Seekor sapi mungil menarik perhatian masyarakat Bangladesh sebulan terakhir. Saking hebohnya, sampai-sampai ribuan orang ingin berkunjung ke peternakan yang merawat si sapi di pinggiran Ibu Kota Dhaka. Padahal Bangladesh saat ini masih memberlakukan semi-lockdown akibat peningkatan kasus Covid-19.
Sapi yang bikin heboh itu bernama Rani, tingginya hanya 51 cm, seukuran beberapa anjing ras dewasa. Menurut banyak pihak, Rani merupakan kandidat pemegang rekor sapi terkecil sedunia. Ketika profil Rani ditayangkan di TV nasional, warga pun heboh dan penasaran pengin melihat sapi mungil tersebut di kawasan peternakan Shikhor Agro.
Videos by VICE
Sang pemilik peternakan yang merawat Rani, Kazi Mohammed Abu Sufian, mengaku membeli si sapi mungil itu 11 bulan lalu di sebuah desa, tanpa sadar kalau ukurannya bakal jadi unik. “Ketika kami membeli Rani, saya betul-betul hanya tertarik karena sorot matanya sangat polos,” ujar Abu Sufian saat dihubungi VICE World News.
Setelah sekian bulan lewat, Rani ternyata tetap bertubuh mungil. Menyadari salah satu sapinya punya tubuh unik, Abu Sufian menghubungi Guinness world record pada 2 Juli 2021, untuk mendaftarkan Rani pada kategori sapi terkecil sedunia. Sesudahnya, berbagai media di Bangladesh memberitakan Rani. Peternakan Abu Sufian mendadak jadi destinasi turis dadakan di negara tetangga India tersebut. Orang betulan mau antre untuk sekadar melihat Rani dari dekat.
“Sampai sekarang Guinness masih harus melakukan verifikasi independen mengenai rekor yang kami ajukan. Tapi saya optimis Rani bakal dinobatkan sebagai sapi terkecil sedunia,” imbuh Abu Sufian.
Saat ini, pemegang rekor sapi terkecil sedunia bernama Manikyam, yang meraihnya pada 2014. Sapi itu berada di Negara Bagian Kerala, India, dengan tinggi 61 cm.
Keunikan lain Rani, dibanding sapi mungil pendahulunya, adalah karena dia dari ras Bhutti yang seharusnya berukuran gede. Manikyam, sebagai perbandingan, memang lahir dari ras sapi Vechur yang cenderung berbadan bontot dan pendek.
Tragisnya, popularitas Rani dianggap pemerintah Bangladesh membahayakan situasi kesehatan negara itu. Kerumunan turis yang berkerumun di peternakan Shikhor Agro diprediksi menjadi klaster penularan Covid-19 terbaru. Saban akhir pekan, lebih dari 20 ribu orang berkunjung ke peternakan Abu Sufian demi bisa selfie di sebelah Rani.
Rani pun menurut sang pemilik sebetulnya tidak senang dengan sorotan kamera. Dia perlahan mulai menunjukkan gejala stres akibat statusnya sebagai selebrita dadakan Bangladesh.
“Kelihatan sekali Rani stres karena tidak bisa makan rumput dengan tenang seperti biasanya,” kata Abu Sufian. “Kami sekarang menyewa tiga satpam untuk menjaga agar orang tidak berusaha mendekati Rani saat selfie. Dan dia masih terlihat kurang nyaman.”
Abu Sufian menilai situasi di peternakannya makin tidak kondusif. Bila Rani sudah berhasil meraih gelar Guinness, dia berencana menyerahkan sapinya ke pemerintah untuk dirawat di fasilitas terbaik.
“Saya berharap dia tetap sehat, dan ketika kelak pandemi Corona sudah berakhir, Rani mungkin bisa jadi sapi seleb yang sesungguhnya.”