Tokyo, Singapura, dan Kuala Lumpur Termasuk Lima Besar Kota Warganya Kebanyakan Kerja

Tokyo, Singapura, dan Kuala Lumpur Termasuk Lima Besar Kota Warganya Kebanyakan Kerja

Reputasi Asia sebagai tempat yang mempekerjakan warganya terlalu keras kini telah dibuktikan lewat data. Dalam sebuah penelitian berupa peringkat work-life balance (keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi), empat kota Asia memperoleh nilai terendah: Singapura (32), Hong Kong (35), Tokyo (39), dan Kuala Lumpur (40).

Semua kota dengan peringkat tertinggi berada di Eropa, yakni Helsinki, Munich, Oslo, Hamburg dan Stockholm.

Videos by VICE

Studi ini dilaksanakan firma sekuriti Kisi yang mengamati kota-kota yang dikenal memiliki banyak peluang kerja. Kisi menganalisa tiga kategori demi menentukan angka work-life balance setiap kota : intensitas pekerjaan, faktor sosial dan institusional, serta kelayakan huni. Setiap kategori tersebut mengandung subkategori lainnya.

Top-Overworked-Cities
Sumber gambar: Kisi

Dalam hal intensitas pekerjaan, penelitian ini mengamati faktor seperti jam tiba di tempat kerja, berapa jam kerja setiap minggu, dan waktu yang dihabiskan pulang-pergi dari tempat kerja. Tokyo, Singapura, dan Kuala Lumpur masuk lima besar, karena mayoritas kalangan profesional yang menghuninya terlalu banyak bekerja.

Peringkat Tokyo tidak mengejutkan. Ibu kota Jepang ini memang terkenal karena budaya kerjanya yang melelahkan. Akibat jam kerja paling panjang di dunia, banyak penduduk Jepang bekerja sampai mati. Di Asia, warga Tokyo rata-rata masuk kerja paling pagi (pukul 8:57).

International-Cities-by-Percentange-of-People-working-more-than-48h_week
Sumber gambar: Kisi

Meski ikut masuk peringkat rendah, Singapura dikenal untuk angka harapan hidup, kualitas hidup, dan kesetaraan gender yang tinggi. The Economist menamakan Singapura sebagai salah satu negara paling layak dihuni sedunia pada 2013 lalu. Menurut Kisi, Singapura memperoleh peringkat kedua terakhir setelah Tokyo. Warga Singapura rata-rata bekerja 44,6 jam per minggu. Hanya Kuala Lumpur yang mengalahkan Singapura dalam kategori ini, dengan 46 jam per minggu. Hong Kong menyusul Singapura dengan 44 jam per minggu.

Jumlah warga bekerja lebih dari 48 jam per minggu cukup merata di antara Singapura, Kuala Lumpur, dan Hong Kong. Warga ketiga kota itu juga memperoleh masa cuti paling pendek.

Bernhard Mehl, CEO Kisi, mengatakan penelitian firmanya perlu menjadi catatan bagi para pengambil kebijakan. Tanpa keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, sulit mencapai produktivitas optimal. “Perlu diingat bahwa kehidupan pribadi dan profesional kita memang seharusnya saling bersinggungan.”

Bernhard mengatakan zaman sekarang, banyak perusahaan dan pekerja gagal “mengatasi aspek kehidupan paling penting untuk memperbaiki kehidupan sehari-hari, yaitu mencapai keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi.”

Ikuti Meera di Twitter dan Instagram .

Artikel ini awalnya dimuat di VICE ASIA.