Sebagai sineas, layar adalah mata uang Sam Handley, medium untuk menyampaikan visinya ke dunia. Tapi, ini adalah hubungan yang rumit, dan kerumitan inilah yang dibahas warga Selandia Baru berusia 34 tahun ini dalam empat vignette dalam seri.
Handley menyampaikan kepada VICE bahwa layar—jendela pixel menghadap dunia, tempat kita menghabiskan sebagian besar waktu kita—memiliki efek yang hampir “hipnotis,” mudah bagi kita untuk kehilangan kesadaran diri saat scrolling di segala macam media sosial, saat memeriksa email, atau saat browsing iseng-iseng.
Videos by VICE
Dia berasa bahwa layar-layar ini memiliki dampak pada kreativitasnya. “Saya ingat satu masa beberapa tahun lalu saat saya sering sekali menatap layar dan merasa saya tidak ingin hal itu memenuhi pikiran saya dan mempengaruhi imajinasi saya.” Imajinasi adalah hal yang dia anggap penting dan mencoba lindungi. Salah satu kemewahan hidup adalah “memiliki kemampuan memunculkan ide lalu benar-benar merealisasikannya. Ini adalah salah satu hal paling ajaib dan menyenangkan dalam hidup.”
Alam, bagi dia, adalah antidot sempurna bagi intrusi teknologi yang kian meningkat dalam hidup kita, dan alam memiliki kehadiran lebih besar dalam karya terbaru dia ini. “Alam adalah salah satu ciptaan terhebat dan saya merasa ada hubungan mistik dengan alam. Setiap saya berada di tengah alam saya merasa jiwa saya terbarui dan jadinya lebih memiliki kekuatan.” Handley tinggal di Berlin selama delapan tahun terakhir, tapi baru-baru ini dia tinggal di rumah kapal, tanpa internet ataupun layar, berdekatan dengan alam—seperti “hidup dalam puisi yang indah,” ujarnya.
Dia ingin menguji gaya hidup yang tidak bergantung secara empiris pada teknologi dan internet untuk merasa puas. “Saya merasa semakin banyak hal yang bergantung pada internet dan ini mengganggu saya. Suatu hari seseorang bisa menghentikan ini semua.”