Mengantar Fans Hip Hop ke Jantung Konflik Agraria
Foto oleh Wadezig

FYI.

This story is over 5 years old.

Musik

Mengantar Fans Hip Hop ke Jantung Konflik Agraria

Belum lama ini Ucok a.k.a Morgue Vanguard merilis single terbaru bersama Doyz. Duo rapper kawakan itu kukuh mengangkat topik konflik lahan, kendati keriuhan Indonesia didominasi pilgub DKI.

"Simpan doktrin kalian soal cinta tanah air/bagi mereka yang tak punya tanah dan selalu membeli mahal air/ bagi mereka yang terusir dan menjadi martir/saat nasib dipaksa parkir di bawah cakar Garuda." Kalimat lantang ini tak saya temukan dalam pamflet atau pidato dalam aksi massa besar yang belakangan ini sering digelar di jalanan Jakarta. Beberapa aksi-aksi turun ke jalan belakangan ini, bagi saya, adalah habitat bagi ujaran-ujaran kebencian, bukan kalimat menggugah seperti ini.

Iklan

Saya justru menemukannya dalam single "Check Your People", hasil kolaborasi dua MC papan atas Indonesia, Morgue Vanguard (ex-Homicide, Bars of Death) dan Doyz (Black Kumuh). Keduanya menggelontorkan lirik yang membabat habis dalih pendukung kebijakan reklamasi Tanjung Benoa, hiruk pikuk demokrasi kotak suara (atau gampangnya pilkada serentak), serta satu larik tentang legenda thrash metal lokal: Rotor.

Ini bukan pertama kali Harry 'Ucok' Sutresna AKA Morgue Vanguard dan Doyz berbagi bar. Tahun lalu, kolaborasi rapper Bandung-Jakarta itu menggelontorkan rima-rima berisi penghormatan terhadap kultur hip-hop oldschool dalam single Testamen.

Dibalut musik yang jauh tren hip-hop kekinian—terdengar lebih mirip single dari masa keemasan hip-hop di dekade 90-an—'Check Your People' garang menyerang kasus-kasus perempasan tanah oleh korporasi yang marak belakangan. Cukup dengan membaca lirik 2 x 24 bar single ini, anda seketika sadar perampasan tanah lebih lazim terjadi daripada kasus pembunuhan menggunakan oplosan kopi dan sianida. Tanah yang dijadikan lahan sengketa membentang dari Kulon Progo, Indramayu, Tulang Bawang, Karawang, Jambi, hingga Sumatra Utara.

Sepertinya telah menjadi suatu kewajiban bagi Ucok untuk menyertai karya-karya—meski hanya sebuah single—dengan senarai tulisan tajam. Seperti pendahulunya, "Check Your People" menyertakan berbagai tulisan yang dinukil dari website-website progresif seperti Indoprogress.com, selamatkanbumi.com dan anarkis.org. Seakan semua itu belum cukup untuk memastikan 'Check Your People' sebagai single paling politis awal 2017, Grimloc  Records merilis single ini tepat menjelang pelaksanaan pilkada serentak.

Iklan

Mungkinkah momen perilisan single ini memang usaha Ucok cum suis menandingi kebisingan pilkada serentak agar tidak melulu mendominasi perbincangan publik?  Saya menghubungi Ucok bicara untuk mencari tahu jawaban pertanyaan ini. Dalam kesempatan itu, kami sekaligus berbincang tentang isu sengketa tanah, isu-isu di luar demokrasi kotak suara, dan kenapa sound-sound karya Morgue Vanguard terdengar lebih ngepop belakangan.

VICE Indonesia: Bagaimana peran kamu dan Doyz dalam pembuatan lagu ini? Siapa duluan punya ide kolaborasi?
Morgue Vanguard: Sebenernya saya sih. karena emang ide awalnya sebenernya dari pas mau bikin  finalnya Testamen kemarin. Terus kemudian mau bikin 7 inch, ternyata engga cukup lagunya tuh, engga cukup spacenya. Okay. kami bikin 10 inch. Ternyata harga 10 inch sama 12 inch sama tuh. Jadi kagoklah kami bikin 12 inch akibatnya masih banyak [sisa] ruang gitu akhirnya gimana kalo misalnya kami tambah lagu lagi sehubungan ada ide gini-gini gini. kami setuju. Jadi akhirnya kami nambah lagi 4 lagu. Yang tadinya yang mau single cuma 7 inch berkembang jadinya  jadi EP, tambah dua lagu remix. Totalnya enam lagu. Check Your People salah satu lagunya.

