Napi di sel penjara Maison d’arrêt de Bois d’Arcy, Prancis.
Napi di sel penjara Maison d’arrêt de Bois d’Arcy, Prancis. Semua foto oleh Jan Banning.
Fotografi

Mengintip Beragam Situasi Dalam Sel Penjara di Seluruh Dunia

Fotografer Jan Banning mengajak kita membayangkan rasanya mendekam di penjara Uganda, Prancis, AS, hingga Kolombia.

Lembaga advokasi Penal Reform International melaporkan pada 2020, lebih dari 11 juta orang di seluruh dunia mendekam di penjara. Organisasi nirlaba ini menerbitkan laporan tahunan yang mengulik kondisi penahanan secara global.

Foto diambil di sel laki-laki Penjara Calhoun County di Georgia, AS, pada Juni 2012.

Foto diambil di sel laki-laki Penjara Calhoun County di Georgia, AS, pada Juni 2012.

Laporan ini menjadi gambaran menyedihkan dari sikap tough-on-crime yang berlaku universal. Sebagian besar dari kita belum pernah merasakan menginap di hotel prodeo, sehingga tidak menyadari betapa memprihatinkan realita di dalamnya — yang mana satu sel sempit dapat menampung lebih dari satu orang. Kejahatan takkan bisa dituntaskan selama kita masih tidak peduli bagaimana suara kita secara langsung memengaruhi masyarakat miskin dan tak berpendidikan.

Iklan

Beberapa tahun lalu, fotografer Belanda Jan Banning mendatangi satu penjara ke penjara lain untuk melihat sendiri seperti apa keadaan di balik jeruji. Dari Uganda sampai Amerika Serikat, hasil jepretan Jan mengajak kita mempertanyakan kembali apakah lembaga pemasyarakatan dunia benar-benar telah mencapai tujuannya yakni membina, merehabilitasi dan mencegah terulangnya kejahatan.

Dari rumahnya, Jan menceritakan alasannya bisa mengakses penjara, apa saja yang disaksikan di sana, dan pelajaran apa yang diambil dari reformasi sistem hukum di seluruh dunia.

Foto diambil di Penjara Mutukula, Uganda, pada Maret 2013.

Foto diambil di Penjara Mutukula, Uganda, pada Maret 2013.

VICE: Apa yang ingin kamu sampaikan dari foto-foto ini? Kenapa kamu memilih negara-negara ini? Kenapa kita membandingkan penjara di Uganda dengan Prancis, misalnya?

Jan Banning: Saya ingin karyaku bisa memulai perbincangan publik. Dengan bantuan Max Planck Institute, saya mempelajari sejumlah metrik untuk memilih negara yang ingin dituju. Metriknya sebagai berikut: pembagian antara hukum sipil dan hukum umum, pertimbangan sifat geografisnya, dan seberapa penting peran negara ini di dunia. Saya lalu memilih dua contoh dari masing-masing versi utama hukum pidana: satu contoh Barat (hukum sipil Prancis dan hukum umum AS) dan satu contoh non-Barat (hukum sipil Kolombia dan hukum umum Uganda). Saya pilih AS karena negara ini memiliki hukuman mati, sistem paling radikal yang pernah ada.

Iklan

Penjara mana yang gampang diakses?

Mengejutkannya, penjara Uganda paling mudah diakses. Mungkin ini karena Komisioner Penjara Uganda yang liberal, terbuka dan transparan.

Napi hukuman mati mengajar biologi di Penjara Kirinya, Uganda pada Februari 2013.

Napi hukuman mati mengajar biologi di Penjara Kirinya, Uganda pada Februari 2013.

Bagaimana dengan yang lain?

Bagaikan mimpi buruk. Saya baru bisa mendatangi penjara-penjara Prancis setelah dua tahun mengurus segala tetek bengeknya. Butuh waktu kurang dari dua tahun untuk mengakses penjara AS, sementara penjara Kolombia dengan tingkat keamanan rendah dan sedang gampang dikunjungi. Lain ceritanya ketika mendatangi penjara dengan tingkat keamanan tinggi di Kolombia. Mereka membohongiku.

Saya diizinkan memasuki empat penjara dengan keamanan maksimum setelah mengajukan surat permohonan, tapi setibanya di sana, saya tidak boleh foto-foto selain kelas bahasa Inggris yang kosong dan bengkel tempat napi melakukan kerajinan kayu. Penjaranya sangat kotor dan penuh sesak. Di beberapa area, sipir penjara akan menghentikanku padahal saya cuma mengecek lensa. Para hakim di Kolombia tidak mau difoto karena berisiko.

Para tahanan laki-laki Establecimiento Carcelario de Reclusion Especial di Kolombia.

Para tahanan Establecimiento Carcelario de Reclusion Especial di Kolombia. Penjara ini hanya memiliki kapasitas 50 orang, tapi kenyataannya dihuni 100 orang pada Agustus 2011.

Apa hal paling mengejutkan yang kamu pelajari ketika melakukan proyek ini?

Saya terkejut dengan suasana santai di Uganda, dan mungkin yang terbaik dari semuanya. Penjaranya memang penuh sesak dan kemiskinan terpampang jelas di sana, tapi setidaknya, para tahanan tampak diperlakukan dengan baik.

