Korea Utara

Benarkah Kim Jong-un Sakit Parah? Berikut Fakta Terverifikasi Soal Kabar Itu

Karena pandemi corona, komunitas intelijen dan jurnalis makin kesulitan mengklarifikasi laporan yang mengklaim sang diktator Korea Utara sedang "mati otak" sesudah operasi jantung.
Kim Jong-un kabarnya sakit parah setelah menjalani operasi jantung
Kimg Jong-un saat terakhir kali memimpin rapat kabinet di Pyongyang pada 11 April 2020.  Foto dari Korean Central News Agency/Korea News Service via AP

Sebuah laporan pada akhir pekan lalu mengklaim bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, "sakit parah" sesudah menjalani operasi jantung. Kabar ini membuat awak media di seluruh dunia beramai-ramai memverifikasi kebenaran klaim tersebut.

Sempat beredar spekulasi di antara jurnalis media-media internasional, bahwa Kim mengalami "mati otak" pasca operasi, tapi klaim-klaim tersebut akhirnya diralat, setelah sumber dari intelijen Tiongkok dan Korea Selatan mengatakan belum ada bukti kuat soal kondisi sang diktator.

Iklan

Rezim Korea Utara biasanya sangat tertutup saat mengabarkan kondisi pejabat tinggi pemerintahan. Mengingat perbatasan negara itu sedang ditutup untuk menghindari penyebaran virus corona, semakin sedikit pula informasi yang tersedia perihal Korut.

Ini bukan pertama kalinya kondisi kesehatan Kim Jong-un dipergunjingkan. Pada 2014, dia menghilang selama 40 hari. Muncul rumor bila diktator berusia 36 tahun itu dikudeta pejabat militer bawahannya. Beberapa minggu kemudian, dia kembali muncul, namun tampak menggunakan tongkat alat bantu jalan.

"Saya ragu kita bisa mendapatkan informasi intelijen yang kredibel tentang situasi kesehatan salah satu pemimpin dari negara paling tertutup di dunia," ujar Baohui Zhang, direktur Pusat Studi Asia Pasifik di Lingnan University Hong Kong, saat dihubungi VICE News. "Sudah terlalu banyak rumor tentang elit politik Korea Utara yang belakangan terbukti salah."

Jadi, apa saja info yang sudah terverifikasi?

Laporan pertama tentang operasi jantung Kim tayang Senin pekan ini di NK Daily, sebuah situs yang dijalankan kelompok pemberontak Korea Utara. Sumber anonim mengatakan pada media tersebut bahwa sang diktator baru saja menjalani operasi jantung pada 12 April di Hyangsan, sebuah rumah sakit yang diperuntukkan khusus bagi keluarga Kim, lokasinya di utara ibukota Pyongyang.

Laporan ini kemudian disebar beberapa kantor berita mulai Selasa, tanpa informasi tambahan ataupun konfirmasi ke pejabat Korut.

Iklan

Berita ini kemudian makin sensasional ketika CNN melaporkan, berdasarkan informasi dari sumber intelijen anonim AS, bahwa kesehatan Kim Jong-un sedang "berada dalam bahaya." Laporan tersebut belakangan dikoreksi. Pihak intelijen AS meralat info, kalau yang mereka lakukan sekadar "memonitor akurasi berita" yang menyatakan Kim sedang sakit parah.

NBC memperparah situasi dengan mengunggah twit yang mengatakan Kim "sudah mati otaknya." Stasiun televisi tersebut tidak lama kemudian menghapus twit tersebut, dan mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil "setelah menerima banyak informasi tambahan." Klaim serupa sempat menyebar di Korea Selatan akhir pekan lalu.

Kemarin, sumber intelijen Korea Selatan dan Tiongkok nampaknya menghentikan spekulasi yang beredar dan mengklaim tidak ada tanda-tanda nyawa Kim berada dalam bahaya—biarpun kedua lembaga tersebut tidak menyangkal sang diktator Korea Utara baru menjalani operasi jantung.

Jadi, info yang pasti valid, Kim Jong-un baru saja menjalani operasi jantung.

Kapan Terakhir Kali Sang Diktator Tampil di Hadapan Publik?

Penampakan terakhir Kim terjadi pada 11 April, ketika dia memimpin pertemuan Politbiro partai, sebelum menjalani sesi dengan Majelis Tertinggi Rakyat (SPA) keesokan harinya. Kim akhirnya tidak menghadiri sesi rapat parlemen pada 12 April, tapi itu disebabkan karena dia kabarnya tidak lagi menjabat sebagai deputi SPA.

Pada 14 April, Korut menjalankan uji coba penembakan rudal otomatis. Umumnya, Kim akan mengawasi uji coba macam ini. Tapi seminggu kemudian, belum tampak foto atau berita resmi tentang sang diktator memantau prosesi peluncuran rudal.

