Sebagai Orang Males, Aku Ternyata Bisa Olahraga Dengan Selalu Pakai Tangga

Sebagai Orang Males, Aku Ternyata Bisa Olahraga Dengan Selalu Pakai Tangga

Akhir-akhir ini saya dihinggapi ketakutan mati muda. Pola hidup saya bener-bener amburadul. Saya sering makan sembarangan karena semakin praktis memesan makanan melalui ojek online, ditambah lagi suka begadang hingga larut malam. Ambyar.

Padatnya aktivitas, dan macetnya Jakarta semakin menjauhkan saya dari kegiatan olahraga. Tapi saya mulai panik ketika sering tiba-tiba pusing, atau rasanya lesu banget kayak umur udah kepala empat. Duh, enggak pengin nih punya penyakit padahal aku masih unyu-unyunya.

Videos by VICE

Ketakutan mati muda ini akhirnya memicu saya untuk iseng googling pakai kata kunci “kegiatan berolahraga paling mudah untuk orang yang memiliki aktivitas padat.” Hasilnya mengejutkan, ternyata, ada saran kalau saya hanya perlu menaiki tangga sesering mungkin. Ah masa sih, batin saya.

Kalau menurut keterangan di Internet, aktivitas menaiki tangga kaya akan manfaat. Sebuah riset ahli kesehatan Oliver J. Webb dari Universitas Kingston mengatakan kombinasi aktivitas yang dilakukan sehari-hari, serta aktivitas sering menaiki tangga sama dengan fitness. Aktivitas naik tangga juga dapat membakar 8 hingga 9 kali lipat kalori. Bahkan menaiki tangga membakar 7 kali lipat kalori dibanding orang yang menaiki lift. Selain itu aktivitas naik tangga juga menurukann risiko terkena stroke yang telah dibuktikan oleh ahli kesehatan dari Harvard yang diikuti oleh 11.000 partisipan lelaki.

Menaiki tangga juga menyehatkan jantung, karena melancarkan aliran darah yang membawa oksigen ke jantung. Hasil riset jurnal circulation 2015 mengungkap kebiasaan naik tangga dapat menurunkan risiko kematian sebesar 38 persen.

Habis baca berbagai informasi itu, jujur, saya langsung tertarik. Bisakah naik tangga jadi cara saya menghindari mati muda?

Sebetulnya, naik tangga di rumah dan kantor sih sudah biasa saya lakoni setiap harinya. Namun pada 2 Oktober kemarin, saya membulatkan tekad untuk melakukan eksperimen menaiki tangga sebanyak mungkin dalam sehari, sesuai anjuran yang saya baca.

Gimana caranya, pokoknya harus sering-sering naik tangga. Tapi kantor VICE tangganya kurang “banyak”. Cuma empat lantai.

Itu sebabnya, saya memutuskan harus gerak ke tempat-tempat yang banyak tangga. Target pertama saya, adalah keluar kantor VICE di daerah Wolter Monginsidi pukul 15:00 ke Pasar Santa yang jaraknya cuma sepelemparan batu. Sesampainya di Pasar saya sudah disambut teriknya matahari, dan keadaan Pasar Santa yang lumayan pengap.

Di pasar saya memang berniat ingin melihat kerajinan tangan untuk menghiasi kamar saya, sambil berkeliling Pasar. Pasar ini cuma dua lantai, tapi tangganya ada banyak. Keliling tiap sudut pasti harus naik sekitar 20-an anak tangga.

Setelahnya, saya pergi ke stasiun MRT Blok M untuk menuju ke Bundaran HI. Kebetulan saya hari itu menjalani jadwal kerja sampingan di salah satu kafe mal Grand Indonesia.

Di stasiun MRT Blok M saya dihadapkan pilihan antara harus menaiki tangga, lift, atau eskalator. Cuaca Jakarta yang panas belum lagi harus kembali bekerja menguji iman saya. Ah, tapi enggak, tekad saya sudah bulat. Saya harus naik tangga sesering mungkin!

