Selingkuh Tuh Termasuk Tindakan Misoginis Enggak Sih?

Artikel ini pertama kali tayang di VICE UK

Kita sedang berada dalam momen pergeseran budaya. Kaum laki-laki kebingungan. Kadang mereka juga melontarkan, “Gimana kami bisa tahu kalau kalian tidak kasih tahu?” Mereka frustrasi karena merasa perempuan sulit untuk dipahami. Bingung? Ya, tinggal tanya saja! Enggak sulit, kan? Kalau ada yang ingin kalian tanyakan soal asmara, percintaan dan seks, kalian bisa kirim pertanyaan ke sini. Saya perempuan, makanya kalian bebas menanyakan apapun kepadaku.

Videos by VICE


Oke, Kali Ini Kita Mau Membahas Apa?

Ada cowok yang bertanya kepadaku: Selingkuh itu termasuk tindakan misoginis enggak sih?

Jadi Menurutmu Gimana?

Orang yang selingkuh tidak serta-merta menandakan mereka misoginis. Kenapa? Karena perempuan juga bisa selingkuh. Hubungan monogami adalah pilihan pribadi manusia, dan tidak ada hubungannya dengan masalah gender. Hubungan monogami menyulitkan perempuan, karena saat menikah mereka dipaksa menjalani status sebagai istri yang baik (misalnya, berhenti bekerja agar bisa menaruh seluruh perhatian kepada keluarga dan menangani semua urusan rumah tangga). Dari sini, kita bisa memahami betapa tidak adilnya perempuan diperlakukan dalam hubungan monogami.

Sederhananya, perempuan juga ingin bersenang-senang dan bebas seperti laki-laki. Bukan cuma laki-laki saja yang bisa horny.

Selingkuh memang tidak langsung membuat kalian menjadi misoginis, tetapi alasan dan cara kalian selingkuh mungkin saja ada hubungannya dengan misogini. Selingkuh adalah tindakan yang mengabaikan hak pasangan yang diselingkuhi untuk mendapatkan kejelasan dengan siapa mereka berhubungan. Alasan laki-laki selingkuh mungkin saja karena kacaunya dinamika gender dalam hubungan percintaannya. Bisa saja dia mendominasi hubungan sampai pasangannya terintimidasi. Hal ini biasa terjadi di hubungan hetero. Bisa saja dia selingkuh karena ingin dicap lelaki jantan atau populer, yang ingin mendapatkan apa pun yang mereka inginkan, tanpa peduli apa perasaan orang lain.

Saya pernah diselingkuhi, dan pernah selingkuh juga. Saya memahami betapa monogami terinternalisasi saat saya selingkuh untuk pertama kalinya. Saya masih sangat muda waktu itu dan mudah tertarik dengan laki-laki lain yang menaruh perhatian lebih kepadaku. Terutama saat pacar tidak lagi membuat saya tertarik.

Dalam kasus kedua, saya selingkuh karena ingin putus dari pacar. Dulu, saya belum sadar kalau yang saya inginkan hanyalah mengakhiri hubungan kami yang tidak sehat. Saya sangat menyayanginya, sampai-sampai saya tidak ingin putus dengan dia. Namun, setelah saya selingkuh, saya baru menyadari itu dan akhirnya putus dengan laki-laki tersebut.

Saya dulu merasa masa lalu sangat suram, dan mengira saya akan selalu selingkuh dari pasangan. Namun, kalau saya pikir-pikir lagi, saya hanya ingin memahami perasaan dan dari mana itu berasal. Dulu, saya tidak memedulikan perasaan saya sendiri, sampai akhirnya saya menyadarinya setelah diselingkuhi. Saya hanya akan menjalani hubungan monogami apabila saya terhindar dari perasaan ini lagi. Saya akan mengingatkan diri sendiri untuk tidak merasa kecewa jika memiliki perasaan “negatif” kepada pasangan atau hubungan kami. Menjalani hubungan monogami itu cukup sulit dan tidak ada salahnya apabila kita sedang tidak sreg melakukannya. Hubungan kalian dengan pasangan akan jauh lebih mudah apabila kalian menyadari kalau hubungan monogami tidak selamanya membuat kita bahagia.

Hal lain yang mengubah pikiran saya yaitu hubungan monogami bukanlah satu-satunya pilihan. Tidak ada salahnya apabila saya merasa tidak bisa setia kepada pacar dan tidak mampu melakukan hubungan monogami. Saya bisa menjalani hubungan nonmonogami. Memang sih, tidak semua orang ingin menjalin hubungan dengan saya, karena ada yang tidak setuju dengan nonmonogami. Namun, seperti yang saya katakan kepada laki-laki ini sebulan lalu, kita tidak bisa sembarangan melampiaskan semua keinginan kepada siapa pun yang menarik perhatian kita.

Kebanyakan orang selingkuh karena mereka merasa bisa melakukan dan mendapatkan apa pun yang mereka mau. Mereka kira kalau sukses selingkuh dari pasangan tanpa ketahuan, mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih; masih punya pacar dan berhubungan seks dengan orang lain. Sayangnya, kalian tidak bisa memiliki semuanya. Kalian tidak akan bisa punya hubungan percintaan yang sukses kalau kalian menyakiti salah satu pihak.

Tidak ada salahnya kalau ingin melakukan casual sex dengan berbagai orang. Namun, sangat salah kalau kalian merahasiakan ini dari pacar atau gebetan. Mereka layak untuk diperlakukan secara adil. Kalau kalian ingin punya pasangan lebih dari satu, silakan saja. Kalau pasangan kalian tidak setuju, kalian harus menghormati pilihannya. Kita layak mendapatkan apa yang diinginkan, begitu juga dengan pasangan kita.

Jadi Kesimpulannya Apa yang Penting Kami Pelajari Sebagai Lelaki?

Orang yang selingkuh tidak serta-merta menandakan pelakunya misoginis, tapi alasannya bisa berhubungan dengan pola pikir membenci perempuan. Walau begitu, saran terbaik saya, jangan pernah selingkuh.

Kalau mengirim pertanyaan ke Megan hubungi dia lewat laman Curious Cat.