Budaya Pop

Negosiasi dengan Kakao Buntu, Ratusan Lagu K-Pop Masih Hilang dari Spotify

Banyak penggemar K-Pop berhenti berlangganan Spotify karena kecewa musik idola mereka dihapus. Proses negosiasi Kakao M dan Spotify saat ini berlanjut ke isu lisensi global.
Koh Ewe
oleh Koh Ewe
SG
Penyanyi Korea IU
Konser IU di Taiwan pada 30 November 2019. Foto: VCG/VCG, Getty Images

Penggemar K-pop di seluruh dunia panik melihat lagu-lagu favorit mereka hilang dari Spotify. Hal ini rupanya karena lisensinya sudah kedaluwarsa. Layanan streaming musik tersebut gagal mencapai kesepakatan dengan Kakao M, distributor musik terbesar di Korea Selatan.

Spotify mengklaim telah berusaha “semaksimal mungkin” untuk memperbarui kesepakatan lisensi dengan Kakao M, tapi tidak mendapatkan hasil yang diinginkan. Terhitung mulai 1 Maret 2021, ratusan lagu dari katalog Kakao M tak lagi tersedia secara internasional di platform streaming musik asal Swedia tersebut.

Iklan

Di sisi lain, Kakao M menuduh bahwa Spotify lah yang tidak mau memperpanjang kesepakatan. Mereka mengatakan tengah bernegosiasi agar musiknya tetap tersedia di Spotify Korea.

“Mengingat kontrak global Kakao M dengan Spotify berakhir pada 28 Februari 2021, Kakao M telah meminta Spotify untuk memisahkan kedua perjanjian [global dan domestik] supaya kontrak global dapat diperbarui,” tulis Kakao M dalam pernyataan resmi mereka, dikutip South China Morning Post.

“Akan tetapi, proses negosiasinya melebar karena Spotify meminta kesepakatan lisensi yang mencakup pasar global dan domestik. Sementara itu, kontrak global Kakao M sebelumnya telah kedaluwarsa.”

Kakao M memiliki dan mengoperasikan MelOn, yang merupakan saingan utama Spotify di Korsel. Beberapa menduga gagalnya kesepakatan ini menandakan persaingan sengit kedua platform dalam memperebutkan bagian terbesar dari pasar musik Korea Selatan.

Musisi papan atas seperti IU, SEVENTEEN, MAMAMOO, MONSTA X dan Epik High terkena imbasnya. Banyak lagu mereka yang dihapus dari Spotify.

Tablo, frontman Epik High, menyatakan kekecewaannya terkait kebijakan tersebut.

“Terlepas dari siapa yang salah, kenapa harus musisi dan penggemar yang selalu menjadi korban keserakahan bisnis?” Tablo berkeluh kesah di akun Twitter pribadi. Cuitan itu telah di-retweet lebih dari 138.000 kali dan disukai 258.000 pengguna.

Bukan penggemar K-Pop namanya jika tidak berdedikasi kepada idola. Tak sedikit dari mereka berhenti berlangganan Spotify sebagai bentuk protes dihapusnya musik grup favorit dari platform. Mereka khawatir musisi Korea akan semakin sulit dikenal dunia jika masalahnya terus berlanjut.