'Check your People' mengingatkan pada Downset, apa benar pengaruh mereka di single ini?
Downset? mungkin iya, mungkin engga. Frase itu sih sebenernya frase umum di hip-hop kayak power to the people. Salah satu grup yang mungkin pernah memakai frase ini adalah Downset. Tapi yang pasti sih emang itu [Check Your People] adalah frase umum di hip-hop khususnya yang emang ada urusannya dengan yang begituan.

Iklan

Kenapa memilih isu sengketa agraria sebagai latar 'Check Your People'? Apakah isu ini yang paling mendesak serta tak banyak disorot media di Indonesia?
Oke ini bukan spesifik konflik agraria ya. Mungkin konflik agraria itu adalah  salah satu  dari contoh konflik-konflik akar rumput yang memang sekarang ada. Kami cuma ngangkat isu-isu akar rumput supaya jadi perhatian lagi. Karena memang mungkin hari ini, isu akar rumput itu ketutup isu politik elektoral yang sekarang ada. Kesannya anak-anak muda sekarang tuh  mikirnya  kalau politik itu udah pasti urusannya dengan politik elektoral. Padahal sebenarnya yang paling penting dari politik itu adalah bagaimana merumuskan  masalah-masalah yang ada di akar rumput.  Konflik agraria kebetulan aja [diangkat] karena engga bisa dilepaskan dari permasalahan-permasalahan akar rumput. Tapi [isunya] engga cuma konflik agraria, saya pikir sih. Misalnya [masalah] perburuhan juga ada disitu, kemudian konflik penggusuran urban miskin kota juga bagian dari itu.

Apa pentingnya melepas single macam 'check your people' di masa orang lebih gampang percaya hoax?
Itu makanya kenapa kami duluan lepas single ini sebelum kemudian vinylnya kami rilis karena saya pikir momentumnya sekarang ketika orang-orang berpikiran  bahwa isu-isu elektoral itu jadi isu krusial politik hari ini gitu, padahal politik elektoral adalah bagian dari krisisnya. Dan salah satu hasil dari politik elektoral adalah penyebaran hoax untuk kepentingan politik kotak suara. Vinylnya sendiri baru akan beres dua bulan lagi gitu tapi kami engga mau nunggu momentum ini lewat karena saya pikir ada yang harus disampaikan kepada berbagai kawan-kawan generasi baru sekarang untuk melihat alternatif melakukan perubahan selain dari kotak suara.

Iklan

Apakah lagu ini dirilis untuk menandingi keriuhan debat soal pilkada DKI?
Ini kontribusi kami dalam desiminasi informasi tentang politik akar rumput. Saya pikir bukan cuma saya saja. Ada kawan-kawan yang menyebarkan wacana serupa. Saya pengennya banyak kawan-kawaan untuk baca lagi banyak referensi tentang politik akar rumput.

Sound rilisan Grimloc, atau karya Ucok pribadi sekarang, lebih poppish dan sampling-nya lebih kentara. Ada tujuan tertentu? Ingin menggaet pendengar muda?
Ya. Memang sejak Homicide beres, saya banyak bereksperimen dengan musik terutama di  Bars of Death dan kemudian nanti proyek-proyek solo saya. Saya pengen bikin lagu hip hop yang memang dulu saya dengarkan. Kalau Homicide kan lebih eksperimental. Proyek homicide itu proyek membongkar batas-batas wilayah-wilayah yang dipahami sebagai hip-hop. Jadi, itu sih kayaknya udah.

