Pada Rabu (13/1) lalu, pemerintah Italia menggelar pengadilan paling massif bagi mafia sepanjang 30 tahun terakhir, di bekas gedung kantor perusahaan call center. Sebanyak 355 anggota ‘Ndrangheta, organisasi kejahatan terkuat di Italia, diadili bersamaan. Proses hukum ini dilangsungkan di kota Lamezia Terme, kawasan Calabria, di selatan Italia.
Setidaknya 900 orang dilibatkan memberi kesaksian. Mereka terdiri dari politikus, pejabat publik dan tersangka anggota geng.
Videos by VICE
Ruang pengadilannya dirancang khusus agar dapat menampung 1.000 orang. Para terdakwa yang menghadiri langsung jalannya persidangan wajib mengenakan masker dan dikurung dalam sel masing-masing berjarak dua meter. Sisanya mengikuti sidang melalui video telekonferensi.
Kasus ini dipimpin oleh Nicola Gratteri, jaksa anti-mafia terkemuka di Italia. Menjadi orang paling dibenci kalangan mafia, Gratteri menerima perlindungan polisi yang ketat sepanjang kariernya.
Berbasis di Calabria, ‘Ndrangheta adalah kelompok kriminal yang sangat berpengaruh di Italia. Sindikat itu dikabarkan menghasilkan lebih dari 53 miliar Euro atau setara Rp905 triliun setiap tahunnya melalui pencucian uang, penyelundupan narkoba, dan penjualan senjata.
‘Ndrangheta terkenal menghindari kejaran polisi dengan cara kuno, seperti kabur lewat terowongan bawah tanah dan pintu jebakan. Mereka juga berlindung dalam bunker di wilayah terpencil yang hanya bisa diakses dengan jalan kaki. Mereka bahkan memiliki tempat persembunyian lain jauh di dalam hutan Calabria.
Proses investigasi yang memakan waktu lima tahun berujung pada penangkapan besar-besaran pada Desember 2019. Dengan nama sandi “Rinascita” yang berarti kebangkitan dalam bahasa Italia, persidangan ini diharapkan dapat mengakhiri kasus korupsi dan kekerasan yang telah mencoreng reputasi Calabria selama puluhan tahun.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE World News