FYI.

This story is over 5 years old.

Kejadian unik

Pelajaran Dari Pendaratan Darurat Pesawat Gara-Gara Salah Satu Penumpangnya Kentut

Peristiwa mendaratnya pesawat akibat ada penumpang kentut enggak berhenti-henti, menurut penulis, adalah pertanda kalau kita enggak usah mikir dulu tentang perjalanan luar angkasa.
Foto via Flickr/Terry Whalebone; dikolasekan oleh penulis

Gila, ini sudah tahun 2018 dan ternyata isi perut seorang penumpang yang baunya enggak ketulungan bikin sebuah pesawat mendadak darurat (lagi).

Insiden ganjil macam ini enggak baru ini saja kejadian loh: tahun 2015, insiden macam ini pernah terjadi dan bahkan diberi nama Poo Plane OG. Gara-gara eek yang baunya enggak ketulungan sebuah pesawat British Airways yang sedang terbang ke Dubai, kudu balik lagi ke Bandara Heathrow. Setahun kemudian, seorang penumpang pria dalam penerbangan ke Paris mengencingi sesama penumpang dan bikin baku hantam hebat di pesawat. Terus, Agustus tahun lalu, sebuah pesawat yang baru take off dari Will Rogers World Airport, Oklahoma harus mendarat lagi cuma gara-gara ada bau eek yang menguar dari bagian belakang pesawat. Dan akhir pekan ini, ketika kita semua berpikir kalau media tak akan mengedarkan berita-berita semacam ini, sebuah pesawat harus mendarat di Austria dalam perjalanannya dari Dubai ke Amsterdam karena anus salah satu penumpangnya “menolak” berhenti kentut!

Iklan

Supaya lebih afdol, mari kita kutip beberapa berita tentang peristiwa ganjil ini. Nah, baru setelah itu, kita bisa membahas habis-habisan penggunaan kata “menolak” dalam semua pemberitaan insiden ini:

Seorang penumpang pria baya pesawat maskapai Transvia Airlines yang namanya tak diumumkan terpaksa dikeluarkan setelah pesawat yang ditumpanginya terpaksa mendarat di Vienna, Austria.

Menurut beberapa laporan, dua orang yang duduk di sebelah pria tersebut berulang kali untuk tidak buang angin. Diduga pria tersebut sudah berulang kali buang angin.

Belum jelas apakah pria tersebut memiliki kondisi medis tertentu atau sengaja kentut untuk mengganggu penumpang lain di sekitarnya. Yang jelas, kentutnya sangat menganggu sampai memicu perkelahian

Setelah beberapa kali peringatan dari staff maskapai dan intervensi dari polisi, pesawat terpaksa mendarat agar polisi bisa masuk ke dalam menangani masalah ini.

Anggota kepolisian Austria segera merespon permintaan maskapai Transvia. Mereka masuk ke dalam pesawat sambil membawa anjing terlatih untuk mengusir pria baya yang perutnya kembung tersebut. Rekaman insiden ini dibagikan di media sosial oleh Alfred Dekker.

The Independent , atau saya sih sering nyebutnya Indy 100, 17 Februari 2018

Ternyata, yang diminta turun enggak cuma si bapak-bapak yang perutnya penuh gas itu. Dua orang bersaudari yang duduk di baris sebelahnya juga ikut diturunkan.

Iklan

Dalam pemberitaannya, De Telegraaf seakan-akan menyimpulkan kalau insiden ini enggak cuma melibatkan seorang pria paruh baya yang kentut terus sampai orang-orang di sekitarnya ngamuk-ngamuk.

Menurut saya sih, ini gila karena ikut diturunkan. Kami enggak kenal siapa pria-pria ini. Kami cuma kebetulan duduk di baris yang sama dan kami tak melakukan apa-apa,

Mereka juga tak melakukan apa-apa yang bisa dijadikan alasan tindakan aneh kru Transvia.

Jangan-jangan semua berpikir kalau orang Maroko dimana-mana bikin masalah? Inilah kenapa kami tak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja.

Kami harus mencari sendiri penerbangan dari maskapai lain untuk pulang.

Intinya saya mau cuma bisa ngomong, yang provokatif dan bikin malasah ini tambah runyam itu kru Transvia.

Baiklah, setelah membaca pemberitaan tentang kasus ini, saya juga pengin unjuk pendapat. Tenang, cuma ada empat point kok. Dibaca aja ya. Paling-paling panjangnya cuma 50 sampai 1.000. Pokoknya enggak akan bikin kamu membuang sia-sia sisa hidup kalian kok.

1. Saya termasuk orang yang tenang. Kami berdua—saya dan anus saya maksudnya—punya hubungan simbiotik yang dibangun di atas rasa saling percaya yang kuat. Maksudnya, saya jarang boker atau kentut kecuali kalau sudah waktunya. Saya juga enggak suka kentut sembarangan di depan orang lain. Malu lah. Kalaupun udah kebelet, saya mah mendingan ngibrit ke kamar kecil dan kentut atau boker di sana. (Banyak orang yang bilang kalau saya kelewat kaku memperlakukan anus saya dan bilang kalau saya kudu konsultasi ke psikolog). Sudah gitu, saya sudah lama enggak boker di celana. Menurut saya mah masalahnya sederhana saja: kalau kamu kebelet kentut, sebenarnya kamu bisa menahan dorongan itu sampai beberapa saat kok. Kamu enggak harus kentut terus-terusan di atas sebuah pesawat. Malah, kamu bisa enggak kentut sama sekali di atas pesawat. Lagian, kalau kamu sudah kentut berkali-kali sampai-sampai orang di sebelahmu ngomel-ngomel masalah kentutmu, kesimpulannya cuma satu: kamu sudah kentut terlalu sering (dan mungkin bau banget).

