Jackson Oswalt sekilas tak beda dari anak-anak SMP kelas delapan kebanyakan di Memphis, Amerika Serikat. Dia suka main tenis dan lari. Dia rajin sekolah dan sering main bareng teman sebayanya. Dia bahkan suka main game Fortnite. Namun, yang sedikit “beda”, bocah 14 tahun ini gemar mengutak-atik reaktor nuklir di kamar rumahnya. Dia merakit reaktor itu secara swadaya sejak usia 12 tahun.
Hobinya yang tak lazim ini dimulai beberapa tahun lalu, tepatnya saat Oswalt melihat berita sosok bernama Taylor Wilson. Pada 2008, Wilson yang masih 14 tahun mampu merakit reaktor fusi nuklir di garasi rumahnya kawasan Reno, Nevada. Keahliannya ini menjadikan Wilson sebagai orang termuda yang pernah menguasai teknologi fusi nuklir.
Videos by VICE
Dia sontak mendapat banyak pujian dan penghargaan atas prestasinya. Wilson bahkan bisa bertemu langsung Presiden Barack Obama. Wilson kini sudah 24 tahun, dan dia berprofesi sebagai peneliti yang ingin membuat fusi nuklir menjadi lebih efisien.
Gelar Wilson direbut oleh Oswalt pada Januari 2018. Oswalt bisa melakukannya di usia 12. Anggota forum Fusor.net, yang terdiri dari fisikawan dan penggemar fisika, memverifikasi hasil ciptaan Oswalt. Dia pun menjadi orang termuda yang pernah merakit reaktor fusi nuklir aktif.
Oswalt adalah remaja kompetitif, sehingga kisah Wilson memotivasinya melakukan hal serupa. “Begitu saya melihat Wilson sukses melakukannya, saya pikir tidak ada salahnya mencoba juga,” kata Oswalt kepada Motherboard saat diwawancarai melalui telepon.
Lantas, bagaimana sih cara bikin reaktor nuklir rakitan?
Pertama-tama Oswalt harus mempersiapkan fusi nuklir, suatu proses di mana atom dihancurkan berbarengan untuk menghasilkan energi. Proses ini jauh lebih aman daripada fisi nuklir yang dapat membelah atom. Fisi digunakan dalam pembangkit listrik tenaga nuklir untuk menghasilkan energi. Tak seperti fisi nuklir, proses fusi tidak memiliki risiko kehancuran. Jumlah limbah radioaktif yang dihasilkan juga jauh lebih sedikit.
Untuk mencapai fusi, kalian harus dapat menghasilkan hingga 100 juta derajat Celcius. Itu berarti energi yang dipakai lebih banyak daripada yang dihasilkan. Para ilmuwan berusaha mengakali proses ini, tapi belum berhasil sampai sekarang.
Oswalt menjajal tantangan itu. Dia mempelajari semua teori yang diperlukan untuk merakit reaktor fusi nuklir, mulai dari bahan-bahan dasar, alat-alat, sampai berapa lama proses fusinya. Oswalt dengan cepat memahaminya. Sejak balita, dia sering menghabiskan waktu berjam-jam menciptakan berbagai hal di toko kayu milik kakeknya. Itulah sebabnya dia yakin bisa merakit reaktor nuklir.
Keinginan mengalahkan Wilson lah yang mendorong Oswalt membangun reaktor nuklirnya sendiri. Dia juga berambisi menjadi orang termuda yang mencapai fusi nuklir. “Saya tertarik dengan tantangannya. Saya selalu kepikiran untuk menjadi yang termuda,” katanya.
Oswalt mulai mendalami laporan banyak peneliti independen tentang cara mereka membangun reaktor. Dia lalu mengumpulkan daftar bahan-bahan yang dibutuhkan, yang katanya senilai US$10.000 (setara Rp143 juta). Meski awalnya bingung, orang tua Oswalt menyanggupi keinginan buat hati mereka untuk merakit reaktor.
“Berbeda dari Jackson, fusi nuklir tidak terlalu menarik perhatian saya,” kata ayahnya, Chris Oswalt, yang bekerja di perusahaan ortopedi. “Setidaknya saya sebagai orang tua merasa bangga melihat semangatnya.”
