FYI.

This story is over 5 years old.

Seks

Pendapat Orang-Orang Agar Pendidikan Seks di Indonesia Tak Kaku Lagi

Topik ini katanya penting, tapi sewaktu terbit buku mengajarkan pendidikan seks pada anak malah banyak yang protes. Jadi maunya gimana ya?

Beberapa tahun lalu, saya menonton serial televisi Twin Peaks bareng kedua orang tua. Itu jadi momen keberuntungan banget deh. Soalnya di episode itu, ada adegan karakter Laura Palmer diperkosa. Monster Killer BOB menggerayangi tubuh Palmer, lalu kita mendengar teriakan menyayat selama pemerkosaan. Atmosfer di ruangan jadi kikuk, apalagi ayah dan ibu bingung juga harus menjelaskan apa (saya masih sekolah menengah waktu itu).  Selama adegan itu tayang di layar TV rumah, mata kedua orang tua mengarah ke saya. Sebenarnya saya paham sih kalau mereka agak panik. Bukan cuma soal seks, tapi karena ada muatan kekerasan seksual di adegan itu. Saya sadar, kemampuan menjelaskan topik tentang seks bukan wilayah yang dikuasai ayah atau ibu. Mereka, seperti jutaan orang tua lain di Indonesia, selalu kebingungan jika harus mengajarkan pendidikan seks. Banyak orang tua di negara ini terlalu abai dengan materi pendidikan seks.

Iklan

Terutama di keluarga-keluarga konservatif, seks adalah topik yang sebaiknya kalian pelajari (atau alami) sendiri. Jangan sampai dibahas secara terbuka. "Di Indonesia seks masih dianggap tabu, enggak cocok buat anak-anak. Haram, jorok, enggak pantas, bukan ranahnya anak-anak," kata psikolog anak, Tika Bisono, ketika dihubungi VICE Indonesia. "Barrier yang terbesar adalah mereka (orang tua) enggak ngerti cara ngomongin seksualitas".

Tahun ini terbit buku "Aku Belajar Mengendalikan Diri dalam Seri Aku Bisa Melindungi Diri" dari Fita Chakra. Isi buku sebetulnya sekadar menjabarkan proses seorang anak mulai mengenal masturbasi, dan bagaimana cara orangtua menghadapi anak-anak dalam fase demikian. Ternyata banyak yang kebakaran jenggot.

Buku itu pekan lalu ditarik dari pasaran karena dianggap mengandung konten pornografi. Sebagian pihak menyebut buku ini tidak pantas dibaca anak. Pihak penerbit Tiga Serangkai, akibat tekanan netizen, bergegas menyampaikan permintaan maaf dan pengumuman penarikan buku tersebut melalui instagram.

Materi pendidikan seks di Indonesia masih sangat abstrak dan tak jelas juntrungannya. Masalahnya, ketika orang tua enggan membahas seks di rumah, sekolah jadi tumpuan utama. Ketika pendidikan seks di sekolah kurang efektif, akhirnya para pelajar lari ke sumber informasi favorit: Internet.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia menjadi salah satu barisan terdepan dalam pengajuan usulan seks edukasi masuk ke kurikulum sekolah sejak 1999. Sialnya nyaris 20 tahun kemudian, isu yang diperjuangkan ini tak banyak menghasilkan perkembangan positif.

Iklan

Alhasil, kami mencoba bertanya pada beberapa orang pengalaman mereka mendapatkan pendidikan seks selama tinggal di Indonesia. Kami juga ingin tahu, apa pandangan mereka agar topik penting ini bisa berkembang di masa mendatang, tidak melulu dianggap sebagai tabu yang wajib disembunyikan dari ruang keluarga.

AUSIRIO NDOLU, 23, Jurnalis TV

Pernah dapat pendidikan seks?
Pernah dong. Waktu SD sering tuh sex education. Guru ngajarin teoritical sih. Pake patung-patung dan dijelasin secara jelas gitu kelamin perempuan dan laki-laki, bahaya-bahayanya apa saja kalau berhubungan di luar nikah. Terus naik SMP dan SMA belajar sendiri aja. Sex education-nya nonton bokep aja sama cerita-cerita temen kalau lagi ngumpul gitu. Secara gak langsung, dari hal-hal kayak begitu bikin gue ngerti oh ternyata caranya begini caranya begitu.

Ketika fase belajar sendiri itu, pasti banyak hal yang bikin penasaran dan pengen elo tanyain kan? Apa ada tempat buat nanya?
Teman-teman aja palingan, atau sama sepupu. Karena gue tahu sepupu-sepupu gue kebanyakan laki, tapi perempuan juga ada, nah mereka sangat terbuka soal ini. Wong dari kecil emang mereka yang pertama nawarin gue nonton bokep dan sebagainya hahaha. Kalo gue, awkward aja kalau nanya ke orang tua atau guru. Kurang sreg pasti jawabannya. Jadi gue prefer tanya ke teman-teman atau sepupu aja.

Menurut elo di Indonesia pendidikan seks konsepnya gimana pengajarannya?
Kalo menurut gue di Indonesia tuh masih kaku banget. Ya mungkin gue masih nyontohin orang-orang sekitaran gue aja sih. Keluarga, sekolah, guru dari SD sampai SMP, dosen bahkan masih ada yang kaku banget untuk diajak ngobrol soal sex education. Untung sekolah SMA gue cowok semua, jd nanya-nanya ke guru soal sex education mereka juga terbuka. Gue segan nanya ke orang-orang itu, karena mereka nunjukkin sikap preventif bgt buat ngomongin hal-hal itu. Kayak enggak boleh nonton bokep, enggak boleh nonton orang ciuman, telanjang dsb. Padahal menurut gue dengan nonton kayak gitu, asal dibatasi dan diberitahu bahayanya, orang bisa jadi ngerti mana yang harus dilakuin mana yang enggak. Kadang cuma larangan doang, tanpa dikasih tahu sebabnya dan akibatnya apa.

Iklan

Nah yang menarik, adalah karena elo juga dulu sekolah di SMA yang isinya cowok semua. Ada keuntungannya gak sekolah homogen? Dan gimana obrolan lo soal sex education di sekolah sama guru/teman?
Ada banget. Gue enggak kebayang kemarin gue sekolah yang isinya cewek cowok lagi kayak gue SMP. Gue ngobrolin soal sex education atau becandaan sex gitu pasti cuma bbrp orang waktu SMP. Kalau di SMA, hampir semua cowok, jad engga ada malu nya untuk cerita apalagi becandaan. Bahkan gurunya juga bisa cerita soal kehidupan sex-nya dia sama istrinya, terus pas di kelas anak-anak pada nanya, ada juga yang becandain gitu, ya lebih enak aja situasinya.

Mitos apa yang perlu diberantas soal pengajaran sex education di Indonesia?
Mitos yang harus diberantas kayak: kalau anak tuh semakin dilarang malah semakin nurut. Enggak juga padahal. Lah gue, dilarang bapak gue nonton mesum dari kecil, eh semakin gede malah gue semakin semangat nyari hal-hal yang berbau seks. Beda cerita kalau misalkan gue dilepas aja gitu, mungkin gue ada bosennya atau ada cukupnya. Tapi karena dari kecil dilarang, nah sekarang pas bebas malah pengen cari-cari terus.

MAHARANI REGITA, 34, Editor

Waktu kecil pernah dapat sex education dari orangtua atau dari sekolah?
Enggak pernah.

Pandangan kamu sebagai seorang ibu soal pendidikan seks di Indonesia bagaimana?
Sebenarnya buat orangtua yang pemikirannya sudah mulai maju sih itu penting. Cuma memang cara menyampaikannya juga enggak harus frontal karena orang Indonesia tuh mau enggak mau masih sangat tertutup. Jadi menurut aku sex education seperti apa yang dilakukan di luar negeri sih enggak bisa sama kalau mau dilakukan di Indonesia, harus diolah lagi penyampaiannya. Harus pelan-pelan kalau di sini karena memang orangtuanya sendiri seperti aku, enggak punya sex education juga sebelumnya. Kita belajar sendiri otodidak, dan pada zamannya aku mungkin kejahatan seksual belum sebanyak sekarang. Sekarang makin berbahaya dan anak-anak harus tahu seperti apa. Cuma ya caranya berbeda.

Iklan

Cara seperti apa yang menurut kamu sebagai seorang ibu cocok diterapkan di Indonesia?
Kalau menurutku dari gurunya sendiri yang perlu ngasih tahu secara detail perbedan antara laki-laki dan perempuan itu apa. Apa yang tidak dan boleh dilakukan terhadap tubuh mereka dan itu enggak bisa melalui textbook ya. Karena itu bukan sesuatu yang ada di text book terus anak-anak harus membaca dan mengerti.

Pentingkah pendidikan seks diajarkan di rumah?
Menurutku penting ya tapi misalnya kalau sekarang bisa mulai dari guru BP-nya dulu. Di sekolah anakku yang ngajarin itu bukan gurunya, tapi gurunya membawa para ahli. Itu yang paling penting, karena gurunya sendiri juga belum tentu dapat sex education, pendidikan sex education bagi guru itu kan enggak ada. Harus misalnya dokter, ahli kriminal, psikolog, sama sosial itu harus bergabung buat mengedukasi guru-giru itu supaya mereka bisa mengajarkan anak-anak, karena enggak bisa text book aja.

