Tewasnya Pemimpin ISIS

Kunci Sukses Penggerebekan Rumah Pemimpin ISIS Rupanya Berkat Celana Dalam Baghdadi

Pejabat Kurdi Suriah menyatakan mata-mata mereka berbulan-bulan bekerja sama dengan CIA melacak keberadaan Abu Bakr al-Baghdadi. Termasuk dengan meneliti CD sang teroris khilafah.
Kunci Sukses Penggerebekan Rumah Pemimpin ISIS Rupanya Berkat Celana Dalam Baghdadi
Dua orang berdiri di depan reruntuhan rumah yang hancur saat operasi militer menyerang pemimpin ISIS Abu Bakar al Baghdadi. Foto dari Getty Images

Pejabat Kurdi Suriah mengklaim mata-mata dalam lingkaran Abu Bakr al-Baghdadi mencuri sepasang celana dalam pemimpin ISIS untuk memastikan orang yang diincar dalam operasi militer gabungan AS benar Baghdadi.

Polat Can, penasihat senior milisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, merilis pernyataan di Twitter bahwa pejabat Kurdi dan CIA bekerja sama melacak keberadaan “pemimpin teroris nomor satu di dunia” sejak Mei.

Iklan

“Agen kami berhasil mendekati Baghdadi dan mengambil pakaian dalamnya untuk tes DNA. Dia memastikan orang itu memang Baghdadi,” tulis Can.

Menurutnya, Baghdadi berhasil ditemukan “karena kerja keras kami” dan menekankan agen rahasia Kurdi berperan penting dalam operasi militer gabungan itu. “Agen rahasia kami bertugas memberikan arah, mengarahkan airdrop, berpartisipasi dan melaksanakan eksekusi hingga selesai,” ujarnya.

Dia menjelaskan Baghdadi sering berpindah lokasi, dan penggerebekan tempat persembunyiannya di Suriah utara dilakukan tepat sebelum pemimpin ISIS kabur ke Jerablus yang berbatasan dengan Turki.

Pada Senin, pemimpin SDF Jenderal Mazloum Abdi menjelaskan dalam wawancara NBC bahwa agen rahasia mereka—yang berpura-pura menjadi penasihat keamanan Baghdadi—juga memberikan sampel darah Baghdadi kepada AS setelah sebelumnya mencuri pakaian dalam. Pejabat Kurdi berujar pakaian dalam itu dicuri tiga bulan lalu, sedangkan sampel darahnya diambil bulan lalu.

Abdi melanjutkan agen rahasia mereka termotivasi menyerahkan Baghdadi begitu saja sebagai balas dendam, dan berada di lokasi ketika serangan terjadi.

Peran agen Kurdi berbeda dari yang dijelaskan Presiden AS Donald Trump. Saat itu, dia berterima kasih kepada pihak Kurdi yang “telah memberikan informasi penting” serta Rusia, Suriah, Irak dan Turki yang saat ini melancarkan serangan brutal terhadap Kurdi di Suriah utara.

Can menerangkan serangan Turki terhadap Kurdi dipicu oleh keputusan mendadak Trump mencabut bantuan militer kepada Kurdi yang merupakan sekutu lama di Suriah. Itulah mengapa penggerebekan Baghdadi sempat tertunda.

Iklan

“Kami sudah sepakat memusnahkan Baghdadi lebih dari sebulan lalu. Akan tetapi, keputusan AS menarik diri dan serangan dari Turki membuat operasi khusus kami dihentikan,” tutur Can.

Gencatan senjata, yang ditengahi Rusia dan Turki pekan lalu, dijadwalkan berakhir Selasa. Pasukan Rusia dan Turki akan memulai patroli gabungan di zona penyangga sepanjang perbatasan yang telah ditinggalkan Kurdi.

Di tengah kekerasan sporadis pada Selasa, Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah di Britania Raya melaporkan pasukan pemerintah Suriah dan militer Turki bentrok untuk pertama kalinya sejak Ankara melancarkan serangan tiga minggu lalu.

Berdasarkan laporan kelompok, ada setidaknya enam tentara Suriah yang terluka dalam bentrokan dekat Desa Assadiya di selatan kota Ras al-Ain.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News