Oswalt mulai menghabiskan sebagian besar waktu luangnya di rumah. Dia sibuk merakit reaktor di ruang bermain yang dia ubah jadi laboratorium. Dia meniru cara orang-orang yang sudah pernah melakukannya agar proyeknya bisa lebih bagus dari mereka. Menurut Oswalt, percobaannya hanya mengandalkan uji coba berulang kali. Gagal coba lagi. Begitu terus.
Oswalt sih tidak takut sama sekali saat berurusan dengan listrik berkekuatan 50.000 volt dan bahan radioaktif. Namun, orang tuanya yang khawatir akan keselamatan Oswalt. Mereka meminta anaknya berkonsultasi dengan orang yang lebih paham soal nuklir.
Tonton dokumenter VICE soal robot tempur dengan kecerdasan buatan di berbagai negara yang bukan lagi sekadar fiksi ilmiah:
Karena tak berhasil menemukan fisikawan nuklir yang mau mampir ke rumah, mereka akhirnya berkonsultasi dengan guru fisika Oswalt. Dia siap membantu. Tak hanya itu, orang tua Oswalt meminta para peneliti dari St. Jude Children’s Research Hospital di Memphis mengajarkan cara melindungi diri dari radiasi. Seorang dosen fisika di Christian Brothers University akhirnya bersedia membantu.
“Sebagai orang tua, keselamatan anak adalah nomor satu,” kata sang ayah. “Jackson bisa menjadi ahlinya, tapi kami semua sama-sama belajar.”
Tak ada yang tahu proyek Oswalt selain orang tua dan para kolaboratornya itu.
“Saya hampir tidak pernah memberi tahu ke teman-teman sekolah,” katanya. “Sebenarnya saya pernah bilang ke teman dekat, tapi mereka mengira saya bercanda. Beberapa guru juga tidak memercayaiku.” Begitu mereka melihat betapa seriusnya Oswalt dengan proyeknya, semua orang terkesan dan mendukungnya. Setidaknya itulah yang dikatakan Oswalt.
Oswalt selalu memberi tahu kemajuan proyeknya di Fusor.net. Dia tak jarang meminta saran dan petunjuk dari anggota forum. Situs itu dinamai seperti bagian dari jenis reaktor yang Oswalt gunakan. Di bagian fusor, atom-atom digabungkan menggunakan medan listrik untuk memanaskannya. Setahun setelah mulai, tepat sebelum dia berulang tahun ke-13, Oswalt berhasil mencapai fusi. Dia mengunggah hasilnya ke forum untuk diverifikasi.
Richard Hull, administrator Fusor.net yang merupakan pensiunan insinyur elektronik, memeriksa hasil karya Oswalt. Dia kemudian mengakuinya sebagai orang termuda di dunia yang pernah mencapai fusi nuklir. “Kamu harus melompat melalui lingkaran yang tepat. Kami perlu memercayai dan melihat apa yang telah kamu lakukan,” kata Hull kepada Fox News.
Bagi Oswalt, capaiannya saat ini hanya batu loncatan. Meskipun sudah berhasil mencapai fusi pada awal 2018, baru tahun ini dia membahas pencapaiannya di depan umum.
“Jackson itu pintar dan dia tidak menyadarinya,” kata sang ayah.
Oswalt kini berencana merakit reaktor lain menggunakan metode tokamak bulat, yang memerangkap energi secara berbeda dari reaktor yang sudah dia rakit. Dia bercita-cita jadi fisikawan nuklir, karena dia yakin mampu membuat reaktor fusi yang efisien. “Dia sekarang sudah berpengalaman,” kata ayahnya.
Oswalt juga menyatakan minat mendirikan organisasi untuk mendanai anak-anak yang ingin melakukan proyek nuklir atau rekayasa teknologi lain sepertinya.
“Saya menyadari apa yang anak seusia saya pikir mustahil sebenarnya bisa saja terjadi,” katanya. “Anak-anak mencakup sebagian besar populasi di berbagai negara, dan beberapa dari mereka punya ide-ide hebat. Sayang sekali kalau idenya tidak tersalurkan.”
Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard