Ji Hae Park alias Zihwa jago merangkai bunga pada tubuh kliennya. Menggunakan mesin tato, dia mengukir bunga yang menjalar hingga pinggul atau merentang di sepanjang punggung.
Zihwa telah menggeluti profesi seniman tato nyaris satu dekade. Dia awalnya seorang desainer grafis, tapi kemudian tertarik menjadi seniman tato berkat sosok tunangannya.
Videos by VICE
Pada 2016, Zihwa menawarkan jasanya di studio Reindeer Ink yang terletak di bilangan Hongdae, Ibu Kota Seoul. “Saya menginspirasi tunangan untuk bertato, begitu juga sebaliknya,” Zihwa saat diwawancarai The Creators Project.
Perempuan itu bekerja menggunakan jarum satu yang sangat tipis. Terlanjur nyaman dengan model jarum ini, dia merasa kurang sreg jika menggunakan jarum lebih besar. “Saking sudah lama banget pakai jarum satu, rasanya kayak menggunakan pulpen tipis biasa,” terangnya.
Gaya menato Zihwa sebenarnya cukup populer di Korea Selatan. Ada seniman tato lain yang melakukan hal serupa. Bedanya, Zihwa berspesialisasi pada blackwork. Itu berarti dia menggunakan warna serba hitam dalam karyanya, dan menorehkan desain lebih besar dan detail pada tubuh seseorang. Popularitas tato baru kembali muncul satu windu terakhir. Dulu orang Korsel terkenal sangat anti dengan tato, menganggapnya lekat dengan kriminal atau anak-anak nakal yang tak punya masa depan.
Belakangan, terinspirasi Zihwa, musisi di kancah K-Pop banyak yang sengaja menato dirinya dengan motif bunga. Salah satu yang paling terkenal berkat tatonya adalah Baek Ye-rin, penyanyi dalam duo 15& yang sempat berada di bawah naungan JYP Entertainment. Ye-rin dulu dianggap remaja polos, kini penuh tato, dan oleh netizen Indonesia sering diolok sebagai “Danilla-nya Korea.”
Berkaca pada reaksi penggemar K-Pop, upaya Zihwa pelan-pelan berhasil. Tato kini sudah dianggap biasa oleh anak muda Korsel, bahkan sering jadi trivia buat penggemar.
Zihwa juga bukan satu-satunya seniman tato perempuan di sana. Berdasarkan pengalaman pribadinya, dia tak pernah mengalami masalah karena sebagian besar klien Zihwa adalah perempuan.
Lepas dari keberhasilan Zihwa, seni tato masih dipandang negatif dan disorot penuh bias di Korea Selatan. Pemerintah melarang praktik menato kecuali oleh dokter, sementara masyarakat yang masuk generasi boomer atau generasi X terus menganggap tato sebagai sesuatu yang tabu.
Walaupun ada dorongan mengangkat seni tato menjadi sesuatu yang mainstream, tato sempat kehilangan daya tariknya bagi anak muda Korsel. Itulah sebabnya Zihwa ingin menyoroti hal-hal positif dan menenangkan lewat tato buatannya. Dengan begini, gaya menato Zihwa yang anggun berlawanan dari pandangan politiknya yang cukup kritis terhadap sikap pemerintah.
“Saya mau menghentikan anggapan buruk tentang tato,” ujar Zihwa. “Saya ingin membuktikan bila tato tidak menjijikkan seperti yang orang-orang Korea pikir selama ini.”
Untuk mewujudkan cita-citanya, Zihwa mengangkat sisi kewanitaannya dan menegaskan dampak karya Zihwa dalam seri foto yang diterbitkan menjadi buku. Foto-fotonya menampilkan hasil tato Zihwa—baik temporer maupun bukan—yang dilengkapi pakaian, wallpaper dan kain bermotif floral, serta hamparan bunga. “Saya berusaha menjadi sefeminin mungkin.”
Simak karya Zihwa lainnya di Instagram.
Follow Mike Steyels di Twitter.
Artikel ini pertama kali tayang di The Creators Project