Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.
Karakter Manfred terlihat berdiri kaku di dunia virtual game multiplayer online sains-fiksi 2014, WildStar Online. Manfred, sosok pemain di dunia nyata di belakang karakter tersebut sibuk mengetik perintah ke dalam debugger. Hanya dalam beberapa detik, mata uang virtual Manfred melejit ke angka 18 kuintillion (18 nol!).
Videos by VICE
Saya menonton video demo peretasan Manfred ini ketika saya berdiri di sampingnya di sebuah bar di Las Vegas. Manfred, yang meminta saya untuk tidak menggunakan nama aslinya, mengatakan dia telah meretas beberapa video game selama 20 tahun terakhir, mengeruk penghasilan dengan cara meretas seperti yang saya baru saksikan. Modus operandinya berubah dari game ke game, tapi intinya, dia berhasil mengelabui sistem game untuk memberikan dia item atau mata uang yang seharusnya dia tidak miliki. Dia kemudian menjual item dan mata uang ini ke pemain lain (dibayar uang beneran) atau menjual mereka secara borongan ke pasar seperti Internet Game Exchange, yang nantinya kembali menjual item-item itu ke pemain individu.
Melihat kurs pertukaran uang saat ini, Manfred mengestimasi bahwa dia memili emas WoldStar senilai $397 trilliun. Ini jelas angka yang aneh, tapi pada dasarnya, angka penghasilannya hanya dibatasi oleh pasar dunia nyata untuk mata uang dalam game.
“Peretasan terbaik adalah yang tidak kasat mata karena anda bisa mengganti peraturan tanpa siapapun menyadari.”
Ketika saya ngobrol dengan Manfred sebelum dia berbicara di konferensi peretasan Def Con, dia mengaku hanya ingin datang, memeragakan demonya, dan keluar layaknya “seorang hantu,” dan tidak meninggalkan jejak apapun. Dia mengatakan dia ingin “tidak terlihat,” sama seperti apa yang dia lakukan selama 2 dekade terakhir. Dia juga menambahkan bahwa dia telah menemukan lebih dari 100 cacat dalam 20 video game online, dan menjadikan peretasan dan pertukaran item virtual menjadi pekerjaan tetap.
Tidak seperti kebanyakan peretas video game, Manfred tidak melakukan kecurangan untuk mengalahkan lawannya. Dia meretas game demi mendapatkan uang.
“Peretasan yang terbaik adalah yang tidak kasat mata karena anda bisa mengganti peraturan tanpa siapapun menyadari,” jelas Manfred. “Ketika meretas game online, tujuan utama adalah untuk tidak terdeteksi. Anda tidak ingin mengganggu para pemain, anda tidak mau perusahaan game untuk menyadari usaha peretasan anda. Anda bahkan tidak mau mereka tahu bahwa tindakan seperti itu mungkin dilakukan.”
Suatu hari, Manfred muncul dari dalam kegelapan dan menceritakan kisahnya pertama kali di atas panggung. Awalnya, dia berencana meretas WildStar Online di depan penonton, menunjukkan kelemahan game tersebut, asalkan aksinya tersebut tidak direkam. Sayangnya, panitia konferensi tersebut mengatakan bahwa semua acara di atas panggung harus direkam, jadi dia membatalkan niatnya tersebut—mengecewakan para penonton.
Dimulai dengan Ultima Online, salah satu game multiplayer online besar pertama, Manfred mengatakan dia selalu berhasil menemukan cara meretas game demo mengumpulkan mata uang virtual atau item yang bisa dijual secara wholesale di eBay, dan kemudian di pasar-pasar online Cina.
Manfred, yang menolak memberi tahu saya dan penonton berapa banyak yang dia telah peroleh sepanjang karirnya, mengatakan bahwa dia tidak berbuat curang demo mengalahkan pemain lain. Justru, dia menganggap dirinya menyediakan sebuah jasa: menawarkan pembelian dalam applikasi sebelum ini mulai ngetren.
“Aku tidak suka menyebutnya meretas,” kata Manfred sambil tertawa. “Ini lebih mirip menemukan fitur secara tidak sengaja di dalam protokol.”
Peretasan Perdana
Semua ini bermula pada 1997, ketika Manfred sedang keranjingan bermain Ultima Online. Waktu itu, Manfred bilang, dirinya cuma punya koneksi dial up. Akibatnya karakter Manfred kerap mati ketika PvP melawan pemain yang bermain dengan menggunakan koneksi internet broadband. Untuk mengakali kesenjangan ini, Manfred menemukan cara ngecheat dengan meretas gamenya sendiri.
Pada sebuah hari yang seharusnya membosankan, Manfred menemukan bug yang selamanya bakal mengubah hidupnya. Dalam Ultima Online, ada batas rumah yang bisa diciptakan oleh semua player dalam game. Akibatnya, rumah jadi item yang rare. Manfred mengaku menemukan cara untuk menghapus rumah pemian lain dan mengambil slotnya. Lewat cara curang ini, Manfred bisa membangun rumah lebih banyak dari seharusnya.
