FYI.

This story is over 5 years old.

Percintaan

Jangan Sering Mikir Putus, Penelitian Bilang Percintaan Kalian Bisa Berakhir Betulan

Masih mau meremehkan kekuatan pikiran? Sekarang ada validasi sainsnya lho...
Foto ilustrasi oleh Shutterstock.

Ramalan yang terbukti tepat adalah anak dari kecemasan dan sepupunya lingkaran setan. Contohnya adalah saat kamu terus-menerus memikirkan kemungkinan putus sama pacar, sehingga tak ada lagi ruang buat hubunganmu berkembang semestinya. Pada akhirnya, kamu putus beneran deh.

Dampak memikirkan risiko putus terhadap hubungan itu sendiri merupakan pertanyaan yang ditelaah dalam sebuah makalah terbit di jurnal Springer Motivation and Emotion. Para peneliti dari Vita-Salute San Raffaele University, Italia, mewawancarai lebih dari 100 responden soal komitmen dan perasaan setelah membahas bahwa hubungan mereka bisa kandas di suatu waktu—atau kapan saja. Peneliti menghujani responden dengan statistik menyedihkan kalau pada akhirnya semua hal akan berakhir, dan dengan menyediakan umpan balik yang bias soal kemungkinan mereka putus. Setelah itu, peserta ditanya soal komitmen mereka dan perasaan mereka mengenai pasangan mereka. Mengejutkannya, mereka merasa jauh lebih positif ketika mereka belum memikirkan soal putus. Sebaliknya, saat mereka diminta membayangkan kemungkinan putus yang besar, mereka menjadi takut dan dingin.

Apa yang bisa kita pelajari dari percobaan dengan 100 warga Italia ini, yang telah mendonasikan hati mereka yang rapuh untuk sains dan kini termenung di kamar masing-masing memikirkan hidup? “Komitmen hubungan yang menurun … mengarah pada pikiran untuk bubar dan, setelah itu, putus beneran,” tulis Giuseppe Pantaleo. “Putusnya hubungan, berpengaruh pada depresi, penderitaan psikologis, dan menurunnya kepuasan hidup.” Pantaleo menambahkan, penting bahwa psikolog, dokter, dan konselor memahami “peran gagasan putus terhadap hubungan romantis klien mereka.” Bagi kami, penting juga untuk menghindari para peneliti dari Vita-Salute San Raffaele University.