Berdagang apa saja yang bisa diperdagangkan serta menuduh apa saja yang bisa dituduh agaknya udah merasuki cara berpikir bangsa Indonesia. Ada bagusnya sih, tapi kadang kalau berlebihan malah jadi absurd.
Polemik uang baru edisi kemerdekaan pecahan Rp75 ribu yang dicetak Bank Indonesia bisa jadi satu contoh. Uang yang dicetak terbatas ini dikabarkan udah masuk pasar daring dan forum kolektor, diperjualbelikan dalam nominal lebih besar daripada nilai tukarnya.
Videos by VICE
Enggak bisa dielakkan sih. Soalnya, uang khusus ini emang cuma bisa dimiliki satu lembar per orang lewat syarat NIK di KTP. Kebijakan ini jelas diskriminatif buat orang-orang yang punya ambisi menguasai seluruh peredaran uang spesial ini. Mamam tuh.
Jika kamu berpikir memburu uang ini bisa mengantarkanmu pada kekayaan, coba simak kata kolektor. Aliung, kolektor uang kuno asal Solo, merasa uang ini enggak punya nilai kelangkaan yang tinggi. Dicetak 75 juta lembar, angka ini terbilang banyak untuk ukuran edisi spesial.
“Harga pasaran di kolektor sendiri, tadi ada teman numismatik [kolektor benda kuno] yang jual Rp250 ribu satu lembar. Mungkin, pembelinya terburu-buru untuk beli, ingin segera punya. Jadi, dia berani keluarin harga lebih. Kalau menurut para kolektor uangnya biasanya saja karena cetakannya banyak, 75 juta. Biasanya, kalau uang peringatan [dicetak lebih] sedikit. Ini lebih banyak. Kecuali nomor serinya unik,” kata Aliung kepada CNN Indonesia.
Sobat hemat tentu pikir-pikir jika harus menebus duit Rp75 ribu seharga Rp250 ribu. Jika ingin menempuh jalur yang lurus mendapatkan pecahan baru ini, ada cara yang lebih lurus.
Jadi, kamu udah bisa menukar uangmu dengan pecahan baru ini di Kantor Pusat Bank Indonesia dan 45 Kantor Perwakilan BI Dalam Negeri per 17 Agustus kemarin. Lewat prosedur normal, kamu cukup memesan secara daring lewat situs BI atau aplikasi PINTAR di ponsel untuk atur jadwal penukaran. Sejauh ini, masyarakat terlihat antusias terhadap peluncuran uang, ditandai oleh jadwal penukaran yang dilaporkan sudah penuh sampai 2 September.
Selain di forum kolektor, ada dua orang lain terekam menjual uang tersebut di marketplace Shopee dengan harga hampir Rp1,5 juta. Di Bukalapak malah lebih absurd, dijual sampai Rp50 juta oleh akun bernama Ridho Rizki. Saat ditelusuri pada 18 Agustus petang, dagangan ngadi-ngadi di dua e-commerce populer tersebut sudah dihapus pengunggah. Tidak ditemukan pula jualan serupa di pasar daring lain.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny WIdjanarko meminta masyarakat berhati-hati sama dagangan di marketplace. Sebab, siapa tahu itu cuma prank. “Ingat lho ya, prank-prank yang di media sosial. Yang betul yang sekarang disampaikan Ibu Rosmaya [Deputi Gubernur BI] dan Pak Marlison [Kepala Departemen Pengelolaan Uang], yang betul ada di situs BI, di kanal-kanal komunikasi BI,” kata Onny dilansir Kumparan.
Namun, Rosmaya sendiri tidak melarang penjualan uang di sejumlah e-commerce. “Disimpan untuk koleksi, bisa. Kalau misalnya, ‘Saya mau beli,’ ya silakan saja. Kami tidak mengatur itu. Hanya, harga penukarannya tetap Rp75 ribu,” kata Rosmaya dilansir Katadata.
Ia juga mengklaim sangat sulit memalsukan uang seri ini karena fitur keamanannya sudah canggih. Kalau masih ada yang ngeyel mau memalsukan, pidana sampai 15 tahun penjara menanti.
Uang edisi kemerdekaan ini juga menimbulkan polemik pada segi desain. Mirip perkara salib pada logo hari HUT ke-75 Indonesia, ada netizen dengan ilmu cocoklogi dan semangat adu domba kelewat tinggi menuding salah satu gambar pakaian adat pada uang tersebut berasal dari adat Tiongkok.
Padahal, gambar yang dimaksud adalah baju adat suku Tidung, Kalimantan Utara. Gambar tersebut direka ulang dari potret Muhammad Izzam Athaya, siswa SD 041 Tarakan. Hendra, orang tua Izzam, mengaku pemotretan terjadi pada Agustus 2019 oleh tim BI.
Seharusnya para penggemar ilmu cocoklogi ini sadar bahwa Rp75 ribu punya arti lebih mencengangkan. Mengapa yang dibuat adalah nominal Rp75 ribu? Karena angka 7 ditambah 5 adalah 12. Lalu angka 1 dan 2 dari angka 12 dijumlahkan, menghasilkan angka 3.
Angka 3 sangat harus dikali 2 mengingat gambar proklamator Soekarno dan Hatta dalam uang sebagai dua sejoli. Hasilnya adalah enam! Angka setan! Bayangkan, ada simbol angka 6 sebanyak 75 juta lembar! Angka 666 saja sudah melambangkan dewa iblis, apalagi angka 6666666666666 sampai 75 kali! Ini jelas kerajaan iblis yang berusaha dibangkitkan pemerintah!