Greta Thunberg tidak peduli dengan penghargaan kosong, apa pun bentuknya. Aktivis lingkungan remaja ini akan lebih senang kalau kamu tak tinggal diam melihat Bumi yang semakin rusak.
Itulah pesan yang disampaikan Greta ketika menolak penghargaan peduli lingkungan dari Dewan Nordik, badan antar-parlemen perwakilan Norwegia, Denmark, Islandia, Finlandia, dan Swedia, Selasa pekan ini. Dia tak sudi menerima penghargaan serta uang tunai senilai $51.000 (Rp714 juta) apabila pejabat negara tak kunjung mengambil tindakan.
Videos by VICE
Greta sedang mengunjungi California saat itu, sehingga kehadirannya diwakilkan dua aktivis lain. Namun, dia telah membuat pernyataan mengapa menolak penghargaan itu.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Dewan Nordik yang telah memberikanku penghargaan. Suatu kehormatan besar bagi saya, tapi gerakan menolak perubahan iklim tak membutuhkan penghargaan,” tulisnya. “Kami berharap politikus dan pejabat negara mulai peduli dan mendengarkan langkah sains terbaik yang ada saat ini.”
Greta kemudian mengkritik negara-negara yang ingin memberikannya penghargaan. Walaupun negara-negara Nordik terkenal sadar lingkungan, mereka terkadang masih suka khilaf.
“Negara-negara Nordik memiliki reputasi luar biasa dalam mengatasi masalah lingkungan dan iklim. Sama sekali tak dilebih-lebihkan,” ujar aktivis 16 tahun itu. “Namun, ceritanya lain lagi kalau sudah menyangkut emisi aktual dan jejak kaki ekologi per kapita — termasuk kebiasaan mengonsumsi dan mengimpor kami serta penerbangan dan ekspedisi pengiriman.”
Mengutip laporan WWF dan Global Footprint Network, Greta membeberkan negara asalnya Swedia bertingkah seolah-olah dunia memiliki sumber daya yang besar sekali.
Sebagai pengusung aksi protes Friday For Future, dia tak pernah takut dan lelah menuntut pertanggungjawaban lembaga-lembaga berkuasa. Dia telah menyampaikan pidato luar biasa yang mendorong orang-orang untuk mulai beraksi pada konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dia juga berani menyindir anggota Kongres yang mengklaim AS tak ikutan menciptakan perubahan iklim.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.