Suatu hari, ujar Manfred, dirinya mendapat semacam wangsit untuk menjual salah satu castil di Ultime Online lewat eBay. Manfred cuma ngetes siapa tahu itemnya laku. Ternyata, kastil online Manfred laku dengan harga tinggai, $2,000 (sekitar Rp26 juta). (Manfred mengaku sejak saat itu sudah melego 100 rumah dalam Ultima Online. Masing-masing dengan harga sekitar $2.000)
“Wow, dapat uang beneran,” kira-kira begitu pikir Manfred saat itu. “Dengan uang segitu, aku bisa membayar semua uang kuliahku. Aku jadi penjual rumah dan kastil di Ultima Online dan pendapatanku cukup untuk membiayai kuliahku sampai lulus.”
Ultima Online baru permulaan. Dua dekade kemudian, rekor game yang dibobol Manfred makin mengesankan: Lineage 2, Shadowbane, Final Fantasy XI, Dark Age of Camelot, Lord of The Rings Online, RIFT, Age of Conan, Star Wars New Republic, Guild Wars 2, dan lainnya.
‘Bisa dibilang, aku adalah pemasok utama beberapa game tersebut,” ungkap Manfred.
Di Dark Age of Camelot, misalnya, Manfred menemukan bug yang memungkin dirinya log-in dan log-out tanpa terbaca oleh sistem game. Imbasnya, Manfred bisa mengkloning karakternya dan beberapa item keren di dalamnya berkali-kali.
“Aku bisa bikin mata uang dalam game tersebut sebanyak yang aku mau. Apa yang aku lakukan enggak disadari oleh pemain lain atau publisher game,” Manfred. “Selama 12 tahun, ini jadi ladang uangku.”
Seringnya, peretasan yang dilakukan Manfred tak terdeteksi. Kecuali ketika dia tengah meretas Shadowbane. Game yang situ itu, ujar Manfred, sangat gampang dihack—semua peretas bisa dengan seenaknya mengirim data ke server dan sistem game tak akan mencurigainya. Saking mudahnya, peretasan yang dilakukan oleh Manfred dan kawan-kawan hackernya sangat ramai hingga ditulis dalam sebuah artikel di Wired tahun 2003 slam.
“Itu peretasan besar-besaranku yang terakhir,” ujar Manfred. “Habis itu aku benar-benar menarik diri dan memastikan kalau peretaasan yang aku lakukan enggak terdeteksi siapapun.”
Manfred menduga bahwa dia kemungkinan satu-satunya orang yang menggantungnga hidup dari peretasan game online. Namun, di luar sana, banyak sekali player yang meretas game untuk menjalankan program cheat dan memenangkan game. Dan tentu saja, ada yang mengobok-obok game online untuk mendulang uang seperti yang dulu Manfred lakukan karena bug-bug yang bisa dimanfaatkan gampang ditemukan asal mau sedikt repot.
Sekarang kondisinya sudah kacau balau, katanya. “Uang bisa dihasilkan sangat banyak, dan ada banyak orang yang melakukan hal ini saban hari.”
Manfred benar tentang kekisruhan ini. Peretas ini tak dilakukan sendiri-diri. Pada 2011, sekelompok peretas dicokok di Korea Selatan. Mereka dituduh bekerja sama meretas game online guna mendulang uang yang nantinya akan disumbangkan pada pemerintah Rezim Korea Utara. Ketika ditangkap oleh kepolisian Korea Selatan, kelompok tersebut sudah mengumpulkan uang sebanyak $6 juta (setara Rp79 miliar) dalam tempo dua tahun.
Keluar Dari Persembunyian
Dalam perhitungan Manfred, keputusannya untuk keluar dari persembunyian adalah kesempatan untuk menunjukkan pada dunia bahwa para developer video game perlu memperhitungkan matang-matang fitur keamanan game mereka. Semua peretasan yang dilakukan olehnya selama 20 tahun ke belakang, katanya, hanya mengandalkan yang itu-itu saja.
“Siklusnya selalu sama. Kamu main sebuah game online, kamu menemukan bug, kam mengeksploitasinya lalu ID kamu diban. Dan kamu pindah game,” ujar Manfred dalam obrolan kami. Manfred mengaku tak meretas game line. Dia pensiun tahun lalu dan kini bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan konsultan.
“Sebenarnya, meretas game online adalah pekerjaan yang menarik” ujarnya pada saya. Manfred memutuskan pensiun karena model bisnis game online makin mengandalkan penjualan in-game item untuk menghasilkan uang. Rasanya tidak adil, ujar Manfred, jika kita bersaing dengan model bisnis perusahaan game online seperti ini.
“Aku kurang nyaman melakukan apa yang dulu aku lakukan,” ujarnya.
Meretas WildStar Online bakal jadi aksi terakhir Manfred. Tapi, Manfred lantas mengurungkannya. Setelah kami ngobrol, Manfed bilang akan memberitahu bug dalam perusahaan pengembangnya WildStar Online dan menolong mereka mengatasinya.
Kancah peretasan game online masih kacau balau. Tapi, Manfred, sang peretas game kugiran, sudah jauh meninggalkan lahan basah ini dan tak akan pernah berpaling lagi.