2. Saya beneran penasaran deh. Memangnya harus berapa kali penumpang di sebelahmu kentut sampai kamu memencet tombol “Call Hostess” dan protes? Kalau saya sih kira-kira begini tingkatannya. Satu kali kentut: saya masih adem ayem. Wong kentut itu proses biologis yang alami. Orang bisa kentut di mana saja. Kentut kedua: saya mulai mikir hal-hal yang enggak-enggak tentang penumpang di sebelah saya. Ini alasannya: penerbangan Dubai ke Amsterdam bisa ditempuh dalam tujuh setengah jam sementara manusia normal rata-rata bisa kentut 14 kali dalam sehari atau 1,7 kali per jamnya. Artinya, selama penerbangan dari Dubai ke Amsterdam, setiap penumpang punya alokasi kentut sebanyak 12,75 kali. Cuma, sebagai seorang Inggris sejati, saya tercabik-cabik antara dua urgensi yang sama kuatnya: urgensi untuk protes dan urgensi untuk enggak protes. Jadi pertanyaannya balik lagi: berapa kali sih orang harus kentut sembarangan sampai saya bakal protes? Kentut ke enam sampai 12 sudah pasti bikin saya keki dan ngomel-ngomel enggak jelas. Di atas 12 kali, saya mungkin sudah bikin rencana membunuh penuh si penumpag bedebah diam-diam. Tapi kalau saya ditanya, apakah saya bakal manggil pramugari/pramugara untuk protes? Sampai-sampai pesawatnya mendarat darurat? Kayaknya batasan kentutnya enggak akan ada deh. Orang di pinggir saya boleh kentut sepuasnya.

3. Saya juga mikir, kalau ada orang yang minta saya berhenti kentut, saya bakal legowo dan berhenti kentut. Saya engga bakal menolak berhenti kentut. Coba bayangkan bagaimana malunya kalau kamu diminta orang lain—orang yang enggak kamu kenal—untuk berhenti kentut di depan umum? Iya sih, kadang kita kudu banget kentut. Saya ngerti banget kok. Cuma kalau ada penumpang lain yang melotot dan langsung ngomong: “ Pak, bisa berenti kentut atau saya daratkan pesawatnya—atau lebih ekstrem lagi, kalau kapten penerbangan bilang lewat interkom agar semua penumpang berhenti kentut—saya langsung patuh berhenti kentut. Saya paham banget tentang kentut. Wong saya sudah kentut sebelumnya. Tapi, saya juga pernah kebelet kentut cuma saya tahan. Apalagi kalau ada yang minta saya untuk enggak kentut terlepas mintanya pakai melotot atau enggak, saya agak tahan kentut saya sekuatnya kalau sampai badan saya bergetar dan meledak menahan kentut.

4. Setelah mempertimbangkan, beberapa point di atas, rasanya kita harus mengakui bahwa umat manusia mungkin secara psikologis enggak didesain untuk bepergian dengan pesawat. Ini beneran perlu dicamkan loh. Buktinya, sampai 2018, masih saja ada penumpang yang berkelahi, kencing, kentut sampai buang hajat yang baunya enggak menusiawi di pesawat. Berangkali kita kelewat dehidrasi dan jadi gila di dalam pesawat—terutama dalam penerbangan yang panjang. Baru-baru ini, saya terbang 12 jam dari kawasan pantai barat Amerika Serikat pakai inovasi manusia yang kita sebut sebagai “pesawat terbang.” Saya akui, saya hampir gila selama penerbangan. Hipotesa saya sih, manusia bakal gila bila menjalani penerbangan selama 12 jam non-stop. Elon Musk baru-baru mengirim mobil kesayangan ke ruang angkasa dengan cara-cara yang dipakai oleh musuh-musuh film James Bond (terutama musuh Bond ketika belum dibintangi Daniel Craig). Tiap kali saya lihat baju astronot kosong yang ditempatkan di mobil itu, saya selalu mikir: bagaimana di dalamnya ada manusia? Bukannya dia bakal meledak gara-gara terus-terusan nahan kentut? Jangan-jangan mereka juga nonton dua episode New Girl (enggak jelas eh season berapa) seperti saya pas bosen dalam penerbangan? Apa mereka juga bosan makan sajian di pesawat yang bahannya kebanyakan daging sapi dan rasanya asin banget dalam penerbangan 18 jam non-stop. Yang perlu kita garis bawahi adalah enggak usahlah dulu koar-koar soal perjalanan luar angkasa ke planet atau galaksi lain, lha wong kita masih sering bikin masalah dalam pesawat yang ngambang cuma beberapa ratus kaki dari permukaan tanah. Peristiwa pria kentut-kentut dalam perjalanan dari Dubai ke Amsterdam ini menyingkap satu sisi gelap manusia: enggak usah dululah pergi ke luar angkasa yang gelap dan belum kita kenal, kita bakal terkentut-kentut sampai mati.