Juni 2016, sebuah kebun binatang di Thailand ditutup setelah diduga melakukan penyiksaan satwa, penyelundupan hewan, dan korupsi. Sebelum tempat ini ditutup, turis rela berkendara lebih dari 2 jam dari Ibu Kota Bangkok ke penangkaran bernama Kuil Harimau itu, sekadar untuk memotret bayi harimau yang diberi susu lewat botol. Kebobrokan Kuil Harimau terungkap setelah 40 mayat bayi harimau dan bagian tubuh binatang lainnya ditemukan dalam satu lemari pendingin. Temuan itu merupakan bukti praktek penyelundupan satwa liar yang selama ini ditutup-tutupi.
Di bawah tekanan bertubi-tubi yang datang dari media dan aktivis penyayang binatang, Kuil harimau menyerahkan semua koleksinya pada Departemen Taman Nasional, Flora-Fauna, dan Lingkungan Hidup (DNP) Thailand. VICE News menyebutnya sebagai “episode penutup dari perjuangan panjang mengembalikan kepemilikan harimau ini kepada negara.” Hanya dalam enam hari, 137 harimau direlokasi dalam sebuah operasi besar-besaran yang melibatkan sukarelawan, dokter hewan, personel militer, polisi, dan petugas DNP.
Videos by VICE
Cory J Wright, seorang fotografer berbasis di Australia dan Kanada, mengikuti kasus yang terjadi di Kuil Harimau. Dia mengabadikan momen-momen pengungkapan skandal ini selama beberapa bulan terakhir. Kepada VICE, Cory menceritakan semua hal yang dia ketahui, sekaligus membagi kekhawatirannya akan keselamatan harimau-harimau yang kini diurus pemerintah Thailand.
VICE: Halo Cory, bisa ceritakan pengalamanmu mengunjungi Kuil Harimau yang sekarang sudah ditutup?
Cory J. Wright: Kondisinya memilukan. Turis-turis berfoto dengan satwa liar di sana, seakan mereka memiliki kedekatan dengan satwa-satwa itu. Kenyataannya, harimau-harimau ini bukan satwa liar. Mereka dibesarkan dalam kandang. Pengunjung masih naif bepikir kalau hujan turun, harimau-harimau ini akan dilepaskan.
Juni lalu, 40 mayat bayi harimau ditemukan dalam freezer dalam kuil oleh aparat Thailand, berkat informasi dari seorang relawan internasional. Bagaimana pengelola kuil menangani masalah ini ketika kamu tiba di sana?
Tentu saja, apa yang ditemukan sangat menjijikkan. Aku pikir media juga menulis laporan dengan pendekatan yang keliru. Aku memang bukan seorang ahli hewan, tapi saya tahu tingkat kematian bayi harimau termasuk tinggi. Lalu ada juga selentingan yang mengatakan bahwa Kuil harimau tidak dari awal sengaja mengawetkan mayat harimau yang mati. Mereka menyerahkannya kepada DNP. Jadi, DNP tentu tahu apa yang terjadi. Namun, ketika pihak berwenang menggelar temuannya, DNP menyangkal desas-desus itu.
Dari sini, sepertinya ada indikasi korupsi dilakukan pejabat tingkat tinggi. Menurutmu, apakah para sukarelawan juga terlibat?
Aku mengenal dekat beberapa sukarelawan di sana. Mereka sepenuh hati merawat harimau-harimau ini. Mana mungkin mereka terlibat. Sayangnya, karena mereka yang ada di lapangan, mereka jadi bulan-bulanan kritik yang akhirnya tak sampai ke manajemen Kuil Harimau atau para rahib di sana.
Bagaimana reaksi manajemen dan para rahib setelah skandal terungkap?
Saya tak sempat bicara dengan para rahib karena mereka tak ikut campur dalam masalah operasional kuil. Mereka tinggal di luar area kuil. Setahuku mereka mulai dituding terlibat di hari keempat dan kelima investigasi. Ada dua orang pria ditugaskan mengambil bagian tubuh harimau dari wilayah kuil. Mereka dihadang oleh aparat ketika akan keluar dari penangkaran. Keduanya mengaku diminta seorang rahib agar mengambil tas berisi bagian tubuh harimau.
Ada yang mengkhawatirkan kondisi harimau saat ini di bawah pengawasan DNP. ada berita tentang kondisi mereka?
Awalnya, banyak yang berpikir setelah harimau-harimau ini dipindahkan dari kuil, mereka akan aman. Nyatanya, satu ekor meninggal tak lama kemudian. Harimau-harimau ini stres dan menolak makanan yang diberikan. Yang menarik, lingkungan kuil sebenarnya jauh melebihi standar kebun binatang di Barat. Kuil Harimau memiliki banyak pepohonan, semak belukar, kolam, dan batu-batu yang bisa dipanjat harimau.
Jadi menurut kamu harimau itu lebih dibiarkan di lingkungan kuil?
Tentu, menurut saya semua tindakan pemerintah percuma. Harusnya, kita cuma menindak manusia brengsek yang selama ini menjalankan kuil. Menutup kuil ini untuk turis juga sepertinya solusi yang bagus.
Setelah penggerebegan, kamu sudah bertemu para sukarelawan?
Banyak sukarelawan yang namanya disudutkan oleh media, sebenarnya telah melakukan kegiatan crowdfunding membantu pemerintah membuat sebuah kawasan penangkaran harimau yang lebih baik.
Setelah melihat semua ini, apa pendapatmu tentang perdagangan satwa liar di Thailand?
Aku menyesalkan ini semua. Perdagangan satwa liar didorong oleh permintaan yang tinggi dari negara seperti Cina. Di Cina, darah dan bagian tubuh harimau dipercaya bisa meningkatkan stamina dan kebugaran seksual. Selama dari ada permintaan pasar, perdagangan satwa liar akan terus berlangsung, kecuali memang ada usaha-usaha untuk memeranginya di Thailand.
Apa pendapatmu tentang turis yang datang dan membayar untuk melihat satwa liar?
Turis cuma datang untuk melihat satwa itu dari dekat. Sayangnya, mereka kadang tak punya adab. Misalnya, pada saat penggerebegan, ketika petugas dan staf DNP sedang sibuk bekerja, masih ada turis yang datang ke kuil. Ini cara pandang turis yang datang ke Thailand: mereka ingin melihat dari dekat dan kalau bisa selfie di Kuil ini. Mereka tak memperhitungkan apa yang akan terjadi setelah mereka angkat kaki.
Lihat koleksi foto Cory di sini.
Wawancara dilakukan oleh Laura Rodriguez Castro. Follow dia di Twitter.