FYI.

This story is over 5 years old.

Tekno

Sejarah Lahirnya Emoji di Ponsel

Walau sekarang populer digunakan bermacam perangkat mobile, sebetulnya emoji baru ditemukan pada 1999 di Jepang. Jauh sebelum itu, sarana komunikasi visual ini mengakar pada piktogram di Eropa

Sejarah lengkap emoji awalnya ditayangkan di VICE News Tonight di HBO di Amerika Serikat pada 27 Oktober. Anda bisa menyaksikan cuplikan dari acara ini di bawah.

Pada akhir 1990-an, seorang insinyur muda di sebuah perusahaan telepon Jepang NTT Docomo, bernama Shigetaku Kurita, mengerjakan sebuah proyek yang tadinya dia anggap sebagai proyek biasa—serangkaian ikon yang bisa digunakan para pengguna telepon membaca informasi yang ditampilkan pelopor jasa web mobile. Ikon-ikon ini juga dirancang bisa digunakan pengguna berkomunikasi satu sama lain.

Iklan

Rangkaian seratus tujuh puluh enam ikon ini disebut emoji, kombinasi dari kata-kata dalam bahasa Jepang. 'E' yang artinya gambar dan 'moji' yang artinya karakter. Di minggu ini, Museum of Modern Art (MoMA) di New York baru saja menjadi pemilik satu set ikon ini sebagai bagian dari koleksi permanen mereka. Dalam wawancaranya bersama kami, Kurita menjelaskan alasan MoMA dan banyak pihak lain menganggap emoji sebagai bentuk klasik bahasa modern. Dia sekaligus menunjukkan beberapa sketsa awal emoji bagi kita semua.

VICE News: Boleh dijelaskan bagaimana anda membuat rangkaian emoji yang pertama?
Shigetaku Kurita: Saya menciptakan emoji ketika berkerja untuk NTT Docomo, sebuah provider telepon genggam. Pada 1999, Docomo memulai iMode, jasa internet pertama mereka. Awalnya, emoji diciptakan untuk digunakan dalam iMode.

Layar telepon genggam masih sangat murah—hitam putih, dan hanya menampilkan 50 simbol. Informasi cuaca, berita, film, dan banyak data lainnya sulit ditampilkan hanya menggunakan kata-kata. Waktu itu tentunya kami belum bisa menggunakan gambar. Maka dari itulah, emoji, yang merupakan sejenis pictogram, cocok digunakan. Dan melihat kecenderungan masyarakat Jepang yang kerap mengirim pesan pendek dan ringkas, miskomunikasi sangat mungkin terjadi. Anda mungkin tidak mengerti kenapa seseorang mengirimkan pesan tertentu. Bahkan mungkin ada yang menjadi waswas atau marah gara-gara pesan semacam itu. Pengalaman-pengalaman seperti ini sudah sering dialami banyak orang, termasuk saya. Kami membuat emoji buat menyelesaikan masalah ini. Contoh: dulu pager mempunyai simbol hati. Begitu simbol ini dihapus, penjualan pager langsung anjlok. Ini menunjukkan pentingnya sesuatu yang terlihat sepele seperti simbol hati.

Iklan

Mengapa rangkaian simbol itu disebut emoji?
Kata emoji sudah ada dari dulu dalam bahasa Jepang. Saya melakukan riset mengenai emoji ketika saya hendak memulai proyek tersebut. Ternyata emoji sudah ada semenjak periode Edo. Dulu simbol-simbol semacam emoji digunakan untuk mengajarkan doa kenapa mereka yang tidak bisa membaca atau menulis. Banyak kuis juga menggunakan gambar-gambar. Dalam sejarah Jepang, ikon sudah sering digunakan. Jadi emoji—gambar yang digunakan sebagai kata-kata—sudah ada dari dulu. Dalam bahasa Jepang, 'e' itu gambar dan 'moji' itu artinya huruf atau karakter.

Sketsa orisinal untuk emoji generasi pertama, didasarkan pada piktogram khas Jepang dan karakter anime.

Apa inspirasimu saat membuat rangkaian emoji?
Tahap pertama adalah membatasi jumlah emoji ini. Setelah berdiskusi dengan tim pengembangan, kami memutuskan membuat 200 tipe emoji. Awalnya saya membuat daftar emoji saya sendiri, yang kemudian kami tambah dan kurangi dalam proses seleksi.

Kemudian tiba saat pembuatan emoji tersebut. Proses ini sulit karena tidak banyak tersedia dot yang bisa digunakan untuk membuat simbol di ponsel kala itu. Hanya dengan dot berukuran 12x12 dalam jumlah terbatas, sangat sulit bagi kami untuk bisa menggambar bentuk yang kami inginkan. Tantangannya banyak, dan publik harus bisa mengerti emoji yang kami ciptakan. Membuat smiley cukup mudah, tapi ada simbol-simbol yang di luar kemampuan saya, contohnya, simbol seekor anjing.

Maka yang semacam ini saya delegasikan ke seorang desainer. Saya membuat sebuah daftar dan menggambar sample produk akhir simbol-simbol ini sesuai bayangan saya dan mengirimkannya ke desainer. Kemudian hasil karya desainer akan saya tinjau ulang.

