FYI.

This story is over 5 years old.

The VICE Guide to Right Now

Tiga Gereja di Surabaya Alami Ledakan Bom Beruntun

Sejauh ini sembilan orang tewas, sementara 40 lainnya luka-luka. Anak-anak turut menjadi korban rangkaian aksi bom bunuh diri tersebut.
Petugas tim Gegana menyisir halaman Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Surabaya, setelah terjadi ledakan bom bunuh diri. Foto oleh M. Risyal Hidayat/Antara Foto/via Reuters.

*Peristiwa masih berlangsung, data sangat mungkin dimutakhirkan sesuai perkembangan terbaru. Data terakhir dimutakhirkan pada Minggu (13/5) pukul 12.40 WIB.


Aksi teror ledakan bom terjadi di Kota Surabaya, Minggu (13/5) pagi dialami tiga gereja berbeda yang telah dikonfirmasi aparat. Seluruh rangkaian insiden dipastikan bom bunuh diri. Berdasarkan laporan terbaru, sembilan orang tewas dan 40 lainnya luka-luka. Jumlah korban sangat mungkin bertambah.

Iklan

Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto dalam sesi dialog di Metro TV, menyatakan pelaku rangkaian teror di Surabaya masih jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), sel teror berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). "Otak dari pengeboman ini masih dari kelompok lama, kelompok JAD," ujarnya. Polisi belum bisa berkomentar lebih jauh mengenai detail peristiwa dengan alasan fokus pada evakuasi korban. "Saat ini kepolisian setempat sedang melakukan berbagai upaya [penanganan]," kata Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal selaku juru bicara Markas Besar Polri saat dihubungi awak media.

Bom, menurut polisi dan laporan warga yang mengunggah kabar lewat sosmed, meledak beruntun dan tidak terjadi bersamaan. Interval tiap ledakan sekira lima menit. "[Ledakan bom] Di gereja Pentakosta, Gereja GKI di Jalan Diponegoro, dan Gereja Santa Maria," kata Komisaris Besar Frans Barung Mangera, Humas Polda Jawa Timur. Berbagai foto dan video lokasi ledakan segera mewarnai linimasa media sosial.

Bom pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, pada pukul 07.30 WIB. Di Gereja Santa Maria, terdeteksi korban tewas maupun jemaat anak yang terluka. Jasad diduga pelaku juga segera teridentifikasi oleh polisi. Selain itu, dua anggota polisi yang melakukan pengamanan di lokasi turut terluka. Seluruh korban telah dilarikan aparat ke Rumah Sakit Umum Dr Soetomo Surabaya. Selain korban jiwa, lima mobil dan 30 motor terbakar akibat dampak ledakan tersebut.

Iklan

Bom kedua meledak berselang lima menit kemudian di Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro. Ledakan ketiga dialami Gereja Pentakosta Jl Arjuno pada pukul 07:40 WIB. Saksi mata menyatakan ada perempuan membawa tas besar yang memeluk petugas, persis sebelum terjadi ledakan di Gereja Kristen Indonesia. Sementara dalam rekaman CCTV yang beredar di media sosial, ada pelaku yang masuk ke halaman gereja mengendarai sepeda motor, sebelum meledakkan diri. Sementara laporan lain menunjukkan seorang pelaku di GKI membawa serta dua anak sebelum meledakkan diri ketika dihalau keluar oleh tenaga pengamanan gereja.

Kombes Polisi Frans Barung menyatakan, berdasarkan informasi yang terhimpun di lapangan, pelaku di tiap-tiap gereja menyaru menjadi jemaat yang hendak mengikuti ibadah pagi. "Pelaku pura-pura ingin masuk gereja, tapi kenyataannya mereka melakukan seperti itu," ujarnya.

Pemerintah Kota Surabaya segera memerintahkan penutupan sementara semua gereja di Kota Pahlawan sampai polisi menyatakan situasi sudah aman. Festival Rujak Uleg, yang sedianya digelar di kawasan Kya-Kya turut dibatalkan atas alasan keamanan.

Insiden ledakan bom ini menyusul tiga peristiwa lain sepekan terakhir yang melibatkan narapidana terorisme maupun aksi yang diduga terkait jaringan teror. Pada Selasa (8/5), puluhan narapidana menyerang polisi di rumah tahanan Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob), Kepala Dua, Depok, Jawa Barat. Selama 36 jam insiden di rutan, yang turut diwarnai penyanderaan polisi, lima aparat tewas sementara satu napi ditembak mati. Seluruh napi akhirnya menyerah dan dipindah ke Lapas Nusakambangan. Insiden di Mako Brimob dipicu oleh cekcok makanan yang kemudian berujung pada provokasi napi simpatisan ISIS. BIN menegaskan, insiden di Surabaya terkait dengan peristiwa kerusuhan di penjara tersebut. "Ini adalah rentetan dari serangan di mako brimob," kata Wawan.

Adapun pada 11 Mei, personel polisi Bripka Marhum Prencje tewas ditusuk lelaki berinisial TS yang terlihat mondar-mandir di sekitar Mako Brimob Kelapa Dua. Pelaku penusukan segera ditembak mati oleh aparat lain yang ada di lokasi. Belum jelas apa motif penusukan itu. Insiden segera berlanjut pada 12 Mei, ketika dua perempuan diamankan petugas karena berusaha menusuk polisi yang berjaga di sekitar Mako Brimob. Kedua perempuan itu membawa gunting dan bertindak mencurigakan, namun segera diringkus sebelum sempat melakukan serangan.