Yuk Kenali Lebih Dekat Musisi Asyik dari Korsel Selain Grup K-Pop

Dalam rubrik ini, kami membahas berbagai hal tentang fenomena musik pop Korea di India, dan industri musik di sekitarnya. Kami akan meminta penggemar menyebutkan lagu-lagu kesukaannya dan mengajakmu mengapresiasi budaya pop Korea. Baca lebih banyak di sini .

Selama ini, orang mengira kalau kancah musik di Korea Selatan hanya sebatas boyband dan girlband. Apalagi setelah BTS merilis lagu ‘DNA’ tahun lalu. Banyak yang langsung berasumsi BTS adalah satu-satunya boyband korea yang bagus dan sukses dikenal dunia. Padahal, musik K-pop sangat beragam jenisnya. Apabila kamu bersedia mengeksplorasi lebih dalam, kamu mungkin akan lebih menyukai versi ‘DNA’ yang dicover oleh Colde. Akanksha Ahluwalia, penggemar K-pop dari Delhi, menyarankan kami untuk mendengar lagu-lagu ciptaan Offonoff, duo elektronik yang beranggotakan Colde dan 0Channel. “Tahun lalu, saya mulai mendengarkan offonoff dari album Boy. Saya suka banget vibenya, lebih chill dan tenang. Tidak seperti grup K-pop kebanyakan yang harus memadukan berbagai genre dalam satu lagu,” katanya.

Saat ditanyai soal naiknya popularitas musik Korea di India, Anurag Tagat dari Rolling Stone India menganggap “Kebanyakan orang India lebih menyukai musik Korea yang bergenre hip hop, R&B dan genre lainnya,” sedangkan jurnalis musik Uday Kapur menjelaskan bahwa, “Pendengar musik Korea di India menyukai apa yang populer di Barat. Meskipun grup K-Pop memang sedang berjaya sekarang, tetapi musisi hip-hop seperti Keith Ape dan Dumbfoundead, serta 88 Rising Crew, adalah alasan mengapa dunia hip-hop di Amerika mulai mengakui musik hip-hop Asia. Ini kesempatan yang bagus bagi musisi Asia untuk unjuk gigi dan membuktikan bahwa tidak hanya musik barat yang bisa sukses.”

Selain Offonoff, ada banyak musisi dan grup musik Korea lainnya yang cukup terkenal di India.

Ahluwalia, 25 tahun, sudah bertahun-tahun menyukai K-pop. Dia menemukan banyak musisi indie dari Korea Selatan yang layak didengar orang banyak. Salah satunya Calm Swizzlely.

Sebagai musisi independen, Calm Swizzlely yang masih berusia 23 tahun sempat berbincang dengan VICE India. “Banyak musisi underground di Korea. Sayangnya, menjadi sorotan industri musik besar bukan perkara yang mudah bagi mereka,” katanya. Saat kami bertanya bagaimana kancah musik underground di Korea Selatan, dia mengungkapkan bahwa “ada lebih dari separuh musisi independen yang berhenti bermusik.”

Lagu terbarunya ‘Seoul Drift’ menceritakan bagaimana Calm Swizzlely “merasa ‘terhanyut’ selama tinggal di Seoul.” Swizzlely berkolaborasi dengan J Yung, salah satu rapper korea, dalam ‘Seoul Drift.’ Sepanjang karier bermusiknya, dia pernah bekerja sama dengan musisi independen lainnya, seperti DAWN, Childdiahn, D2EAR, PLZY, dan G Nine.

Ahluwalia juga menceritakan tentang musisi R&B korea seperti Zion T, Dean, Heize dan Jay Park. “Saya suka semua lagu ciptaan Dean. Saya makin jatuh cinta dengan musiknya waktu tahu dia pernah berkolaborasi dengan Anderson Paak. ‘130 Mood:TRBL’ adalah lagu terbaik yang pernah ada.” Beberapa bulan belakangan ini, Ahluwalia senang mendengarkan ‘Me like Yuh’ ciptaan Jay Park. “Jay Park menciptakan musik dengan sangat menarik. Lagu-lagunya gampang menempel di kepala, sehingga kita tidak mau berhenti mendengarkannya,” tuturnya.

Evania, penggemar K-pop yang berusia 25, sudah suka musik Korea sejak sembilan tahun lalu. Dia menyarankan kita untuk coba mendengarkan musisi rock indie seperti Nell, Busker Busker dan Hyukoh. Evania bisa tahu Nell dan Busker Busker dari “promosi besar-besaran sewaktu dia baru mulai suka K-pop.”

Aradhana Sriram, 22 tahun, mulai memasuki dunia K-pop saat temannya dari Korea memperkenalkannya dengan Lim Changjung, Crying Nut dan 10cm. “Mereka [teman-temannya dari Korea] memandangku aneh ketika saya bilang suka K-pop. Mereka lebih suka musik indie yang lembut.”