Menurut kamu apa mitos soal sex education di Indonesia yang masih sering salah dipersepsi?
Yang salah itu adalah mitos yang menganggap kalau 'sex' itu adalah sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Padahal kita semua yang hidup hampir sangat pasti akan dan pernah melakukan sex, memang itu adalah sesuatu hal yang privat, tapi kan seks itu bukan sesuatu hal yang dilarang, asal ada aturannya dalam menjalankannya. Kan selama ini kan seks itu dianggap tabu, enggak boleh, kotor. Semakin dilarang, semakin anak-anak itu ingin tahu kan. Dan ngomongin soal seks sama orangtua ya enggak apa-apa, enggak usah dulu kita ngomongin soal sexual intercourse, kita bisa mulai dari ngomongin apa yang ada di dalam tubuh deh. Misal ngasih tahu anak, "nak nanti kamu akan mens ya", atau pertanyaan "kenapa sih perempuan bisa hamil ya?" Gitu aja dulu.

Iklan

Kalau kamu sendiri mengajarkan ke anak yang sekarang sudah 7 tahun sudah sampai mana saja?
Aku sih sudah mengajarkan dia tentang kenalin dirinya dulu saja. Tubuhnya itu sendiri, kalau dia sudah mengenal dirinya kita baru bisa ngajarin kalau perempuan beda sama cowok. Untuk menjaga dia dari hal-hal yang tidak diinginkan, aku ngasih tahu dia "kamu enggak boleh mandi bareng sama cowok" meskipun sama-sama anak kecil. Kalau keluar rumah harus tertutup. Karena banyak anak kecil keluar rumah pakai tanktop atau celana pendek saja. Jadi kalau dia mau pakai rok pendek tapi aku pakaikan legging, jadi dia tahu malu. Anak kecil harus kita ajarin malu dari awal.

QUINCY DE NEVE, 22, Penyiar Radio

Waktu kecil pernah diajarin sex education?
Enggak pernah diajarin sih. Nyokap gue kayak masih kolot gitu masih nganggap hal kayak gitu enggak perlu diajarin. Alhasil ya gue nyari-nyari sendiri. Kalau pas sekolah di Indonesia sih enggak diajarin, tapi pas gue sekolah di Filipina itu diajarin.

Nah kalau waktu elo sekolah di Filipina diajarinnya gimana?
Di Filipina paling diajarin kondom doang sih. Kayak cara pakenya. Tapi tetep diingetin jangan seks bebas.

Kalau elo cari-cari informasi sendiri medianya apa? Apa lo pernah nyoba nanya-nanya ke orang?
Palingan internet doang sih. Itupun gue nyari kalo ada pemicunya. Misalnya gue lihat di film, terus gue enggak tahu itu apa. Jadi yaudah gue cari di internet. Tanya ke orang-orang juga pernah sih, ke temen-temen.

Menurut elo seharusnya di Indonesia sex education diajarin di mana saja? Dan sampai level yang gimana?
Menurut gue harusnya sejak SMP sudah mulai diajarin, tapi tergantung karakter tiap daerah ya. Kalau di Jakarta mah kudu dari SMP kayaknya karena pergaulannya relatif lebih bebas.

Stereotipe/mitos apa yang perlu didobrak soal pendidikan di indonesia?
Misalnya kayak cewek yang melakukan hubungan sex di luar nikah itu pasti dicap sebagai cewek enggak baik-baik. Sementara kalo cowok? Pasti orang ngomongnya "ah maklum lah namanya juga cowo, pasti bandel". Naaah stereotipe kayak gitu yang menurut gue mesti dihapus. Kalau di sekolah tuh pasti ada pembicaraan "Kalau cewek godain jangan mau, jaman sekarang cewek-cewek serem-serem". Even di kuliah aja dosen gue banyak yang ngomong gitu haha. Semacam hal-hal sexist gitu, diskriminatif kesannya.

Kalau dari hal-hal tabu soal sex education di Indonesia ada yang menurut elo perlu dibenerin gak? atau simplenya hal tabu paling mengganggu soal sex education itu apa?
Soal kondom deh kayanya.Tiap kali ada sosialisasi soal kondom, pasti orang cenderung skeptis dan enggak peduli. Padahal itu penting bagi. Hal yg berguna malah dianggap tabu. only in indonesia kayanya tuh hahaha.