Seni

Jepang Kecam Patung Mirip Perdana Menteri Abe di Korea Selatan

“Patungnya terlalu tampan, jadi tidak mungkin itu Abe,” kata pemilik Kebun Raya Korea. Patung ini dianggap mengkritik perbudakan seksual di masa pendudukan Jepang.
Patung "A Heartfelt Apology" yang menggambarkan lelaki berlutut meminta maaf kepada korban seks yang duduk di depannya
Diberi nama “A Heartfelt Apology”, patung perunggu laki-laki tampak berlutut minta maaf pada ‘perempuan penghibur’ yang duduk di depannya. Foto oleh Kebun Raya Korea.

Belum lama ini, patung lelaki berlutut di hadapan ‘perempuan penghibur’ selesai didirikan di Kebun Raya Korea yang berlokasi di Pyeongchang, Provinsi Gangwon. Namun, patung tersebut keburu menuai kontroversi sebelum upacara pembukaannya resmi diadakan.

Jepang tidak terima dengan kehadiran sepasang patung bernama “A Heartfelt Apology”. Mereka yakin patung lelakinya mirip Perdana Menteri Shinzo Abe. Perdebatan hebat ini dimulai sejak Kebun Raya Korea mengumumkan upacara pembukaannya pada 25 Juli.

Iklan

Istilah ‘perempuan penghibur’ digunakan untuk menggambarkan perempuan Asia yang dijadikan budak seks oleh tentara Jepang selama Perang Dunia II.

Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan dalam konferensi pers, Selasa (28/07), bahwa mereka “takkan bisa memaafkan” Korea Selatan jika benar menggambarkan PM Abe. Patung itu hanya akan memperkeruh hubungan Jepang-Korsel.

Kim Chang-ryul selaku pemilik kebun raya berpandangan patung itu menggambarkan semua lelaki yang sudah siap meminta maaf kepada korban budak seks di masa lalu.

“Ya bagus kalau patungnya beneran Abe, tapi tidak ada bukti menggambarkan dia,” ujarnya. “Lagi pula, patung lelakinya terlalu tampan, jadi tidak mungkin itu Abe.”

Pakar kaligrafi dan lukisan Korea Baek Ok-jong menjelaskan orang Korea sering menjadikan karya seni sebagai wadah mengekspresikan harapan dan keinginan mereka. Begitu pula halnya dengan patung “A Heartfelt Apology”.

Menurut Kim, dia mendirikan patung ini sebagai bentuk permintaan maaf dari orang-orang yang terlibat dalam kekejaman semasa perang. “Saya meminta seniman mendirikan patungnya dengan harapan para korban mendapat keadilan,” tuturnya.

Kim tidak menyangka patung yang berdiri di kebun pribadinya akan menimbulkan masalah diplomatik. “Apakah pemerintah bisa memperkarakan karya seni yang diciptakan perseorangan?” tanyanya. “Saya melihat ada banyak buku anti-Korea yang diterbitkan penulis Jepang.”

Menyusul pernyataan dari Jepang, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan bereaksi terhadap kontroversi tersebut.

“Kami berusaha untuk tidak mengomentari peristiwa tingkat pribadi yang tak ada hubungannya dengan pemerintahan,” kata juru bicara Kemenlu Korea Kim In-chul. “Namun, pemerintah Korea yakin semua pemimpin negara menjunjung tinggi kesopanan internasional.”

Kebun Raya Korea telah membatalkan upacara pembukaan yang dijadwalkan berlangsung pada 10 Agustus.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News