Sebuah acara untuk anak di televisi publik Denmark menyita perhatian di media sosial. Tayangan kartun itu menampilkan tokoh utama seorang lelaki dengan penis terpanjang sedunia, yang dia gunakan untuk menolong orang dalam berbagai situasi. Netizen dari berbagai negara segera menertawakan, bahkan ada yang sampai marah, melihat premis kartun tersebut.
Kartunnya berjudul “John Dillermand”, tayang perdana pekan lalu di DR Ramasjang, semacam TVRI-nya Denmark. Judul itu sekaligus nama si tokoh utama. Sejak episode pertama, penonton bisa melihat bahwa Dillermand tidak menganggap penisnya yang bisa memanjang amat ekstrem sebagai problem. Di salah satu episode, Dillermand bisa memakai penisnya jadi tali kekang anjing peliharaan. Dalam cerita lain, penisnya bahkan bisa melingkar-lingkar luwes seperti ular.
Videos by VICE
Di Denmark sendiri, negara berpenduduk 6 juta jiwa yang terkenal cukup progresif soal kebebasan ekspresi, banyak orang khawatir konsep kartun “John Dillerman” bisa berdampak negatif pada penonton anak.
“Bocah lelaki yang menonton tayangan ini bisa saja menganggap normal main-main sama penisnya. Di era #MeToo dan maraknya pedofilia, gambaran pemakaian penis di kartun ini agak bermasalah,” tulis salah satu penonton yang komplain di laman Facebook DR Ramasjang. Komentar sejenis bermunculan di Facebook.
Merespons kritikan penonton, serta ortu yang menelepon TV publik tersebut sambil marah-marah, manajemen DR Ramasjang merilis pernyataan tertulis mengenai tujuan penayangan “John Dillermand”.
Menurut stasiun televisi tersebut, kartun John Dillermand berusaha menjawab rasa ingin tahu penonton anak mengenai tubuhnya, terutama organ genital yang sering dianggap tabu. Mereka pun menjelaskan bahwa LSM kesehatan reproduksi “Sex and Samfund” terlibat sebagai konsultan kreatif serial kartun ini. DR Ramasjang bukan kali ini saja menayangkan konten untuk anak bertema seksualitas.
Sebelumnya, TV publik itu sempat menyiarkan acara berjudul “Ultra Strips Down”, konsepnya anak-anak balita menyaksikan orang dewasa dari berbagai usia menanggalkan pakaian dan telanjang. Tujuan acara itu adalah mengajarkan kalau tubuh itu berbeda-beda, jadi kalian harus pede dengan tubuh yang kalian miliki.
DR Ramasjang menyatakan tidak akan berhenti menayangkan “John Dillermand” meski ada kritikan publik soal gambaran penis di kartun tersebut. Pengamat media Denmark, lewat kolom opini di surat kabar, memahami kenapa ada orang yang khawatir melihat penis panjang disajikan untuk penonton anak.
Tapi dia menyatakan di masa mendatang perlu ada serial kartun lain menggambarkan vagina juga dimanfaatkan secara hiperbolis seperti John Dillermand. “Sehingga anak-anak perempuan juga akan menganggap normal vaginanya.”
Artikel ini pertama kali tayang di VICE US