PUBG Jatuhkan Sanksi Larangan Bermain 10 Tahun Bagi Pemain yang Kepergok Curang

PUBG will impose a 10 year ban on cheaters

PlayerUnknown’s Battleground, atau dikenal sebagai PUBG, kian hari tambah populer saja. Hampir setiap remaja dikabarkan menghabiskan berjam-jam membantai musuhnya dalam game ini. Dengan lebih dari 100 juta pemain setiap bulannya, PUBG merupakan game dengan penghasilan kotor tertinggi dalam industri, bikin iri produsen game lainnya. Namun seiring angka ini bertambah, semakin banyak pula risikonya.

Apapun yang menjadi populer di dunia akan selalu mengundang aplikasi pihak-ketiga dan hacks yang memanipulasi game untuk menguntungkan pemain. Hack macam ini memberikan pemain akses ekstra seperti bidikan otomatis untuk senjata dan fitur-fitur virtual curang lain untuk memodifikasi data game.

Videos by VICE

Akhir-akhir ini, Tencent Games, pencipta PUBG, merilis daftar terbaru dari semua peretas dan kecurangan. Kini, mereka mengumumkan akan bertindak lebih keras lagi dan menjatuhkan larangan bermain 10 tahun bagi pemain-pemain yang ketahuan berbuat curang.

Ini dimaksudkan agar pengalaman bermain pemain lain meningkat secara positif. Kan enggak adil kalau seseorang yang sudah menghabiskan waktu berjam-jam melatih kemampuan menembak mereka harus melawan seseorang yang menggunakan cheat code. “Kami selalu bermaksud menyediakan lingkungan gaming yang adil dan menyenangkan bagi setiap pemain dan mengutuk kecurangan,” tulis pernyataan oleh Tencent. “Kami menganggap ini isu serius; dan karenanya, setiap akun yang melanggar peraturan akan dikenakan larangan bermain 10 tahun. Kami ingin mengingatkan semua pemain akan pentingnya bermain adil dan berterima kasih karena menjaga PUBG MOBILE adil dan menyenangkan.”

Ini bukan pertama kalinya perusahaan gaming mobile ini menindak pemain curang. Larangan 10 tahun ini sudah dijatuhkan terhadap 3.500 pemain hanya di bulan September saja. Sementara Desember tahun lalu, lebih dari 30.000 pemain ditendang keluar dari aplikasi setelah tertangkap berkat alat anti-kecurangan dan algoritma BattleEye yang telah dikembangkan perusahaan. Mengingat adanya laporan bahwa orang menderita gejala sakau setelah berhenti bermain PUBG, seharusnya larangan ini disikapi secara serius oleh semua pemain.

Follow Shamani Joshi di Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE India