Pandemi corona membuat masyarakat Indonesia semakin mencintai olahraga kardio lewat bersepeda. Akhirnya, setelah kelamaan dicap terlalu mencintai motor, populasi pesepeda bertambah.
Khusus di DKI Jakarta saja, Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia mencatat, jumlah pesepeda di DKI Jakarta meningkat 10 kali lipat. Tapi kabar gembira itu disambung kabar tak enak: bertambahnya populasi pesepeda berbanding lurus dengan angka kecelakaan lalu lintasnya.
Videos by VICE
Komunitas Bike to Work (B2W) mencatat ada 29 kecelakaan yang melibatkan pesepeda dalam rentang Januari-Juni 2020. Jumlah pesepeda yang menjadi korban meninggal tak sedikit: 17 orang. Sementara di Yogyakarta, sejak Maret hingga Mei 2020 polisi mencatat 48 kasus kecelakaan melibatkan pesepeda, mengakibatkan 4 pesepeda meninggal.
Akan tetapi, bukannya mengundang simpati atau mengencangkan tuntutan agar jalanan dibuat lebih ramah pesepeda, di media sosial yang ada justru sentimen kepada pesepeda. Sejumlah kasus pesepeda ngawur memunculkan anggapan pesepeda baru adalah korban tren yang membahayakan pengguna jalan lain. Nyinyir-nyinyiran pun tak terelakkan.
Lalu siapa yang salah di sini? Untuk kasus di Yogya, kepolisian cenderung menganggap ini akibat pesepeda yang enggak mematuhi aturan lalu lintas. “Pesepeda memang mendapatkan prioritas menurut undang-undang, namun mereka juga harus penuhi standar keamanan,” kata Dirlantas Polda DIY Kombes Pol I Made Agus Prasetya, dilansir Kedaulatan Rakyat.
Okelah, bersepeda secara bergerombol, tanpa helm, dan tak menyalakan lampu di malam hari jelas salah. Tapi enggak dinafikan pula, di jalan raya sudah lama pesepeda jadi warga kelas tiga yang harus mengalah dari mobil dan motor.
Co-founder B2W Toto Sugito meminta pemerintah menjamin hak atas rasa aman bagi pesepeda seperti yang tertera dalam UU 22/2009 tentang LLAJ. Salah satunya, memberikan fasilitas ramah sepeda. “Pemerintah harus mengontrol lalu lintas agar dapat memastikan hak dan kewajiban pesepeda terpenuhi sesuai dengan peraturan tersebut,” ujar Toto kepada Tirto.
Balik ke Ibu Kota, untuk mengakomodasi lonjakan pesepeda dan menekan angka kecelakaan, pemprov mengaku sedang merencanakan tambahan jalur sepeda dan fasilitas umum yang ramah sepeda.
“Bahkan tahun lalu kami sudah membuat tambahan jalur untuk pesepeda sepanjang 63 kilometer dan sekarang kami sampaikan tambahan jalur sementara untuk para pesepeda supaya aman,” kata Anies dilansir Katadata. Tahun lalu Jakarta juga membangun jalur sepeda di trotoar yang rentan bikin gesekan baru pesepeda vs pejalan kaki.
Guru Besar Manajemen Transportasi UGM Ahmad Munawar juga menjelaskan pentingnya infrastruktur jalanan sebagai salah satu solusi untuk menekan laju kecelakaan. Sebab, banyak kecelakaan terjadi karena jalan yang rusak sehingga pesepeda kerap berkendara agak ke tengah jalan.
Untuk melawan serangan ke kelompok mereka, sejumlah alasan yang diutarakan pesepeda ini lumayan masuk akal. Misalnya, yang nakal satu-dua pesepeda, kok semuanya langsung dicap buruk. Terus, gimana soal ego pengendara bermotor yang tidak sabaran menyalip sepeda sehingga kecelakaan sampai terjadi.
Kementerian Perhubungan berjanji segera menerbitkan aturan, yang nantinya bisa diadopsi pemda, untuk memfasilitasi meningkatnya pengguna sepeda. Aturan ini sempat jadi korban disinformasi di media sosial, sehingga malah disebut sebagai rencana menetapkan pajak untuk pesepeda. “Tidak benar [ada rencana menerbitkan pajak sepeda]. Kemenhub sedang menyiapkan regulasi terkait pajak sepeda. Yang benar adalah kami sedang menyiapkan regulasi untuk mendukung keselamatan para pesepeda,” kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati saat dikonfirmasi CNN Indonesia.
Aturan kemenhub itu akan mencakup kewajiban memasang alat pemantul cahaya bagi pesepeda, jalur khusus sepeda agar disediakan pemda, dan kewajiban memakai alat keselamatan saat mengendarai sepeda. “Animo masyarakat yang sangat tinggi harus dibarengi dengan perlindungan terhadap keselamatan pesepeda,” imbuh Adita.
Walau dicerca sebagian pengguna kendaraan bermotor, demam sepeda sudah pasti disyukuri perusahaan sepeda dong. PT Roda Maju Bahagia yang memproduksi sepeda lokal merek Element MTB mengklaim sudah mencapai setengah target penjualan tahun ini di bulan Mei. Sedangkan PT Insera Sena yang memproduksi sepeda Polygon telah mendapat lonjakan permintaan dari kota besar dan kecil sejak pertengahan April.
Semoga dengan terjadinya musim panen bagi pedagang sepeda ini, merek sepeda Wimcycle yang tengah berjuang keluar dari kebangkrutan bisa segera sembuh. Iklan kambing naik sepeda sambil teriak “Heeboh”-nya ditunggu lho sama anak-anak Indonesia.