Wabah Kolera Mengancam Jamaah Haji Tahun Ini

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.

Persoalan wabah kolera ini dipicu oleh peristiwa yang sekilas tak berkaitan: serangan Koalisi Arab dipimpin Arab Saudi ke pemberontak Yaman. Faktanya, pertempuran dua tahun terakhir mengusir pemberontak Houthi, menghancurkan infrastruktur air bersih dan fasilitas kesehatan. Sehingga ribuan warga sipil setempat yang kekurangan sumber daya memadai mengalami kolera. Wabah kolera di Yaman, karenanya, diyakini akan segera menular ke perbatasan Saudi dalam waktu dekat. Mereka yang rentan termasuk jamaah haji dari berbagai negara.

Videos by VICE

Ibadah Haji pada 2017 akan digelar September mendatang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhir pekan lalu memperingatkan wabah kolera sangat mungkin mengancam jutaan jemaah dari seluruh dunia yang datang ke Mekkah untuk melakukan ritual ritual haji.

“Wabah kolera yang kini tengah merebak di Yaman, serta beberapa negara Afrika Lainnya, bisa menjadi ancaman serius bagi semua jamaah selama musim pelaksanaan haji, bahkan setelah mereka pulang ke negara asalnya mereka,” demikian tertulis dalam buletin WHO.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengambil langkah pencegahan ekstra untuk mencegah jamaah haji tahun ini terjangkit kolera. Langkah yang diambil termasuk mendirikan pusat komando dan pengawasan memonitor kasus-kasus yang ditengarai sebagai kolera, mewajibkan vaksinasi dan menyarankan penggunakan penutup wajah. Dalam sejarahnya, Kementerian Kesehatan Arab Saudi bahkan pernah mewajibkan semua jemaah melalui pemeriksaan kesehatan atau bahkan memasang kamera thermal mengukur suhu tubuh calon haji yang datang.

Wabah kolera yang melanda Yaman adalah wabah terburuk di dunia. Sejak April lalu, kolera menyapu nyaris seluruh provinsi Yaman, membunuh satu orang setiap satu jam dan menginfeksi lebih dari 300.000 penduduk. Jumlah penderita terus bertambah karena ada ratusan kasus baru yang dilaporkan tiap harinya. Tenaga medis yang menanggulangi wabah kolera di Yaman mengatakan bahwa krisis ini semestinya bisa mudah dicegah. Namun, lumpuhnya fasilitas kesehatan, terbatasnya pasokan obat-obatan, dan hancurnya infrastrktur transportasi akibat peperangan membuat wabah ini menyebar luas.

“Wabah kolera mematikan ini adalah konsekuensi langsung konflik sengit yang berlangsng selama dua tahun terakhir,” demikian kata juru bicara UNICEF dan WHO dalam sebuah pernyataan bersama. “Perang yang meluluhlantakan infrastruktur telah memutus akses 14,5 juta penduduk dari air bersih dan sanitasi. Pada akhirnya, kondisi ini memungkinkan wabar menyebar dengan cepat.”