Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.
Kamis lalu seorang YouTuber Rusia divonis bersalah atas dakwaan memantik kebencian, menghina, sekaligus menistakan agama, karena merekam aksinya bermain Pokémon Go di dalam gereja. Ruslan Sokolovsky berhasil mengelak dari hukuman penjara, dan menghadapi hukuman tiga tahun setengah penjara tertunda.
Sokolovsky terlihat lega setelah putusan pengadilan dibacakan oleh Yang Mulia Yekaterina Shoponyak, yang berkata bahwa video-video laki-laki berusia 21 tahun ini menunjukkan “sikap tidak respek pada masyarakat” dan memutuskan dia “dengan sengaja menghina sentimen religius.”
Videos by VICE
“Tanpa dukungan dari para wartawan, mungkin saja saya dijebloskan ke penjara,” ujar Sokolovsky setelah sidang putusan.
Sokolovsky, yang kanal YouTube-nya memiliki lebih dari 300,000 subscriber, merekam diri sendiri bermain game pada Agustus 2016, saat Pokémon Go sedang marak-maraknya. game ini menggunakan teknologi realita ganda untuk menggabungkan konten digital di dunia nyata—artinya, para pemain mesti berjalan ke lokasi-lokasi berbeda demi menangkap Pokémon.
Video tersebut, yang kini telah ditonton sebanyak 2 juta kali, menampilkan Sokolovsky di luar Church of All Saints di pusat kota Yekaterinburg. Dalam video itu, Sokolovsky merujuk pada laporan berita yang mengamebau orang-orang supaya tidak bermain game tersebut di dalam gereja, dan berkata: “Masa sih, membawa ponsel pintar ke dalam gereja dianggap menghina? Saya memutuskan menangkap Pokémon di dalam gereja karena, ya, kenapa enggak? Saya yakin ini aman dan tidak melanggar hukum. Yuk lah.”
Berbeda dari banyak negara lain dunia, Rusia tidak menyambut tren Pokémon Go. Game itu tidak pernah diluncurkan secara resmi di sana. Tahun lalu menteri komunikasi Nikolai Nikiforov menyampaikan pada Moscow Times bahwa dia menduga “Intelijen AS boleh jadi berkontribusi dalam aplikasi ini.”
Seorang psikolog kenamaan Rusia mengatakan game tersebut adalah upaya Barat mengendalikan populasi Rusia dengan membuat warga infertil. Sementara itu, pemimpin Cossack memperingatkan bahwa game tersebut “berbau satanisme.”