Iklan

Kasak-kusuk tentang menghilangnya Kim semakin kencang pada 15 April, ketika dia tidak hadir dalam hari libur terbesar Korut, yaitu perayaan ulang tahun Kim Il Sung, kakeknya sekaligus pendiri negara tersebut. Media pemerintah tidak melaporkan apakah Kim menghadiri upacara perayaan tersebut di Istana Matahari Kumsusan.

Awal pekan ini, kantor berita pemerintah Korut hanya melaporkan bila Kim Jong-un mengirim "ucapan selamat ke Miguel Mario Diaz-Canel Bermudez, yang telah dua tahun menjabat presiden Republik Kuba."

Apa yang Selanjutnya Bakal Terjadi?

Mengingat perbatasan sedang ditutup total, dan informasi keluar dari Korut semakin sedikit, para jurnalis, intelijen, hingga pengamat Korea Utara berusaha keras mencari cara mengonfirmasi apa yang sebetulnya sedang terjadi.

"Kami sama sekali tidak punya informasi perihal rumor isu kesehatan Kim Jong-un seperti yang sudah dilaporkan beberapa media. Belum ada perkembangan yang janggal dari pemerintahan Korea Utara," ujar juru bicara presiden Korea Selatan.

Pejabat Korea Selatan mengatakan pada kantor berita Associated Press bahwa mereka meyakini Kim sedang tinggal di sebuah rumah peristirahatan di luar Pyongyang ditemani beberapa ajudan terdekatnya. Mereka menduga Kim tetap menjalankan tugas kenegaraannya seperti biasa, dan belum ada pergerakan atau reaksi kurang lazim dari pejabat partai, militer, ataupun anggota kabinet pemerintahan Korut.

Iklan

Pejabat Bidang Hubungan Internasional Partai Komunis Tiongkok, salah satu lembaga yang rutin berkomunikasi dengan pejabat Pyongyang, mengatakan pada Reuters bahwa mereka meyakini Kim tidak sakit parah seperti diberitakan media.

Gedung Putih juga mengaku sudah mendengar laporan tentang kesehatan Kim sebelum ikut berkomentar di media, tapi menolak mengungkap sumber informasi mereka. Seorang pejabat AS saat dihubungi Associated Press mengatakan Kim telah menjalani operasi jantung dan komplikasi yang terjadi setelahnya ditengarai membuat sang diktator "lumpuh atau malah lebih parah lagi."

Pada Selasa lalu di Korut, sekolah kembali beroperasi setelah nyaris sebulan ditutup akibat penyebaran virus corona. Seorang narasumber yang tinggal di Pyongyang mengatakan pada NK News bahwa "tidak ada siuasi yang kurang lazim di negara saya sementara ini."

Perlu diingat bahwa informasi kesehatan Kim Jong-un sudah pasti akan dijaga ketat, bahkan dari masyarakat Korut sendiri.

Kalau Betulan Sakit Parah, Siapa Calon Pengganti Kim Jong-un?

Andai Kim tidak mampu melanjutkan tugasnya, salah satu masalah terbesar Korut adalah belum ada calon pengganti yang jelas.

Kim Jong-un didongkrak masuk pemerintahan oleh ayahnya, mendiang Kim Jong-il. Sejak kecil dia sudah dipersiapkan memimpin Korut, meneruskan estafet sang kakek dan ayah. Namun Kim Jong-un tidak memiliki keturunan yang sudah dewasa—kabarnya dia baru memiliki anak perempuan berumur 7 tahun. Korut adalah negara otoriter yang merujuk konstitusi, harus selalu dijalankan garis keluarga Kim. Maka kemungkinan besar, adik perempuannya, yakni Kim Yo-jong, bakal menjadi kandidat terkuat penerus kekuasaan.

Iklan

Kim Yo-jong telah menjadi salah satu orang kepercayaan kakaknya, dan posisinya di Partai Buruh Korea menjadi semakin penting beberapa bulan terakhir.

Bulan lalu, Kim Yo-jong melontarkan pernyataan publik pertamanya, mengutuk Korea Selatan sebagai "anjing menggonggong yang ketakutan", sebelum memuja Presiden AS Donald Trump karena mengirimkan surat ke Kim, berisi dukungan untuk melawan pandemi corona.

"Apabila Kim Jong-un betulan sakit parah atau diduga nyawanya terancam, adik perempuannya kemungkinan besar menjadi penerus," ujar Steve Tsang, direktur Bidang Kajian Tiongkok dari SOAS London saat dihubungi VICE News. "Namun mengingat Kim Yo-jong bukan penerus yang telah dipersiapkan apabila Kim Jong-un meninggal, kita sulit memastikan apakah pejabat elit Korut lainnya mau menerima bila kelak sang adik perempuan menguasai pemerintahan."

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News