Pada 2013, aku pindah dari Brooklyn, New York, ke Ramallah, Tepi Barat, untuk bekerja sebagai fotografer surat kabar besar Palestina. Kota ini memang sangat ramah terhadap pendatangnya, tetapi juga punya keanehannya sendiri.
Dalam ingatanku, aroma kopi Arab dan shisha yang manis bercampur aduk dengan bau asap sampah dan sengatan gas air mata dari bentrokan yang terjadi di Pos Pemeriksaan Kalandia, yang dijaga militer Israel, tak jauh dari sini.
Ramallah berada di antara kawan konflik yang berlangsung sejak setengah abad lalu. Sampai-sampai penduduknya sudah terbiasa dengan kondisi penuh kekerasan dan penjajahan tersebut. Akupun sering tidak menyadari peperangan yang terjadi karena sibuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Ramallah akan lebih indah, andai penjajahan Israel terhadap Palestina berakhir. Tapi, di tengah nestapa dan pelanggaran HAM, semoga hasil jepretan kamera saya bisa menggambarkan betapa Ramallah adalah surga di muka bumi.
Lihat-lihat karya fotografi Daniel lainnya di sini dan sini.
Simak juga seri foto Surga di Bumi lainnya yang pernah digarap VICE Indonesia: Bekasi, Bogor, Bangkok, dan Salvador.
