Kesehatan Mental

Penelitian: Orang Sok Spesial Terbiasa dengan Privilese Enggan Mematuhi Aturan

Mereka merasa dunia tak adil saat dikasih peraturan.
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
Seorang lelaki mengacungkan jari tengah
Getty Images

Sense of Entitlement cenderung bikin seseorang lebih mementingkan dirinya sendiri. Mereka mengira bisa melakukan apa pun seenak udelnya. Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Social Psychological and Personality Science, peneliti menemukan orang yang sok spesial, yang dipengaruhi privilese akibat status ekonomi dan sosial, tak sudi mengikuti instruksi karena adanya anggapan peraturan sebagai pemaksaan tidak adil. Mereka lebih baik kalah atau dirugikan daripada harus dihukum gara-gara tidak mematuhi aturan.

Iklan

Studi tersebut mengacu pada penelitian terdahulu yang menunjukkan orang semacam ini tidak peduli mana yang salah dan benar, dan enggan menjadi orang yang lebih baik. Mereka merasa punya hak istimewa yang tidak dimiliki orang lain, sehingga berhak mendapatkan lebih dan hidup nyaman. Akan tetapi, peneliti tak dapat memahami kenapa mereka bisa berpikiran seperti itu.

Untuk mendapatkan jawabannya, peneliti Emily Zitek dari Universitas Cornell dan Alexander Jordan dari Fakultas Kedokteran Harvard menciptakan serangkaian skenario. Mereka membenarkan orang sok spesial cenderung malas mengikuti arahan saat bermain game pencarian kata.

Mereka kemudian mengulik kondisinya agar menemukan alasan lebih dalam. Peneliti mengajukan dua hipotesis. Pertama, orang sok spesial mungkin melihat instruksi sebagai hal merugikan atau terlalu mengatur. Kedua, mereka mungkin merasa terancam dengan hukuman yang dapat memengaruhi dirinya.

Namun, ternyata bukan itu alasannya. “Kami mengira semua peserta akan mematuhi peraturan saat dikasih tahu ada hukuman, tapi orang yang merasa spesial tetap malas mengikutinya,” Zitek menyatakan. Mereka juga tidak menaati perintah ketika mengetahui tidak akan dirugikan atau peraturannya tidak berlebihan.

Namun dalam skenario lain, peneliti mendapati orang sok spesial sangat sensitif terhadap situasi yang dianggap tak adil buat mereka. Percobaan terakhir yang didasarkan pada temuan ini memperlihatkan mereka mengabaikan instruksi karena ketidakadilan tersebut. Mereka merasa diperlakukan tidak adil, sehingga lebih baik rugi daripada mematuhi aturan.

Mereka berpotensi menimbulkan masalah jika dibiarkan, maka diperlukan solusi efektif untuk mencegahnya. “Ini menjadi tantangan besar bagi manajer, dosen, dan siapa saja yang ingin membuat orang dengan sense of entitlement tinggi tunduk pada peraturan,” ujar Zitek. “Mereka harus mencari cara yang jauh lebih adil dan tak banyak aturan.”

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US