penelitian

Untuk Pertama Kalinya Manusia Mulai Bisa Kendalikan Petir Pakai Sinar Laser

Penelitian penangkal petir berteknologi laser ini bisa menjadi solusi terbaik mencegah kerusakan akibat sambaran halilintar.
penangkal petir berteknologi laser dikembangkan tim ilmuwan ensta parisilmuwan di ensta paris
Foto: TRUMPF/Martin Stollberg

Kita sering kali disarankan untuk mencabut peralatan elektronik ketika hujan turun diiringi badai petir yang bersahutan. Petir membawa aliran listrik yang besar, sehingga sambarannya sangat berbahaya bahkan bisa merenggut nyawa. Karena itulah, dipasang penangkal petir guna melindungi bangunan dan orang-orang di dalamnya saat petir menggelegar. Sayangnya, batang logam berujung runcing ini memiliki jangkauan terbatas, jadi kita perlu menemukan cara mengurangi potensi kerusakan dengan skala yang lebih besar.

Iklan

Sinar laser diyakini dapat menahan datangnya kilat sebelum mencapai permukaan area tertentu, dan teori tersebut telah berhasil dibuktikan belum lama ini.

Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Aurélien Houard, peneliti Ecole Polytechnique di ENSTA Paris, mempersembahkan hasil eksperimen pertama di dunia “yang sukses memandu petir pakai laser”. Prestasi ini diharapkan dapat menjadi peluang terwujudnya penangkal petir berteknologi laser yang canggih.

“Umat manusia takut petir sejak dahulu kala,” tulis para peneliti dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy. “Data satelit memperkirakan petir dapat menyambar hingga 40-120 kali per detik, yang mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa dalam jumlah cukup besar.” 

Untuk menguji teorinya, Houard dan rekan-rekan peneliti melakukan percobaan di puncak Gunung Säntis, Swiss, pada 2021 lalu. Di atas gunung, ada menara telekomunikasi yang rawan tersambar petir. Mereka memasang laser besar di dekat menara itu, lalu menembakkan sinarnya ke langit saat badai petir. Sinar laser tersebut mampu mengalihkan lintasan petir yang berasal dari tanah sejauh 50 meter sebanyak empat kali. Temuan ini menunjukkan, penangkal petir bertenaga laser yang dipasang pada ketinggian ratusan meter berpotensi melindungi suatu area dalam radius hampir satu kilometer.

“Ini pertama kalinya filamen yang diinduksi laser—yang terbentuk oleh sinar laser pendek dan intens di langit—diketahui dapat memandu petir dengan jarak yang cukup jauh,” lanjut para peneliti. “Kami yakin terobosan eksperimental ini dapat mendorong terwujudnya alat penangkal petir yang lebih maju.”

Ketika ditembakkan ke langit, sinar laser dapat mengubah partikel dan molekul di udara menjadi struktur plasma. Maka dari itu, tim Houard mencoba beberapa teknik untuk melihat apakah plasma bisa memicu terjadinya petir, serta mendorong lintasannya ke tempat lain. Mereka hanya bisa mengalihkan arah pelepasan muatan positif dari tanah ke awan.

“Hasil eksperimen kami di Säntis pada musim panas 2021, secara tidak langsung membuktikan filamen yang terbentuk dari sinar laser pendek dan intens dapat menangkal petir dalam jarak yang lumayan jauh,” pungkas para peneliti. “Temuan awal ini perlu dipelajari lebih lanjut dengan konfigurasi baru.”