Singa jantan sering disebut sebagai sang raja hutan. Nah, yang namanya raja jelas punya privilese. Hidup Singa itu diisi kegiatan menyenangkan seperti luntang-lantung mencari mangsa, bobo siang meuluu, hingga menyerang pemburu hewan liar kalau kebetulan lewat di depannya. Tapi seenak apapun hidup seekor raja hutan, singa toh kadang mendambakan sesuatu di luar hidupnya yang enak itu.
Ini mungkin yang dirasakan oleh seekor singa di Taigan Safari Park, Vilnohirsk, Crimea, Ukraina, yang kayaknya bosan sama hidupnya yang gitu-gitu doang.
Videos by VICE
Lantaran tinggal di sebuah taman safari, singa yang satu ini malah bosan dengan segala keistimewaan yang dia dapat sebagai raja hutan, eh maksudnya, taman safari. Dia enggak menemukan keasyikan mengejar mangsa lagi. Dia juga mungkin sudah lupa kenikmatan mangsa pertamanya kala masih imut dulu, karena nyatanya toh dia cuma salah satu tontonan di sebuah taman safari. Hak istimewanya cuma versi KW. Lagi-lagi, dia cuma seorang raja taman safari dan dia merasa hampa.
Untungnya, di tengah kebosanan yang nyaris membunuhnya, pandangan sang singa malang ini tertuju pada sebuah benda asing dan baru. Insting binatangnya bekerja keras memahami apa yang baru dia lihat: sebuah bus penuh turis. Sekali pandang, singa itu tahu bahwa bus itu dikendarai sesosok manusia botak yang kelihatan letoy. Seketika, sang singa merasakan gairah baru yang yang tak sempat dia beri nama.
Singkatnya, singa itu harus banget mengendarai bus turis yang baru saja dia lihat.
Tak mau menunggu lama, sang raja taman safari itu langsung merangsek ke balik kemudi bus tersebut. Tentu saja, melihat kedatangan sang singa, supir bus itu dengan cepat merelakan singgasananya. Sayang seribu sayang, ada satu masalah besar: singa tak punya jempol jadi tak bisa menggenggam kemudi bus.
Kasihan deh, tubuh singa yang besar, panjang dan berotot itu—dan memang didesain untuk memburu mangsa—kini kelihatan kikuk di kursi supir bus. Kakinya tak sampai ke pedal. Depresi segera menyerang binatang liar itu.
Kehabisan akal, singa malang itu turun dan naik ke bangku penumpang yang diduduki para turis pengunjung taman safari. Dalam hati, hewan itu berharap ada yang berbaik hati menolongnya. Lagi-lagi malang, turis -turis tetap duduk-duduk, memotretnya dengan kamera ponsel selagi sang singa memohon mereka membantunya menyetir bus itu. Singa memang raja hutan tapi kali ini, tak ada yang memedulikannya. Impiannya untuk jadi supir bus turis sirna sudah. Sedih deh.
Singa itu akhirnya sangat kaki dengan perasaan yang terluka. Dengan statusnya sebagai raja hutan, dia barangkali sudah menerkam ribuan mangsa dan kehadirannya saja sudah bikin warga hutan lainnya mengkerut. Semua itu cuma tinggal cerita.
Sejak malam insiden itu, singa itu akan dihantui oleh mimpi-mimpi tentang bus turis itu—bus yang tak bisa dia kemudikan karena tak punya jempol. Dia tahu bahwa seumur hidupnya dia tak akan pernah merasakan angin menerpa singa selagi dia duduk dan berusaha mengendarai bus turis.
Satu-satunya penghiburan dia punya adalah harapan bahwa barangkali kelak Eka Kurniawan—sastrawan hebat Indonesia yang tinggal jauh dari Crimea—iba membaca berita ini lantas memutuskan bikin novel berjudul “Z, Seekor Singa Yang Bermimpi Jadi Supir Bus.”
Follow VICE Indonesia di Twitter.