News

Sedang Ngetren ‘Milkshaking’: Aksi Menyiram Susu Kocok ke Politikus Ekstrem Kanan

Sedang Ngetren 'Milkshaking': Aksi Melempar Susu Kocok ke Politikus Ekstrem Kanan

Paul Crowther sedang antre membeli milkshake rasa pisang dan karamel dari gerai Five Guys di kawasan pusat Kota Newcastle. Saat itulah dia mendengar Nigel Farage, politikus rasis yang memimpin gerakan Brexit, sedang menggelar acara kampanye di lokasi dekat darinya.

Tak sampai satu jam kemudian, Crowther diborgol dan ditahan polisi, sementara Farage dengan kemeja mahal berlumuran milkshake turut dilarikan petugas keamanan ke lokasi lebih aman.

Videos by VICE

Farage, selaku politikus sayap kanan yang mendorong rakyat Britania Raya keluar dari Uni Eropa atas agenda anti-imigran serta anti Islam, sedang berkampanye di Newcastle. Dia menjadi korban terbaru fenomena “milkshaking.”

“Aku sudah antre lama demi mendapatkan milkshake itu,” kata Crowther yang diwawancarai sembari diborgol polisi. “Meski begitu, kupikir milkshake lebih berguna bila dilempar ke manusia seperti Farage.”

“Kalian ini kerjanya gimana sih, gagal total,” kata Farage sewot kepada tim pengawal pribadinya, sembari ditertawai pejalan kaki yang melihat pemandangan kocak itu. “Ancaman kayak gitu seharusnya bisa kalian deteksi dari jauh.”

Crowther tidak menyesali perbuatannya menyiramkan susu kocok ke Farage, kendati harganya cukup mahal (setara Rp 100 ribu per gelas). “Aku sudah antre lama demi mendapatkan milkshake itu,” ujar Crowther yang diwawancarai media sembari diborgol polisi. “Meski begitu, milkshake lebih berguna bila dilempar ke manusia seperti Farage.

“Milkshaking” belakangan mencuat sebagai taktik protes simbolis andalan masyarakat Britania Raya.

Sebelum Farage, caleg parlemen INggris berideologi kanan ekstrem seperti Tommy Robinson dan Carl Benjamin (yang sedang diselidiki polisi setelah bikin twit ajakan ‘memerkosa’ anggota parlemen Partai Buruh Jess Phillips) berulang kali jadi korban siraman susu kocok. Aksi penyiraman itu terjadi di berbagai rute kampanye mereka seantero Britania Raya.

Tren ini pertama kali muncul pada awal Mei 2019, ketika Danyaal Mahmud, pemuda muslim 23 tahun keturunan Pakistan yang ikut dalam unjuk rasa gerakan Unite Against Fascism. Dia memprotes kehadiran Robinson untuk kampanye di Kota Warrington. Robinson kerap mempromosikan Islamofobia melalui ormas yang didirikannya: English Defense League.

Mahmud, saat diwawancarai the Guardian, mengaku jadi sasaran Robinson dan anak buahnya karena berani ikut unjuk rasa. Beberapa demonstran anti fasis lainnya mencemooh Robinson, sementara Robinson bersama pendukungnya khusus meneriakkan cercaan rasis kepada Mahmud dan menjulukinya teroris. Mahmud melaporkan insiden ini pada polisi setelah acara.

Saat berjalan kaki menuju ke rumahnya, Mahmud bertemu lagi sama rombongan Robinson dan pendukungnya, yang ternyata sengaja mengejarnya untuk mem-bully.

“[Robinson] berperilaku secara agresif dan sengaja menghampiriku secara terpisah,” kata Mahmud kepada Asian Image. “Aku jelas sebel sama dia. Saat dikerubung itulah, gelas milkshake yang kupegang ‘kepeleset’ dari tanganku tersiram ke bajunya.”

Uniknya, siraman Mahmud jadi momen kedua Robinson di-‘milkshake’ dua hari berturut-turut. Kejadian pertama yang melibatkan siraman susu kocok rasa stroberi oleh aktivis antifasis tidak direkam ponsel.

https://twitter.com/Henry_Langston/status/1123999638095314947

Video tindakan Mahmud menjadi viral. Dalam rekaman itu, tampak Robinson berupaya menyerang Mahmud gara-gara disiram susu kocok, tapi keburu ditahan. Mahmud pun dilindungi seorang polisi, yang kemudian mengantarnya ke stasiun kereta.

Mahmud, yang mengaku menerima ancaman pembunuhan beberapa pekan terakhir, dianggap sebagai pahlawan antifasis oleh anak muda Inggris. Dia pun dirayakan netizen layaknya “egg boy“, remaja Australia yang menjadi idola internasional karena melempar telur ke kepala politisi sayap kanan yang menyalahkan kaum muslim dalam serangan teror masjid Selandia Baru.


Tonton dokumenter VICE soal sepatu Air Jordan cacat pabrik yang malah terjual sangat mahal di pasaran:


Sejak Mahmud malakukan aksi ‘milkshaking’ pada Robinson, praktik tersebut jadi semakin lumrah di berbagai momen unjuk rasa. Politikus sayap kanan lain jadi sasaran. Kepolisian Edinburgh, di Skotlandia, sampai meminta McDonald’s berhenti menjual milkshake selama Nigel Farage mengadakan acara di kota itu.

Tim media sosial resto cepat saji Burger King mengambil kesempatan untuk mengolok-olok McDonald’s, lalu mengumumkan bakal terus menawarkan milkshake di kawasan Edinburgh.

https://twitter.com/BurgerKingUK/status/1129748114129215491


Carl Benjamin, YouTuber rasis anti-Islam dengan nama panggilan “Sargon of Akkad”—dia sedang mencalonkan diri sebagai anggota parlemen Eropa untuk partai sayap kanan UKIP—termasuk yang paling sering jadi korban. Dia telah ‘di-milkshake’ empat kali dalam sepekan saja.

Milkshaking merupakan salah satu alasan mengapa kampanye politikus sayap kanan ekstrem di Inggris jadi makin jarang dilakukan. Kalaupun digelar, pengamanannya sangat ketat. Acara Robinson di Oldham, Manchester, sempat berubah jadi kerusuhan karena pendukungnya bentrok melawan pengunjuk rasa antifasis yang mencoba melemparinya pakai susu kocok.

Kedua kubu saling melempar batu bata dan telur di tengah bentrokan. Setelah acaranya selesai, polisi mengatakan tidak akan menolerir “ucapan dan tindakan penuh kebencian” di Oldham.

Robinson menghadiri acara kampanye lain di Barrow-in-Furness, Cumbria. Acaranya berujung ricuh saat pengunjuk rasa anti-rasis berulang kali meneriakkan “Tommy is a Nazi” pakai megafon.

Milkshaking tampaknya berhasil mengubah citra orang jadi sepenuhnya ambruk di mata publik.

Seorang perempuan bahkan menghina Robinson secara blak-blakan ketika wartawan media sayap kanan, The Rebel, meminta pendapat orang-orang di jalanan Manchester tentang sosok politikus itu.

“Oh, Robinson? Dia tuh bajingan tengik,” kata perempuan itu sambil mengedipkan mata ke arah kamera. “Dia rasis dan Islamofobik. Dasar kutu kupret. Pantasna dia disiram aja terus.”

https://twitter.com/jessieSwiet/status/1129684367838765056

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News