Jadi, saya pengen bikin hiphop yang seperti dulu saya nikmatin lagu hip hop tuh seperti apa. Kalau saya (terdengar) lebih agak poppish atau apa, mungkin bisa juga dibilang begitu. Tapi saya pikir justru hip-hop itu emang awalnya seperti itu dan komposisinya memang seperti itu, roots samplingnya seperti itu. Banyak ngambil dari r n' b lama, jazz lama, progresif rock tahun  kapan  gitu. Memang nuansanya seperti itu.

Kalau pertanyaannya tujuannya seperti apa? Tujuan saya memang pengen lebih accessible. Tema yang saya sampaikan itu udah cukup berat, saya pernah pake musik yang juga "berat", sekali-kali pengen nyoba dengan musik yang lebih accessible, mumpung bareng doyz, engga ada salahnya nyoba. ini bukan berarti saya mencoba untuk memkompromikan musiknya sendiri, karena saya pikir musiknya sendiri saya engga kompromi. Engga mengikuti trend tertentu. musiknya tetap apa yang saya dan Doyz sukai.

Kami menemukan referensi isu-isu kekinian ada di lagu Check Your People, seperti drama pengadilan Jessica, konflik sara, isu pilkada. Lirik kalian seakan menyindir bahwa itu bukan konflik. Jadi, konflik yang mana yang harusnya kita perhatikan?
Oke. Mungkin kalau seperti itu khusus yang tadi kalimat (persidangan Jessica) yang tadi itu Doyz lebih paham  maksudnya, tapi intinya sih cuman Doyz sama saya ujungnya ingin menunjukan  bahwa wilayah wilayah konflik yang mana yang sebenernya  merupakan akar dari pemasalahan. Makanya itulah kenapa kemudian kami menyertakan pdf (booklet) karena saya yakin lirik kami enggak cukup juga untuk  membicarakan banyak hal. (booklet yang disertakan dalam single ini) juga menjadi referensi kami atau pintu orang-orang  untuk masuk ke wacana yang lebih luas lagi. Ada link-link di situ, itu tujuannya untuk memberi rujukan  ke banyak orang lain yang mungkin belum tahu bahwa ada wacana yang lebih besar dari cuman isu-isu yang selama ini di permukaan.

Jadi isu-isu tadi tidak mendesak untuk dibereskan?
Iya betul seperti itu kurang lebihnya ya. Kenapa kurang lebih? Itu kenapa kami sajikan isu-isu (akar rumput) itu dalam bentuk booklet. Kami juga pengen ngasih referensi lebih luas lagi. Mungkin isu-isu itu tidak tersampaikan saat rekaman. kami cuma punya 2 X 24 bar.  Makanya, kami kasih link juga Indoprogress.com,selamatkanbumi.com, Anarkis.org, atau watchdoc karena itu referensi-referensi yang kuat untuk kawan-kawan (melihat permasalahan akar rumput) lihat lebih luas lagi. Bahkan lebih luas dari yang kami katakan di lagu itu.

Masih percaya rilisan single ini, ditambah booklet di dalamnya, bisa mendorong kesadaran pendengar soal isu sengketa agria di Indonesia?
Saya sih  berusaha percaya. Seperti hal lain atau musik yang saya bikin di masa lampau, semuanya adalah upaya untuk mencoba. Apakah kemudian gagal atau apa, ya itu engga tau lah. Mungkin kurang matang. Buat saya, selama ini memang musik itu irisannya lebih dekat dengan mencoba apa yang saya yakini. Saya mencoba untuk percaya paling engga dengan teknologi zaman sekarang, (single) ini bisa mencapai lebih banyak orang dari apa yang saya lakukan dulu. Yang hari ini bisa dilakukan kan engga bisa kita lakukan tahun 90-an gitu. Kami rilis single seenaknya aja untuk menjangkau banyak orang. Dulu begini kan tidak mungkin. Apalagi kalau dicetak itu bookletnya tebel banget. Kalau sekarang mungkin. Booklet itu saya bikin pdf, didownload dan dipakai banyak orang. Saya harap sih begitu.

Vinyl 12 Inch Testamen bakal dirilis Grimloc dalam waktu dekat