Traveller Bego

Manajer Hostel Berbagai Negara Cerita Soal Tamu Paling Rese Pernah Mereka Temui

"Dia malah mengambil beraknya yang sempat jatuh dan membawanya ke kamar."
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
Manajer hostel berbagi kisah tamu terburuk mereka
Gambar milik pengguna Flickr Rick via a CC 2.0 licence

Bagi staf penginapan, berurusan dengan wisatawan menjengkelkan adalah santapan sehari-hari. Banyak tamu yang menganggap dirinya raja, sehingga mereka mengira bisa melakukan apa pun seenak udelnya. Rasanya sudah tak tahan ingin menghardik mereka, tapi masalahnya karyawan hotel harus tetap menjaga profesionalitas. Mereka pun terpaksa menghadapi orang-orang macam ini dengan sabar, dan membersihkan semua kekacauan yang telah dibuat.

Iklan

Kali ini, kami ingin mendengar langsung cerita dari beberapa staf hotel di seluruh dunia tentang tamu paling ngeselin, aneh, atau sengak yang pernah mereka layani.

1562827101369-1365489404_8d2f99d933_o

Semua foto di artikel ini hanya sekadar ilustrasi dan tak ada hubungannya dengan cerita pengalaman staf. Gambar ini milik pengguna Flickr Makai Clothing via a cc 2.0 licence

Yellow Hostel di Roma

Pada 2016 lalu, kami kedatangan tamu asal Selandia Baru yang mengaku sebagai pendeta Vatikan. Setelah check-in, lelaki 40 tahun itu menjelaskan dia datang ke sini untuk menemukan dirinya sendiri. Dia bilang kepadaku sedang mempertanyakan seksualitasnya dan butuh waktu menyendiri buat merenungkan imamatnya. Saat itu, kami sedang menawarkan paket bus party yang membebaskan tamu bersenang-senang. Tanpa disangka-sangka, si pendeta ini sangat antusias mencobanya.

Dia minum-minum dan balik ke hotel bareng orang-orang yang ditemuinya selama party. Dia kabur tengah malam sewaktu “teman-temannya” sudah tertidur pulas. Keesokan paginya, mereka baru menyadari habis dirampok habis-habisan sama si pendeta. Kami mencari tahu tentangnya di Google, dan ternyata dia seorang penipu ulung yang menyamar sebagai pendeta. Dia sudah melancarkan aksinya di seluruh Australia dan Selandia Baru. Kami cuma berharap dia akan mengakui perbuatannya di The Yellow suatu saat nanti.

Hostel Sant Jordi di Barcelona

Tiga tahun lalu, ada cowok berjas yang mendatangi resepsionis dan menanyakan salah satu tamu cewek yang menginap di hostel kami. Orang yang dimaksud adalah cewek Kanada yang sedang jalan-jalan bareng sahabatnya. Mereka masuk beberapa hari lalu, dan aku masih ingat dia tidur sama salah satu tamu kami dari Australia. Aku pergi ke kamarnya untuk kasih info ada orang yang mencarinya di bawah. Sahabatnya menyuruhku pergi, dan cowok Australia (yang masih berbaring di tempat tidurnya) bingung apa yang sedang terjadi. Cewek itu terus bilang kalau cowok yang ada di bawah itu kekasihnya. Kami akhirnya pergi ke tempat resepsionis dan dia masih mengenakan piyama. Setibanya di sana, mereka berpelukan dan pacarnya mengeluarkan cincin berlian. Si cewek dilamar tepat di hadapanku. Aku tak bisa memercayai apa yang baru aja kulihat. Aku kikuk soalnya tahu tabiat tuh cewek kayak gimana beberapa hari ini.

1562827300792-85354687_91b3cfa65f_o

Gambar milik pengguna Flickr Scott O'Dell via a CC 2.0 licence

Iklan

Downtown Hanoi Backpackers

Saat sedang melakukan tur hostel, aku dan rombongan berhenti di restoran di sebuah desa dekat Hanoi. Lelaki paruh baya asal Australia di rombonganku kelihatannya sudah teler, dan dia tiba-tiba kepingin membebaskan babi di kandang sewaktu kami mau kembali ke bus. Entah gimana caranya, dia berhasil nyogok petugas di meja pendaftaran. Tanpa sepengetahuan kami, babi itu beneran bebas dan terbungkus di dalam tas. Jadinya itu babi ikut balik ke Hanoi. Kami kira dia bakalan melepas babinya di ladang dekat hostel, tapi ternyata enggak dong.

Keesokan harinya, aku menemukan babi di tempat main biliar yang ada di lantai tujuh. Hewan itu sedang tidur di sebelah seniman tato Thai yang berdandan ala bajak laut. Benar-benar aneh.

Sayang sekali, hostelnya tutup tak lama setelah insiden itu.

1562827417879-6072950736_8566e3749b_b

Gambar milik pengguna Flickr Barnacles Budget Accommodation via a CC 2.0 licence

Raratonga Backpackers

Pernah ada tamu yang super berisik, tapi ngotot mau tetap nginep pas diusir. Manajerku akhirnya mendatangi kamar mereka, dan mencium bau busuk di sana.

Dia pun menyelidiki asal baunya, dan ternyata pasangan ini telah mengumpulkan sekitar 1.000 teripang dari laguna dan mengeringkannya di atap hostel. Mereka sudah melakukan ini selama beberapa minggu. Setiap hari, mereka keluar pukul 1 pagi dan balik ke kamar pukul 3 pagi untuk memilah koleksi mereka. Dari sini, aku baru sadar kalau merekalah yang membuatku terjaga semalaman.

Mereka dari Cina, dan berencana membawa pulang teripang curian mereka. Katanya, makhluk laut ini adalah makanan mewah. Ujung-ujungnya mereka dideportasi.

Iklan

Seperti diceritakan pada Never Ending Footsteps

1562827569521-3566424833_69efac7d4a_b

Gambar milik pengguna Flickr Jenni Konrad via a CC 2.0 licence

Hostel Bodega di Ko Phangan

Waktu itu, salah satu tamu laki-laki kami mabok habis kebanyakan minum. Dia BAB di celana saat merangkak naik tangga. Dia malah mengambil pupnya yang sempat jatuh dan membawanya ke kamar. Dia kayaknya sadar apa yang dibawa pas ke kamar mandi. Dia melemparkannya begitu aja dan muntah-muntah. Dia langsung berkemas (dengan tinja masih menempel di tubuhnya) dan check out. Stafku syok melihatnya sampai-sampai mereka mengiyakan aja kemauannya.

Anehnya, dia balik lagi keesokan siang dan bertanya, “Berapa besar kerugiannya? Kamu punya fotonya, gak? Aku bego banget ya haha.” Habis itu dia check in lagi!

Follow Laura di Instagram

Artikel ini pertama kali tayang di VICE AU.