Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.
Ada beberapa teori konspirasi gila yang muncul setelah roket Falcon Heavy bikinan perusahaan milik miliarder Elon Musk sukses diluncurkan ke orbit Bumi. Ini contoh satu konspirasi paling terkenal, muncul beberapa jam sesudah SpaceX mengumukan keberhasilan roketnya menembus atmosfer.
Videos by VICE
Kata seorang pengguna forum debat Internet: Konon Elon Musk melakukan pembunuhan, makanya perlu ada usaha menutup-nutupi tindakannya dengan kedok mengirim roket. Asoy ya. Asal enggak kebanyakan dosisnya, membaca atau mengikuti penjelasan teori konspirasi memang menyenangkan kok.
Makanya, di artikel ini redaksi Motherboard berusaha menguraikan dua teori konspirasi paling keren seputar peluncuran Falcon Heavy, yang saya temukan sepanjang akhir pekan lalu.
Sedikit gambaran, siapa tahu ada pembaca yang agak ketinggalan berita, perusahaan SpaceX akhirnya sukses meluncurkan roket Falcon Heavy, roket dengan daya jelajah terjauh di pasaran saat ini dan punya kemampuan diisi ulang bahan bakarnya karena bisa kembali ke bumi. Roket ini diakui komunitas ilmuwan sebagai roket terkuat di dunia.
Saya menonton langsung peluncuran roket tersebut di Florida, Selasa pekan lalu. Menurut saya sih, roket itu benar-benar diluncurkan. Tetapi ternyata ada sebagian orang yang tetap tidak yakin peluncuran itu benar terjadi. Bahkan CEO SpaceX, Elon Musk, setelah mendengar adanya keraguan sebagian orang di Internet, mengakui betapa “palsunya” proses peluncuran roketnya.
“Saking nyatanya sampai terlihat palsu,” ujar Musk pada konferensi pers setelah peluncuran. “Kalau memang palsu, kami pastinya akan memakai CGI yang jauh lebih baik.”
Tetap saja, mirip teori konspirasi yang muncul sejak pendaratan astronot di Bulan berhasil dilakukan pada dekade 60’an dulu, teori konspirasi sudah pasti mewarnai peluncuran Falcon Heavy. Saya menggali dalam teori-teori konspirasi yang ditulis oleh mereka yang tampaknya tak suka melihat kesuksesan SpaceX, atau merasa ada yang ditutup-tutupi dari peluncuran roket tersebut.
TEORI 1: ELON MUSK KIRIM MOBIL KE ORBIT DEMI TUTUPI PEMBUNUHAN
Baiklah, mari kita lihat fakta-faktanya: Elon Musk adalah miliarder eksentrik asal Afrika Selatan yang bertekad untuk mengkolonisasi planet lain. Demi mencapai tujuan tersebut, setidaknya untuk menjajah Planet Mars, Musk dan perusahaannya berhasil menciptakan roket terkuat di dunia.
Secara tiba-tiba, dia mengumumkan bahwa Falcon Heavy sekaligus meluncurkan mobil pribadinya dengan pilot palsu bersama dengan roket ke orbit yang mengelilingi matahari. Anehnya, kru SpaceX baru mengetahui peluncuran roket bakal melibatkan mobil dan boneka pilot palsu setelah Musk memposting keterangan ini di akun twitter pribadi.
Minat dan perangai Musk memang gambaran tokoh penjahat film James Bond, karena entah mengapa Musk memang seperti itu. Namun, peluncuran roket pekan lalu memunculkan pertanyaan bagi sebagian orang: Jangan-jangan Elon Musk baru saja melakukan pembunuhan?
Salah satu postingan yang mempopulerkan teori pembunuhan ini berasald dari Forum Internet Reddit. Dalam subreddit Shower Thoughts yang diposting pengguna dengan nama akun ‘halo3kings’, mengemukakan bahwa Musk baru saja terbebas dari kasus pembunuhan karena dia meluncurkan mayat korbannya ke Planet Mars. Musk melaporkan bahwa baju luar angkasa yang dipakaikan ke pilot palsu tersebut tidak ada sensor sama sekali. Ada yang aneh dengan ini – kamu pastinya penasaran kan bagaimana mungkin pakaian itu bisa berfungsi di ruang angkasa yang hampa udara?
Kecuali, kalau memang ada tubuh manusia yang dipakaikan baju ruang angkasa itu. Sebuah teori yang lebih mengerikan mengklaim bahwa ada manusia hidup yang dipaksa untuk memakai pakaian itu dan meluncur ke ruang angkasa. Semakin ironi lagi saat ada tanda bertuliskan ‘Don’t Panic’ di dasbor mobil. Lalu, bagaimana dengan mobilnya itu sendiri? Apakah dia baru saja menabrak seseorang dan ingin menghilangkan buktinya? Apakah ada tubuh-tubuh lain di bagasi mobil itu? Yah, kita tidak akan tahu kebenarannya.
TEORI 2: PELUNCURAN MOBIL TESLA ROADSTER DI ORBIT TIDAK PERNAH TERJADI
Apabila kamu menyelusuri tagar #FakeX di Twitter dan Youtube, maka kamu akan menemukan puluhan teori menjelaskan kalau mobil Tesla roadster bikinan Musk tidak pernah diluncurkan ke ruang angkasa. Dibandingkan teori pembunuhan sebelumnya, teori ini terdengar lebih dangkal dan cenderung memusat seputar detail peluncuran SpaceX di pangkalan NASA. Seperti kalian duga, teori ini menuduh peluncuran mobil hanyalah efek CGI dan cahaya kilat yang muncul saat peluncuran adalah flash kamera yang tidak sengaja muncul dari studio CGI.
Ada juga ucapan para penggemar teori Bumi Datar yang bertanya-tanya mengapa tidak ada bintang dan satelit yang terlihat di belakang roket. Alasan terbaiknya karena (kebanyakan satelit ukurannya tidak sebesar mobil dan sulit untuk dilihat dari ribuan mil ruang angkasa, dan cahaya yang sangat terang dari bumi membuat bintang sulit dilihat memakai mata telanjang. Namun, yah… Namanya juga pendukung teori Bumi Datar. Mereka tidak akan memercayai fakta-fakta sains yang sudah terbukti nyata.
Teori terakhir berpusat pada kondisi mobil tersebut. Saat konferensi pers sebelum peluncuran, Musk bilang kalau dia tidak melakukan modifikasi apa pun terhadap bodi mobil Tesla tersebut. Pendukung teori konspirasi menyatakan bahwa mobil seharusnya terbakar atau hancur di ruang angkasa, karena logam dapat memanas pada suhu 260 derajat Celsius saat terkena paparan langsung dari Matahari. Maka dari itu, Tesla seharusnya meleleh saat ada di ruang angkasa. Teori ini membantah sendiri pendapat penggemar konspirasi kalau serangan teror 9/11 yang mengatakan bahan bakar jet tidak dapat melelehkan baja (sehingga mengasumsikan Gedung Kembar WTC ambuk karena bom dari dalam, bukan dua pesawat yang menabraknya). Masalahnya, baja dan besi memiliki titik leleh di atas 1000 derajat Celsius dan pastinya lebih tinggi dari Tesla yang meluncur di ruang angkasa.
Memang sulit buat sebagian orang mempercayai seorang miliarder meluncurkan mobil pribadinya ke ruang angkasa. tetapi kenyataan pun lebih sulit dipercaya dari cerita rekaan belaka.