Iklan

Saya punya dua acuan merancang emoji: Yang pertama adalah emoji sebagai alat komunikasi. Yang kedua adalah untuk menambah cita rasa komunikasi kita. Salah satu inspirasi saya adalah media massa seperti TV, papan billboard besar dan videotron. Berdasarkan riset pribadi, saya menemukan data Olimpiade Tokyo pada 1964 menarik banyak wisatawan asing ke Jepang. Maka dari itu, pictogram diciptakan untuk menunjukkan toilet dan aktivitas olahraga. Tidak banyak yang tahu bahwa papan petunjuk toilet pertama kali diciptakan di Jepang. Pictogram-pictogram inilah yang menjadi inspirasi saya.

Selain itu, banyak simbol yang saya lihat di TV atau majalah juga digunakan. Dalam hal komunikasi, manga sangat berguna bagi saya. Manga mempunyai banyak adegan yang mengkomunikasikan emosi, seperti contohnya gambar lampu bolam untuk menunjukkan munculnya ide baru. Atau ikon-ikon kecil yang muncul ketika seseorang menabrak sesuatu. Mereka memiliki cara untuk menyampaikan rasa benci, gairah dan rasa girang. Komunikasi semacam ini sudah lazim di Jepang. Ikon-ikon kecil tersebut dimaksudkan untuk menampilkan ekspresi manusia sepenuhnya. Kami menggunakan Kao-moji (wajah manusia) yang sudah tersedia online.

Apakah anda memperkirakan emoji akan sebegitu populer ketika diluncurkan?
Begitu diluncurkan, layanan emoji hits berat. Mereka tersebar di kalangan remaja dan menjadi sangat populer. Saya merasa sangat sukses ketika emoji digunakan di TV. Awal tahun 2000-an adalah puncak kepopularitasan emoji. Kesuksesan kami sangat terasa di era itu.

Iklan

Apakah atasan-atasan kamu puas dengan kesuksesan ini?
Iya, tapi awalnya mereka tidak berharap banyak dari saya. Waktu itu tim saya lumayan kecil, dan intinya hanya beranggotakan saya dan satu orang lagi. Dari segala hal yang mungkin dilakukan menggunakan iMode, proyek yang saya kerjakan hanyalah bagian kecil. Proyek saya bukanlah fokus utama perusahaan. Namun karena kesuksesan yang kami dapat, emoji tiba-tiba menjadi hal yang besar. Dan jujur, emoji lahir karena ide sederhana yang saya pikirkan. Semua orang sangat terkejut.

Mengapa orang-orang sangat menyukai emoji?
Semua orang suka berkomunikasi di internet. Facebook dan Twitter mempunyai jumlah pengguna terbesar di dunia. Kini, banyak sekali sarana-sarana komunikasi berbasis kata-kata. Emoji memperkaya kosa kata kita dan membuat komunikasi menjadi lebih menyenangkan. Sekarang sudah 10 tahun sejak emoji pertama kali meledak, dan orang-orang masih suka menambah perbendaharaan komunikasi kita.

Apa kamu punya emoji favorit?
Semua ini dimulai dari sebuah ikon hati. Ini adalah asal muasalnya. Ketika menciptakan ikon ekspresi wajah, kami punya banyak bentuk emosi. Awalnya, kami hanya punya 5 variasi ikon wajah. Namun karena ini sering digunakan, kami terus tambahkan. Ekspresi wajah sangat mudah digunakan. Kadang-kadang saya hanya iseng-iseng menciptakan ikon wajah baru dan biasanya ini ngehits juga.

Menurut kamu, bagaimana emoji akan berkembang? Bagaimana emoji akan berubah di masa depan?
Emoji menjadi sangat populer di luar Jepang beberapa tahun terakhir. Namun di Jepang, emoji bukanlah berita baru. Emoji ngehits di Jepang lebih dari sepuluh tahun lalu. Di Jepang, emoji sudah umum dan tidak lagi spesial—ini adalah bahasa yang digunakan semua orang sehari-harinya. Di negara lain, emoji masih ngetren. Beberapa tahun lagi, emoji akan menjadi hal biasa dan lumrah bagi semua orang. Spanyol meminta kami menciptakan emoji paella (nasi bumbu rempah Spanyol). Sebelumnya, AS juga pernah meminta kami membuat emoji untuk hot dog. Setiap negara dan budaya membutuhkan emoji mereka sendiri.

Apakah emoji sebentuk bahasa?
Emoji mungkin agak terpisah dari bahasa. Seseorang bisa saja berkomunikasi hanya menggunakan huruf. Namun anda bisa mengirimkan emoji ke penduduk asing dan anda akan saling mengerti. Jadi emoji bisa dibilang sebuah sistem huruf yang sepenuhnya baru. Namun emoji tidak bisa 'dibaca', jadi menggunakan definisi ini, emoji bukanlah sebentuk bahasa. Tanpa adanya satu cara baku untuk membacanya, emoji merupakan bentuk komunikasi digital.

Wawancara ini diterjemahkan dari bahasa Jepang dan telah disunting agar lebih singkat dan mudah dibaca.