Dua hari terakhir, gamer di berbagai negara sibuk membicarakan Cyberpunk 2077 game yang hype-nya gede banget, sejak pertama kali diumumkan developer CD Projekt Red delapan tahun lalu.
Game action-RPG berlatar fiksi ilmiah ini dibintangi Keanu Reeves, langsung memecahkan rekor terlaris untuk game PC sepanjang masa, terjual 8 juta kopi di hari peluncuran berkat sistem pre-order. Gamer berharap banyak pada Cyberpunk 2077, karena reputasi pengembangnya, studio dari Polandia, yang menghasilkan mahakarya The Witcher 3: Wild Hunts pada 2015 lalu.
Videos by VICE
Setelah menjajal sendiri game ini di komputer, sejujurnya, harus diakui grafis Cyberpunk 2077 bukan yang terbaik di kelasnya. Oke, aku tahu seri game ini berlatar di dunia masa depan yang sudah hancur, dihiasi oleh neon dan gedung pencakar langit futuristik tapi nampak depresif. Sayangnya, enggak bisa dipungkiri desain artistik Cyberpunk kurang nendang, bahkan saat menggambarkan situasi kelam.
Pakaian karakter kalian dan NPC-NPC di dalamnya standar aja, kurang modis. Dunianya besar, tapi enggak memberikan kesan luas sama sekali. Sebagian besar tempat yang kalian kunjungi hampir enggak ada bedanya satu sama lain.
Bahkan seandainya kalian jalan-jalan ke sekitar wilayah Night City, kalian akan menemukan tumpukan sampah dan semak belukar yang mirip dengan setting di seri game Fallout. Maslaahnya, tak peduli di platform apa kalian memainkan Cyberpunk 2077, tak ada opsi pengaturan yang bisa diutak-atik supaya gamenya lebih stylish.
Cyberpunk 2077 memang enggak seburuk seperti saat seminggu sebelum rilis, sekarang pengembang lagi ngebut mempersiapkan patch supaya eror dalam game berkurang. Tapi pilihan efek visual—film grain, aberasi kromatik, kedalaman ruang, lens flare dan motion blur—yang aktif secara default membuat game ini jadi kurang maksimal.
Banyak game di masa lalu yang terlalu lebay memberi efek, dan kalian bisa menonaktifkan efeknya dengan mudah supaya game kelihatan lebih bagus dan jernih.
Pengaturan sebagian besar game yang aku mainkan beberapa tahun terakhir sudah lebih terkendali sekarang, sehingga aku tak lagi merasakan dorongan untuk memperbaikinya. Namun, Cyberpunk 2077 mengingatkanku pada game-game di akhir era 2000-an dan awal 2010-an yang melapisi gambar dengan berbagai efek supaya terkesan lebih sinematik.
Padahal, tampilan sinematik ini sebenarnya untuk membangkitkan distorsi kamera ketika senjata kalian bermasalah atau teknik yang kalian ambil buruk. Cyberpunk 2077 juga memiliki beberapa efek menarik lainnya yang ditembakkan sekaligus pada intensitas yang sama. Jika semua efek ini diaktifkan, Night City seolah-olah kayak foto yang dipotret pakai kamera jadul. Pemandangannya indah, tapi fotonya buram.
Efek film grain pada Cyberpunk 2077 enggak terlalu kelihatan seperti film grain. Buatku, efek ini lebih mirip seperti VR awal beresolusi rendah. Seakan-akan kalian sedang melihat gambar beresolusi tinggi melalui filter beresolusi rendah.
Efek kedalaman ruangnya cukup halus, tapi kurang menjanjikan untukku. Aku enggak melihat sentuhan halus realistis yang saya harapkan ketika efek ini diaktifkan. Di beberapa tempat, efek kedalaman atau fokusnya enggak keluar. Aku memutuskan menonaktifkannya.
Lalu ada lens flare yang berlebihan dan sering kali kelewat silau. Efeknya memang terlihat sempurna di beberapa adegan karena bisa menghasilkan bulan sabit kecil yang mencolok di sekitar sumber cahaya tajam, tapi lens flare cenderung menghilangkan banyak detail dan menghapus efek pencahayaan yang lebih menarik.
Foto di atas merupakan pemandangan kabin di tepi danau saat fajar. Aku sengaja mematikan efeknya. Kabinnya membelakangi sinar mentari yang baru mau terbit. Adegan ini lebih realistis, seperti yang akan dilihat oleh kedua mata kita ketika menyaksikannya langsung. Sinar matahari menerobos bagian atas kabin, dan kalian bisa melihat cahaya silau membingkai siluet rumah.
Foto kedua menampilkan pemandangan ketika lens flare dinyalakan. Adegannya jadi enggak realistis. Sinar keemasan matahari memancar ke seluruh penjuru, tapi enggak ada paparan sinar matahari langsung ke arah kita. Efeknya membuat seolah-olah kita melihat langsung ke arah matahari dari dalam gelas berisi urin.
Aberasi kromatik menjadi yang paling buruk buat mata, apalagi kalau kalian memainkannya di monitor PC bertipe lebar. Gambar akan menampilkan pergeseran warna di sepanjang batas objek, dan itu meniru efek lensa yang cacat. Dalam Cyberpunk 2077, intensitas efek ini meningkat saat kalian melihatnya dari tengah ke tepi layar. Pada monitorku, kira-kira sepertiga dari keseluruhan layar menampilkan garis terdistorsi ungu yang tebal dan kabur.
Ya, efek-efek ini adalah pilihan estetika yang valid. Aku bahkan enggak pernah mempermasalahkan noise digital atau aberasi kromatik dalam game-game seperti ZombiU atau Kane and Lynch 2.
Kedua game ini berusaha membangkitkan media yang sangat spesifik dan menarik perhatian pada cara pandang pemain terhadap tindakannya. Akan tetapi, Cyberpunk 2077 sarat dengan efek dan pencahayaan berani yang membuat suasananya lebih menindas. Pengaturan filter default semakin memperburuk penampilannya.
Singkat cerita, ini yang harus kalian lakukan untuk membuat Cyberpunk 2077 lebih nyaman dilihat: Buka setting visual sebelum main, nonaktifkan fitur lens flare, aberasi kromatik, motion blur, dan efek film grain.
Omong-omong, siapkan ruang di harddisk komputer kalian ya. Ukuran file game ini 70 giga, total diperkirakan untuk menamatkan campaign cerita utamanya pertama kali butuh 20-30 jam.
Plus, mungkin sebagian dari kalian sudah baca, Cyberpunk 2077 versi konsol generasi sebelumnya, baik itu di PlayStation 4 atau Xbox One, agak bapuk. Banyak banget bug dan game-nya dilaporkan sering crash tiba-tiba. Jadi, kalau kalian belum punya PS5 atau Xbox Series X, mending mainnya di PC saja. Rekomendasi dari kami sih idealnya komputer kalian punya jerohan CPU Intel i7-4790 atau AMD Ryzen 3 3200, dilengkapi kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060 atau AMD Radeon RX 590, serta RAM-nya 12 giga.
Semoga pengalaman main kalian menyenangkan!