Sepanjang sejarah berdirinya sekolah, pelajar di negara manapun selalu menemukan cara mengelak dari kewajiban absen kelas. Mulai dari akting jalan mundur biar dikira mau bolos, titip absen sama teman baik, atau pura-pura sakit. Semua pilihan di atas adalah upaya kreatif anak muda kabur dari tanggung jawab menjemukan.
Pencatatan absensi tuh emang ngeselin. Ngapain sih kehadiran kita harus diukur dan diperiksa terus? Pelajar memang bisa tiba-tiba menjadi pintar, kalau terdesak sama sistem absen. Sayangnya, Hyogo College of Medicine di Jepang baru saja memperkenalkan sistem baru yang jauh lebih cerdas daripada akal manusia remaja.
Videos by VICE
Kamis 11 April lalu, Hyogo College of Medicine meluncurkan sistem pemindaian wajah untuk mengambil presensi mahasiswanya. Hyogo jadi universitas pertama di Jepang yang menerapkan sistem seperti ini.
Kampus kedokteran itu bukannya ingin mahasiswa dikekang dengan kebijakan yang lebih ketat. Penerapan teknologi tersebut cuma masalah efisiensi. Ketika para profesor tidak perlu mencatat dan merekap absensi mahasiswa pada selembar kertas, rektorat berharap bisa memotong setara dengan 425 jam pekerjaan administratif macam itu per tahun, seperti dilaporkan oleh Japan Times.
Jadi begini cara kerja pemindai wajah. Tiap permulaan kelas, para mahasiswa bergiliran mengambil potret mereka menggunakan sebuah tablet. Sistem dalam tabler tersebut bisa mencocokkan foto mahasiswa dengan data database. Pada waktu yang sama, dosen menggunakan tablet lainnya memeriksa kehadiran murid-muridnya. Bila sistem pengenalan wajah tidak berfungsi, mahasiswa bisa memasukkan nomor induk sebagai alternatif.
Universitas ini juga berharap dapat memanfaatkan fungsi ini untuk melacak mahasiswa yang sering bolos dan menyediakan layanan kesehatan mental dan fisik yang dibutuhkan pelajar. Keiichiro Suzuki, Wakil Rektor Hyogo College, menjelaskan sistem yang mereka terapkan sebelumnya tidak melacak para mahasiswa secara komprehensif.
Sistem baru ini akan membantu universitas ini “meningkatkan kepercayaan dari mahasiswa dan orang tua” dan “menghindari kerepotan administratif dalam metode pengambilan absen.” Di masa depan, sistem pengenalan wajah diharap bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan keamanan data.
Dalam dunia ini yang semakin mengandalkan teknologi, menggunakan tablet dan sistem pengenalan wajah untuk absen kelas akan jadi kelaziman. Jadi, barangkali kampus-kampus di Indonesia akan mengadopsi teknologi tersebut. Untung, kita selalu percaya manusia adalah mahluk kreatif. Tunggu saja sampai mahasiswa dapat mengakali sistem pemindai wajah tersebut.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.