Tren Busana Hijab Semakin Populer di Negara Barat, Segera Dipamerkan Museum Bergengsi

Artikel ini pertama kali tayang di i-D.

Kecuali tinggal di dalam gua, kalian sudah pasti mengetahui tren hijab stylish ataupun segmen adibusana, yang beberapa tahun terakhir menarik perhatian perempuan muslim seluruh dunia. Di negara-negara Barat, hijab berhasil memicu perbincangan peminat budaya selama beberapa bulan terakhir, baik dalam nuansa positif maupun negatif. Mari kita mulai dari cerita yang tidak terlalu baik. Kita tentu masih ingat, bagaimana beberapa wali kota di Prancis melarang burkini di pantai-pantai. Di Jerman, Kanselir Angela Merkel mendukung larangan mengenakan burqa bagi perempuan muslim. 

Videos by VICE

Sedangkan untuk aspek positifnya, industri fesyen semakin tertarik merangkul busana-busana perempuan muslim. Dolce & Gabbana serta Uniqlo telah meluncurkan koleksi hijab masing-masing. Sementara salah satu pendiri Yves Saint Laurent Pierre Bergé, menulis pembelaan terhadap hijab stylish yang dituding merampas kebebasan berekspresi perempuan. Di Amerika Serikat, salah satu peserta kontes kecantikan Miss Minnesota adalah seorang perempuan berhijab. Masalahnya, rakyat AS baru saja memilih seorang Islamofobik sebagai presiden. Besar kemungkinan banyak perempuan muslim di Negeri Paman Sam yang terdorong menanggalkan hijabnya di ruang publik untuk melindungi keselamatan diri.

Intinya, negara-negara Barat semakin sadar dan tertarik pada konsep busana muslim. Jadi, tak perlu kaget ketika de Young Museum di Kota San Fransisco akan menggelar pameran akbar The Fashion of Islam pada musim gugur 2018. De Young akan menjadi yang pertama mengumpulkan pernak-pernik hijab ke dalam museum. Acara-acara mengapresiasi busana muslim berbentuk pameran atau peragaan busana sedang marak. Surat kabar the New York Times melaporkan, di Australia baru saja digelar pameran Faith, Fashion, Fusion mengulas serba-serbi budaya Islam, termasuk hijab dan wisata syariah.

Ketika diwawancarai media, Max Hollein selaku direktur Museum de Young menyatakan perlunya publik Barat lebih mengenal tradisi hijab dan busana muslim. Perkembangan fesyen muslim sangat pesat satu dasawarsa belakangan, termasuk di Indonesia. “Banyak orang di Barat yang masih belum tahu jika budaya Islam punya tradisi busana yang sangat hidup. Perhatikan saja kota-kota besar seperti Dubai atau Beirut, gaya busana warga di sana sangat berwarna. Membahas busana akan mengajak kita semua memahami perkembangan politik yang terjadi di dunia muslim, serta mengingatkan apa saja kesalahpahaman yang sering terjadi antara budaya muslim dengan budaya lainnya,” kata Hollein.

Barang-barang yang dipamerkan di museum itu, misalnya, adalah koleksi hijab produksi Dolce & Gabbana. Kain-kain buatan desainer muslim seperti Iman Aldebe dan Hussein Chalayan juga akan ditampilkan ke publik. Tak lupa, de Young akan memajang jenis-jenis busana muslim yang santai, termasuk streetwear dan baju olahraga. Museum de Young bukan kali ini saja menggelar pameran tematik. Tahun lalu, pengelola museum secara khusus membuat pergelaran mengenang rekam jejak Oscar de la Renta, Yves Saint Laurent, dan Jean Paul Gaultier. Acara-acara itu sangat ramai, rata-rata didatangi lebih dari 300 ribu orang, memecahkan rekor sepanjang sejarah berdirinya Museum de Young. Sehingga dari perkiraan kami, The Fashion of Islam akan memperoleh kunjungan sebesar acara-acara busana sebelumnya, atau malah akan lebih ramai lagi.