Jamal Khashoggi

Aparat Prancis Salah Tangkap Orang, Dikira Pelaku Pembunuh Jamal Khashoggi

Lelaki Arab Saudi yang ditangkap apes memiliki nama dan usia yang sama dengan pelaku pembunuhan Jamal, jurnalis yang jadi musuh Pangeran Salman.
aparat Prancis salah tangkap pelaku Jamal Khashoggi jurnalis yang dibunuh utusan kerajaan Arab Saudi
Jamal Khashoggi di Bahrain pada 2014. Foto: MOHAMMED AL-SHAIKH/AFP via Getty Images

Warga Arab Saudi ditangkap polisi Prancis karena dicurigai terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, namun segera dibebaskan setelah jaksa penuntut mengungkapkan bukan dia pelakunya.

Khalid Alotaibi diamankan saat pemeriksaan paspor di bandara pada Selasa. Pasalnya, nama lelaki itu sesuai dengan yang tertera di surat perintah penangkapan yang diterbitkan secara internasional.

“Hasil pemeriksaan ekstensif menunjukkan identitas orang di surat perintah tidak cocok dengannya,” kantor kejaksaan Prancis mengumumkan.

Iklan

Nama dan usia Alotaibi sama persis seperti warga Arab Saudi yang disebutkan dalam laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait pembunuhan Khashoggi, serta daftar individu yang dikenai sanksi di Amerika Serikat. Dia dicurigai sebagai salah satu dari 26 anggota pembunuh bayaran yang menghabisi nyawa mantan jurnalis Washington Post pada Oktober 2018.

Terkenal sebagai kritikus paling vokal terhadap Putra Mahkota Mohammed Bin Salman (MBS), Khashoggi tewas dimutilasi ketika mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Kala itu, dia hendak mengurus berkas-berkas surat nikah. Jasadnya tidak pernah ditemukan, dan pemerintah Saudi awalnya menyangkal segala tuduhan yang diarahkan kepadanya. Namun, mereka kemudian mengakui Khashoggi terbunuh dalam “operasi kejam”.

Pada 2019, otoritas Saudi mengklaim pengadilan telah menghukum delapan tersangka yang tidak disebutkan namanya. Lima di antaranya divonis hukuman mati, meski akhirnya diubah menjadi hukuman penjara.

Terlepas dari penolakan yang konsisten, reputasi MBS selaku penguasa de facto Arab Saudi rusak total.

Namun, periode isolasi dari pemimpin Barat telah berakhir pekan ini. Presiden Prancis Emmanuel Macron dikabarkan telah berkunjung ke Arab Saudi.

“Kami membicarakan banyak hal tanpa tabu, dan tentunya kami bisa mengajukan pertanyaan seputar HAM,” ujar Macron ketika dimintai keterangan oleh wartawan di Riyadh pada Sabtu (4/12).

Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnès Callamard menulis dalam twit, penangkapan itu “bisa menjadi terobosan besar dalam pencarian keadilan”.

Kedutaan Arab Saudi di Paris mengatakan: “Orang yang ditangkap tidak ada hubungannya dengan kasus yang bersangkutan.”