Walaupun stasiun MRT dilengkapi AC, menaiki tangga-tangganya langsung bikin keringetan. Untungnya, sesampainya di MRT, udara sejuk dari AC menemani perjalanan saya. Setibanya di stasiun Bundaran HI saya kembali untuk menaiki tangga, saya kemudian menyusuri trotoar MH Thamrin yang sangat ramah pejalan kaki untuk ke Grand Indonesia.

Selain bekerja, tujuan lain saya ke Grand Indonesia sekalian window shopping. Luasnya Grand Indonesia membuat saya ingin pesen ojol aja, seandainya motor boleh masuk area mal. Tapi percayalah, kalau sudah urusan cuci mata, waktu jadi cepat berlalu, serta perkara jalan jauh adalah perkara gampang hehe….

Setelah lumayan kelelahan keliling Grand Indonesia dan pekerjaan saya sudah selesai, akhirnya saya kembali ke stasiun MRT Bundaran HI mengarah ke Blok M untuk kembali ke kantor VICE. Selama di stasiun Bundaran HI dan Blok M saya kembali menghindari lift. Pokoknya harus naik tangga. Titik.

Setelah ngotot naik tangga seharian, perut mulai keroncongan. Akhirnya saya memutuskan makan bareng fotografer VICE yang menemani saya, di Restoran Jepang, masih di bilangan Blok M.

Ternyata tempatnya cocok untuk memperpanjang durasi eksperimen ini. Untuk ke restoran Jepang harus menaiki empat lantai. Biasanya sih saya naik lift kalau makan di sana. Cuma, demi menyukseskan eksperimen, saya harus naik tangga hingga lantai empat. Harus kuat, plis…

Menaiki empat lantai di penghujung eksperimen ini ternyata lumayan menyiksa, tapi gapapa lah, demi memperpanjang umur. Selama menaiki tangga perut saya semakin keroncongan, pokoknya sesampainya di restoran saya harus balas dendam!

Akhirnya, sesampainya di restoran saya langsung memesan makanan yang biasa saya pesan, tidak menunggu waktu lama, hidangan pesanan saya sudah disajikan oleh pramusaji. Saatnya makan!!

Bagian dari aktivitas hari ini yang paling menyenangkan. Saya makan dengan sangat lahap, dan tidak membutuhkan waktu lama untuk menghabiskannya. Kayaknya makan memang passion saya.

Selesai menyantap sajian makan malam saya yang sangat nikmat, saya harus kembali dihadapkan dengan tantangan menuruni empat lantai anak tangga. OK enggak apa-apa. Turun empat lantai anak tangga memang lebih mudah daripada menaikinya. Kali ini saya turun dengan sans, dan senang tanda perut saya sudah kenyang.

Saya harus kembali ke kantor untuk menyelesaikan eksperimen ini. Saya kira sudah selesai menaiki tangga hari ini sampai saya lupa ada barang saya yang masih tertinggal di lantai tiga sarangnya anak editorial berhinggap. Sampai di kantor saya harus menaiki dan menuruni tangga lagi untuk mengambil barang saya yang tertinggal.

Tiba saatnya saya mengecek aplikasi hp saya untuk mengetahui kilometer dan langkah yang saya sudah lakoni hari ini, ternyata saya berhasil berjalan sejauh 7,6km dengan 11.644 langkah, serta telah menaiki 18 tangga. Wow, rekor saya hari ini mengalahkan rerata warga Hong kong yang biasa berjalan 6.880 perharinya. Gila….

Tuh, screenshot di atas buktinya kalau gak percaya, hehe.

Ternyata kebiasaan naik tangga di manapun tidak sesulit yang saya bayangkan. Selain senang selama berjalan karena hormon endorphin terus terpompa, saya juga mendapatkan solusi membenahi gaya hidup yang amburadul, tanpa harus buru-buru merogoh kocek besar untuk pergi ke tempat fitness. Yay!

Artikel ini adalah kolaborasi antara VICE X Ion Water dalam seri ‘Step By Step’