selaku perusahaan manufaktur chip serta produsen graphic processor unit (GPU) ataupun Video Graphics Accelerator (VGA) ternama dalam industri komputer global, terpaksa harus merelakan nilai sahamnya anjlok parah pekan lalu.
Pemicunya adalah laporan laba kuartal kedua Nvidia, yang mengungkapkan kalau perusahaan ini terlampau melebih-lebihkan penjualan GPU sebesar US$82 juta. Target yang besar itu tidak tercapai, sehingga perusahaan gagal meraih keuntungan.
Videos by VICE
Alasannya? Tidak ada lagi yang membangun bisnis penambangan mata uang kripto, baik itu Bitcoin ataupun ehtereum.
Laporan keuangan Nvidia mengungkap kalau direksi mempersiapkan diri terjadi penurunan penjualan GPU dan “produk-produk penunjang bisnis mata uang kripto.” Nvidia sempat dapat durian runtuh tahun lalu, pendapatan mereka melonjak jadi US$289 juta kuartal lalu. Namun, pada triwulan II 2018, yang mereka peroleh hanya US$100 jutai. Pendapatan aktual perusahaan untuk produk khusus mata uang kripto mentok di angka US$18 juta. Artinya, Nvidia mengalami penurunan profit sebesar 93 persen hanya dalam tiga bulan.
“Sebelumnya kami mengantisipasi mata uang kripto untuk tetap penting pada tahun ini, sementara sekarang kami memproyeksikan tidak ada kontribusi di masa mendatang,” demikian sebagaimana dikutip dari laporan keterbukaan Nvidia.
Tahun lalu Motherboard membuat dokumenter soal keseharian tambang Bitcoin rahasia di timur laut Cina, simak videonya di sini:
Sulit juga menyalahkan Nvidia atas pandangan mereka yang optimis mengenai penjualan chip untuk penambangan mata uang kripto. Tahun lalu, di pasaran hampir mustahil buat kalian menemukan kartu grafis, karena penambang mata uang kripto membelinya dalam jumlah besar. Saking banyaknya, kartu grafis sebagai komponen VGA selalu habis lebih cepat daripada kemampuan Nvidia memproduksinya.
Tidak pasti mengapa penjualan GPU untuk aplikasi mata uang kripto amblas, tetapi ada dua kemungkinan penyebabnya. Pertama-tama, nilai mata uang kripto kini jatuh di pasaran. Nilai koin teratas jatuh sekitar 70 persen dari nilai yang tinggi sepanjang Januari. Hal ini bisa menjadikannya tak lagi menguntungkan, kecuali penambangan mata uang kripto terbesar, jika terus beroperasi, karena biaya listrik lebih tinggi ketimbang nilai koin yang ditambang.
Di waktu bersamaan, aplikasi sirkuit terpadu spesifik (ASIC), chip komputer khusus dirancang untuk penambangan mata uang kripto, telah dikembangkan untuk menggali sejumlah mata uang kripto. Seperti pernah dilaporkan Motherboard sebelumnya, apabila kelak ASIC sukses dikembangkan untuk mata uang kripto tertentu, penambangan dengan GPU menjadi mustahil karena terjadi peningkatan besar efisiensi operasi. Intinya, tidak akan terjadi lagi kelangkaan GPU ataupun VGA gara-gara ulah penambang Bitcoin atau ethereum.
Masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah anjolonya penjualan GPU mengindikasikan turunnya relevansi mata uang kripto secara umum di pasar komoditas. Sebab, bisa saja fenomena temporer ini hanya menggambarkan perubahan standar teknologi dalam ruang perdagangan mata uang kripto. Intinya di masa mendatang, sepertinya Nvidia harus menepati janjinya bahwa “gamers wajib selalu didahulukan.”