Secara materi, Prancis adalah yang terbaik dari keempat negara. Napi boleh memiliki barang-barang yang diinginkan. Mereka bahkan bisa masak sendiri. Saya rasa sistem penahanan Prancis relatif bisa ditoleransi. Menurutku, kedua sistem ini relatif manusiawi.

Iklan
Penampakan sel tahanan di penjara Maison d’arrêt de Bois d’Arcy, Prancis pada Oktober 2013. Rutan ini dibuka pada 1980.

Penampakan sel tahanan di penjara Maison d’arrêt de Bois d’Arcy, Prancis pada Oktober 2013. Rutan ini dibuka pada 1980.

Yang paling menarik adalah perbedaannya sangat visual. Ada banyak warna hangat di foto-foto Uganda. Kalian bisa melihat warna kuning di mana-mana. Sementara itu, penjara AS terkesan dingin karena semuanya dilapisi stainless steel dan beton. Penjara AS terlihat jauh lebih menyedihkan.

Kenalanku yang mantan tahanan di Uganda, membenarkan dugaanku. Hubungan sipir dengan narapidana di sana sangat baik. Saya sempat mengira penjara Uganda adalah yang terburuk, dan penjara AS yang terbaik. Kedua negara itu paling mengejutkanku.

Apa yang membuatmu terkejut dengan sistem penjara AS?

Sistem penjara AS berada di bawah Departemen Pemasyarakatan [yang bertanggung jawab melaksanakan rehabilitasi dan pendidikan ulang terhadap narapidana agar kejahatan tidak terulang]. Akan tetapi, penjara AS tampak didesain untuk menghukum kriminal.

Rapat komite napi seumur hidup di Penjara Negara Bagian Georgia, AS, pada November 2012.

Rapat komite napi seumur hidup di Penjara Negara Bagian Georgia, AS, pada November 2012.

Apakah kamu diizinkan berinteraksi dengan napi?

Saya boleh ngobrol dengan napi di Uganda. Lelaki yang berjemur di lapangan penjara Prancis adalah bos mafia dari Corsica. Kami ngobrol sekitar setengah jam atau lebih. Saya hampir tidak bisa berinteraksi dengan tahanan di Kolombia dan AS.

Bos mafia “Sea Breeze” berjemur di lapangan penjara Centre Pénitentiaire de Lille-Annoeullin, Prancis, pada April 2013.

Bos mafia “Sea Breeze” berjemur di lapangan penjara Centre Pénitentiaire de Lille-Annoeullin, Prancis, pada April 2013.

Apa yang kamu harapkan bisa terjadi berkat seri foto ini?

Saya tidak bermaksud membuktikan mana yang lebih baik dan mana yang buruk. Bukan itu tujuan utamaku, meski akhirnya saya punya preferensi sendiri.

Lembaga pemasyarakatan dan cara kita menangani kejahatan tampaknya memainkan peran besar dalam politik banyak negara, terlebih lagi beberapa puluh tahun lalu karena munculnya partai populis dan gagasan turunnya tingkat kejahatan ditentukan oleh cara kita menghukum pelanggar.

Iklan

Dalam buku ini, saya menyajikan perbandingan tingkat kejahatan dan pembunuhan di beberapa negara Eropa, yang telah turun drastis. Dunia jauh lebih aman sekarang jika kalian melihat tingkat pembunuhan selama bertahun-tahun, mungkin dengan pengecualian tahun 1950 dan 1960-an. Saya rasa banyak orang tidak menyadarinya. Saya berharap buku ini dapat memberikan kontribusi pada debat publik seputar cara kita menangani kejahatan. Saya berpikir membandingkan sistem, situasi dan budaya yang berbeda bisa menjadi cara bagus mendapatkan perspektif.

Bagian kantor polisi Kakira di Uganda yang berantakan.

Bagian kantor polisi Kakira di Uganda yang berantakan. Foto diambil pada Mei 2010.

Apa yang membuatmu berpikiran penahanan tidak efektif dalam banyak kasus? Menurutmu, adakah kemungkinan alternatif dari sistem penahanan saat ini?

Saya sangat meragukan sistem penahanan secara umum. Saya paham dalam beberapa kasus, pelanggar hukum harus diasingkan dari masyarakat. Mereka tidak cocok untuk dikembalikan ke masyarakat, tapi yang kayak begini, kan, hanya segelintir saja. Saya rasa banyak dari mereka hanyalah orang-orang yang kurang beruntung, tidak pernah punya kesempatan, memiliki masalah kejiwaan, dan berada di kalangan terendah. Ras juga berperan di sini. Saya merasa sistem penjara terlalu fokus pada hukuman, dan ini bukan pilihan terbaik. Akan lebih baik jika mereka dibina dan diberikan kesempatan untuk menjalani kehidupan yang berguna bagi masyarakat. Pendapatku ini mungkin dipengaruhi oleh sistem di negaraku. Saking rendahnya tingkat penahanan di Belanda, kami sampai menyewakan penjara ke Norwegia dan Belgia.

Penampakan sel tahanan di penjara Maison d’arrêt de Bois d’Arcy, Prancis

Penampakan sel tahanan di penjara Maison d’arrêt de Bois d’Arcy, Prancis pada Oktober 2013.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.