Pengangguran Profesional

Tagih Janji Jokowi, Seorang Pemuda Sulsel Mau Fokus Jadi Pengangguran

Melek politik sejak muda tentu saja bagus, tapi masalahnya pemuda ini salah paham sama program Kartu Pra Kerja. Ujung-ujungnya dia dirundung warganet.
Tagih Janji Jokowi soal kartu pra-kerja, Pemuda Sulsel Mau Fokus Jadi Pengangguran
Presiden Jokowi tertawa dalam seremoni kampanye damai 23 September 2018, foto oleh Darren Whiteside/Reuters [kiri]; ilustrasi pengangguran via Shutterstock [kanan].

Di mana-mana mah orang kepengin punya pekerjaan mapan, apalagi beberapa tahun terakhir jutaan anak muda Indonesia tak gampang cari kerja. Eh satu pemuda di Sulawesi Selatan justru melepas pekerjaannya demi fokus menganggur. Motifnya pun cukup politis, dia bermaksud menagih janji kampanye presiden terpilih Joko Widodo.

Nama Wawan Hirawan jadi perbincangan pengguna internet, setelah dia mengunggah video di akun pribadinya, membicarakan keinginan fokus menjadi pengangguran penuh waktu. Dalam video berjudul “Gantung Ijazah karena Jokowi” tersebut, ia menagih janji kampanye capres-cawapres terpilih, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, untuk merealisasikan janji menggaji pengangguran. Per 5 Juli 2019, video itu sudah dikomentari lebih dari 7.000 kali dan dibagikan lebih dari 6.700 kali.

Iklan

Jika disimak dari laman Facebook-nya, pesulap muda asal Sulawesi Selatan itu masih jadi bulan-bulanan netizen. Dia dianggap tidak memahami esensi program kerja Jokowi. Netizen kecewa karena Wawan terlihat memiliki banyak piagam dan sertifikat, yang ia gantung di tembok latar video, tapi kok memutuskan tidak mencari kerja. Sampai saat ini Wawan belum melakukan klarifikasi, apakah ia serius dengan niatnya atau cuma lagi nge-prank.

Kebijakan yang hendak Wawan tagih adalah program Kartu Pra-Kerja. Wacana kartu ini dicanangkan Jokowi saat kampanye menjelang pilpres 2019. Kartu ini diperuntukkan bagi lulusan SMK atau sederajat, yang belum memiliki pekerjaan sesudah lulus. Apabila terdaftar, pemilik kartu akan mendapatkan insentif pemerintah. Insentif inilah yang jadi incaran Wawan.

Kalau pernyataannya serius, besar kemungkinan Wawan belum nonton pidato Jokowi di Istora Senayan, Jakarta, pada 10 Maret lalu. Di situ Jokowi sudah meluruskansalah paham bahwa ia seenak jidat menggaji pengangguran lewat program Kartu Pra-Kerja. Perlu digarisbawahi, program Kartu Pra-Kerja konsep dasarnya adalah memberi lulusan muda Indonesia kesempatan dapat keterampilan tambahan, lewat pelatihan-pelatihan yang harapannya terpakai di dunia kerja.

Nah, selama melakukan pelatihan mereka juga akan diberikan insentif atau honor dari pemerintah. Poin inilah yang sering ditafsirkan sebagai gaji untuk pengangguran, termasuk (mungkin) oleh Wawan.

Iklan

"Siapa bilang saya gaji pengangguran? Artinya [dengan Kartu Pra-Kerja] yang nganggur bisa mendapatkan ini sehingga ditraining sehingga gampang masuk ke dunia kerja kita," kata Jokowi, dikutip CNBC Indonesia.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri dalam kesempatan terpisah, menyatakan program Kartu Pra-Kerja tidak menitikberatkan pada insentif uang bulanan, tapi pada pemberian pelatihan kerjanya.

"Intinya bahwa pendekatan itu menjawab problem riil dari ketenagakerjaan kita karena memang masalah utama kita ini ada pada skill," kata Hanif, dikutip Detik.

Kurangnya keterampilan yang dimiliki sumber daya muda manusia ini sempat disinggung Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Menurutnya, minimnya keterampilan anak muda ini imbas ketidakberesan kurikulum sekolah-sekolah menengah, khususnya kejuruan, di Indonesia. Walau sudah tiga tahun diberi pelatihan kerja, nyataya tingkat pengangguran paling tinggi malah SMK. Ia merasa perlu adanya perombakan besar-besaran pada sektor ini.

"Harus rombak habis kurikulum, materinya, pengajarnya," ujar Darmin, saat dikutip Detik. Ia mengajukan solusi melibatkan industri dalam penyusunan kurikulum ajar agar ilmu yang diajarkan relevan dengan kebutuhan kerja.

Terlepas ada salah paham di sini, iktikad Wawan menagih realisasi janji kampanye tetap harus diapresiasi. Jangan sampai terulang apa yang dilaporkan KontraS tahun lalu bahwa, dalam hal penegakan HAM saja, masih ada 6 dari 17 janji Nawacita Jokowi-Jusuf Kalla yang belum terlaksana lima tahun terakhir.

Ngomong-ngomong soal solusi, saya juga punya ide untuk Wawan. Daripada hanya fokus menganggur, kayaknya dia lebih cocok jadi salah satu pemateri dalam sesi pelatihan program Kartu Pra-Kerja deh.

Ada satu materi yang pas untuk pesulap muda ini, yakni materi mengolah limbah agar tidak mencemari lingkungan. Loh, tidak percaya? Lihat tuh gimana Wawan pernah beraksi di videonya memusnahkan limbah beling lampu neon.