Sisi Gelap Fintech

Seragamnya Taktik Aplikasi Pinjam Uang Berbagai Negara: Permalukan Debitur Telat Bayar

Praktik itu dilakukan di Indonesia, Tiongkok, dan yang terbaru Filipina. Informasi pribadi jadi jaminan. Akibatnya semua nomor kontak dihubungi untuk mempermalukan debitur saat cicilan mogok.
kesamaan Taktik Aplikasi Pinjam Uang Berbagai Negara: Permalukan Debitur Telat Bayar
Foto ilustrasi via Pixabay 

Aplikasi pinjam uang di Filipina baru-baru ini jadi sorotan, karena memakai taktik brutal saat menagih utang. Mereka mempermalukan para peminjam uang yang telat bayar cicilan, dengan mengirimi pesan bernada merendahkan ke seluruh nomor kontak di ponsel debitur.

Raymund Liboro, Ketua Komisi Privasi Nasional Filipina, dalam konferensi pers menyatakan lembaganya menerima 485 keluhan dari orang-orang yang berutang lewat aplikasi-aplikasi fintech ini.

Iklan

Saat mengunduh aplikasinya, pengguna diminta memberikan izin akses ke daftar kontak dan lokasi mereka. Aplikasi mengakses semua nomor tersebut, jika mereka tidak bayar tepat waktu. Menurut laporan media lokal, pinjaman uang online ini otomatis mengirimkan pesan memalukan ke setiap kontak, "meretas" akun Facebook, serta mengancam akan melaporkan debitur ke polisi.

Taktik mempermalukan semacam ini dipakai di banyak aplikasi pinjam dana sejenis dari Benua Asia, baik itu di Tiongkok ataupun Indonesia.

1558593224379-money-lending-apps-screenshot

Media lokal menunjukkan tangkapan layar salah satu pesan keluhan yang dikirim ke Komisi Privasi Nasional. Debitur mengklaim aplikasi telah meretas daftar kontaknya dan mengirimi pesan-pesan merendahkan tentang mereka ke rekan kerja. Screenshot dari berita TV Patrol/YouTube

Pada November 2018, media Tiongkok mengungkap praktik tidak etis dilakukan salah satu startup fintech. Aplikasi pinjam dana Ant Check Later di Cina mewajibkan nasabah perempuan memberi jaminan berupa foto tanpa busana. Foto bugil itu bakal disebar ke keluarga dan teman-teman nasabah yang terdapat di daftar kontak, apabila mereka terlambat membayar cicilan. Setali tiga uang, taktik yang sama juga dilakukan aplikasi pijam uang di Indonesia. VICE pernah menulis kesaksian debitur perempuan yang dilecehkan penagih karena terlambat membayar cicilan. "Dia bilang kalau mau lunas harus menari telanjang di depan dia," ujar salah satu korban.

Di Filipina, praktik mempermalukan debitur ini jadi perdebatan nasional.

Liboro menyatakan pihak pemberi pinjaman tidak berhak menjadikan informasi pribadi sebagai jaminan membayar pinjaman. "Kalaupun mereka belum membayar utang, bukan berarti kamu bebas melakukan semaumu, seperti merusak martabat mereka," ujar Liboro dalam wawancara radio.

Berdasarkan Undang-Undang Privasi Data Filipina, aplikasi pinjam uang dapat dikenakan sanksi karena telah melakukan pemrosesan dan tujuan informasi yang tidak sah, serta membeberkan rahasia yang berbahaya. Mereka bisa menghadapi hukuman enam bulan hingga tiga tahun penjara, ditambah denda. Penggugat akan menerima kompensasi atas kerugian yang diderita.

Data dari perusahaan analitik web menunjukkan aplikasi pinjam uang sangat populer di Filipina. Aplikasi-aplikasi ini cenderung cepat mencairkan pinjaman, tetapi jauh lebih berisiko daripada bank. Tak seperti bank yang memperbolehkan debitur mencicil selama setahun, pinjaman uang online ini meminta mereka melunasi utangnya dalam waktu beberapa minggu atau bulan saja. Tingkat bunganya pun lebih tinggi.

Intinya, jika tak ingin dipermalukan seperti itu, jangan jaminkan data pribadimu saat harus mencari pinjaman dana. Apalagi jika kalian sadar bunganya setara lintah darat.