FYI.

This story is over 5 years old.

Terorisme

Militer Filipina Temukan Tumpukan Sabu-Sabu di Markas Militan ISIS Marawi

Sebelas tas berisi crystal meth itu ditaksir bernilai US$5 juta (setara Rp66,4 miliar). Klan Maute dikenal berbisnis narkoba untuk mendanai aktivitas mereka.

Video ini pertama kali tayang di VICE News.

Sebelas tas penuh sabu-sabu kelas terbaik disita oleh militer Filipina akhir pekan lalu. Tentara menemukan narkoba ini di sebuah rumah yang berhasil mereka rebut dalam baku tembak melawan militan Klan Maute yang berafiliasi dengan ISIS. Sebagian wilayah Kota Marawi, sampai hari ini, masih dikuasai oleh para teroris. Sabu-sabu yang disita tentara Filipina ditaksir bernilai US$5 juta (setara Rp66,4 miliar). Diduga kuat narkoba itu milik Klan Maute yang rencananya akan diperjualbelikan di pasar gelap. Klan Maute sejak lama dikenal berbisnis narkoba untuk membiayai aktivitas organisasi mereka mendirikan khilafah di Asia Tenggara.

Pada 1 Juni lalu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan kelompok ekstremis lokal, yang kebanyakan bergerak di Kepulauan Mindanao, bertahan berkat dana operasional dari peredaran narkoba. Atas alasan itulah, Duterte hendak melanjutkan perang narkoba yang sudah memakan korban tewas lebih dari 7 ribu orang. Duterte mengizinkan polisi dan milisi bertopeng membunuh tanpa peradilan setiap tersangka pengedar maupun pengguna narkoba. Kebijakan pemerintah Filipina setahun terakhir itu mengingatkan para pegiat HAM dengan aktivitas penembakan misterius (Petrus) yang dilakukan Presiden Soeharto di Indonesia pada akhir dekade 80-an, menewaskan ribuan orang diduga begal dan kriminal tanpa pengadilan layak.

Klan Maute adalah pecahan kelompok pemberontak muslim MILF di Mindanao. Sejak dua tahun terakhir, bersama Abu Sayyaf, organisasi teror ini berbaiat kepada ISIS. Awal Mei lalu, Maute dan Abu Sayyaf menyerang Kota Marawi. Untuk membebaskan kota tersebut, Presiden Duterte menerbitkan status darurat militer di seluruh wilayah selatan Filipina. Ribuan warga sipil terpaksa kabur dari kota tersebut. Lebih dari 350 orang, termasuk personel militer, polisi, dan teroris, tewas dalam kontak senjata yang sampai sekarang tak menunjukkan tanda-tanda segera berakhir.