Sudah bertahun-tahun bahaya serta manfaat vape terus diperdebatkan. Ahli kesehatan meyakini jika cairan yang digunakan dalam e-cigarette mengandung jumlah kimia berbahaya tak terhitung dan itu termasuk karsinogen (alias bisa memicu kanker). Sedangkan pendukung vape cenderung mempertahankan argumen, bahwa menggunakan vape adalah pilihan lebih aman ketimbang rokok, karena vape tidak mengandung alkaloid adiktif yang terdapat dalam sebatang rokok. Oleh karena itu, di mata pendukungnya, vape dapat digunakan untuk berhenti merokok.
Nah, belakangan tim peneliti dari Australia baru-baru ini menyelidiki 10 jenis e-liquid yang diklaim “bebas nikotin,” seperti dilaporkan ABC. Penelitian tersebut, yang terbit dalam Medical Journal of Australia, memberi kesimpulan mengejutkan. Enam dari sepuluh zat yang diuji oleh tim tersebut justru mengandung nikotin. Penelitian ini menyalahkan minimnya regulasi produk vape dari otoritas kesehatan Australia atas temuan tersebut.
Videos by VICE
“Nyaris tidak ada regulasi untuk produksi produk vape, dan kami mengidentifikasi bahan yang berpotensi membahayakan. Ditemukan juga kesalahan penyebutan kadar nikotin,” demikian seperti dikutip dari penelitian tersebut. Ketua tim peneliti, Alex Larcombe, menyatakan adanya kandungan nikotin padahal diklaim oleh produsennya nihil tentu saja berbahaya. “Karena pada banyak kasus, orang yang menggunakan rokok elektronik tidak menyadari apa yang mereka hirup.”
Dari sampel-sampel e-liquid yang diuji, ditemukan pula mengandung kimia “sangat beracun” yang dikenal sebagai 2-klorofenol dan dapat ditemukan dalam insektisida, herbisida, dan desinfektan—serta “produk sampingan hewan atau manusia.” Menurut beberapa liputan media sebelumnya, termasuk SBS, artinya beberapa jenis cairan vape mengandung senyawa berbahaya.
“Ini memungkinkan bahwa proses pembuatan e-liquid tidak sebersih yang kamu harapkan,” ucap Larcombe.
Menjual nikotin cair dilarang di Australia, yang artinya toko-toko vape membatasi stok mereka pada e-liquid “bebas nikotin.”
Simon Chapman, Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Sydney, kepada ABC menyatakan ketersediaan e-liquid yang mengandung nikotin adalah “rahasia terbuka.” Semua sampel yang diuji dibeli dari penjual online atau pedagang vape di Australia.
Penelitian soal kandungan nikotin ini merupakan hasil kolaborasi antara Telethon Kids Institute, Universitas Curtin, dan Universitas Australia Barat.
Follow Gavin di Twitter dan Instagram
Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia