FYI.

This story is over 5 years old.

Rodrigo Duterte

Putra Sulung Presiden Duterte Mundur Dari Jabatannya Gara-Gara 'Twitwar'

Paolo mundur dari posisi wakil walikota Davao setelah bertengkar dengan anak dari pernikahan pertamanya, melibatkan tuduhan penyiksaan serta kata-kata makian.
Paolo Duterte (kanan) saat masih menjabat wakil walikota Davao. Foto oleh VICE News.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.

Setiap keluarga tampaknya punya masalah masing-masing yang bisa meletup saat liburan tiba. Termasuk keluarga pemimpin negara dikenal gemar melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Kalau tak percaya, tanyakan saja pada Rodrigo Duterte, sang presiden Filipina yang dua tahun belakangan rutin memerintahkan pembunuhan pengedar narkoba tanpa peradilan.

Tepat pada hari Natal kemarin, Paolo Duterte, anak sulung Presiden Duterte, mendadak mundur dari posisinya sebagai wakil walikota Davao City. Keputusan itu diambil setelah Paolo terlibat 'twitwar' dengan Isabell, putrinya yang berusia 17 tahun. Isabelle adalah putri Paolo dari pernikahan pertamanya.

Iklan

Isabelle yang memulai pertengkaran online itu lebih dulu. Melalui akun Twitternya, Isabelle menuding Paolo adalah ayah tak bertanggung jawab. "Dia sudah berkali-kali menghancurkan [fucks up] momen Natalku," tulisnya seperti dikutip Philippine Daily Inquirer. Dalam seri Twit tersebut, Isabelle pun secara tersirat menuding Paolo berulang kali memukulinya semasa kecil. "Jika memiliki kekuasaan, bukan berarti kau bebas melukai orang lain… yang kamu sakiti itu juga masih manusia!!! Bukan cuma manusia, tapi anak-anak!"

Davao City selama ini adalah basis pendukung keluarga Duterte. Presiden Duterte menjabat sebagai walikota di sana selama tiga periode sebelum akhirnya terpilih menjadi orang nomor satu Filipina pada 2016. Setelah Duterte menang pemilu, adik Paolo, Sara, terpilih menjadi wali kota menggantikan ayahnya yang kini berpindah tugas ke Ibu Kota Manila. Adapun Paolo menjadi wakil walikota.

Paolo rupanya tidak diam saja diserang sedemikian rupa oleh anaknya. Dia membalas lewat postingan panjang di Facebook, namun unggahan tersebut sekarang sudah dihapus. “FIX YOUR FUCKING LIFE FIRST before I will stop 'fucking up' your Christmas every year," begitu tulis Paolo. ("Benahi dulu hidupmu yang berantakan itu, sebelum menuduh aku 'menghancurkan' momen Natalmu setiap tahun."-red).

Paolo lantas menuding anaknya sudah menjadi sundal serta dua kali "diperkosa" oleh orang yang tak disebutkan inisialnya. Putra sulung Duterte itu juga menyalahkan anaknya mengalami hidup yang berantakan karena terjun ke industri hiburan.

Iklan

"Silakan ganti nama keluargamu kalau memang kau mau," tulis Paolo. "Kamu tidak perlu kuhormati! Kamu hanya mempermalukan dirimu sendiri. Sekolah sana biar otakmu tidak kosong. Kamu sekarang terkenal Belle, tapi karena apa? Karena mempermalukan ayahmu sendiri? Kalau memang ingin bebas dari namaku, doakan saja aku mati."


Baca juga laporan khusus kontributor VICE yang menjelaskan rahasia popularitas Duterte di mata rakyat Filipina:

Pertengkaran keluarga itu harus dinikmati oleh masyarakat Filipina selama dua hari setelah Natal. Paolo mengakui responsnya via Internet mempermalukan nama keluarga Duterte. Namun dia bilang hanya bisa berkomunikasi dengan putrinya lewat media sosial. "Aku tahu semua keluarga besar Duterte malu, tapi ini kan yang kamu mau," tulis Paolo. "Kamu millenial hanya mau mendengar kata-kata orang tua jika postinganmu dapat banyak like kan?!!"

Setelah pertengkaran itu mereda, kemarin Paolo memutuskan mundur dari posisinya sebagai wakil wali kota. Dia memberi keterangan tertulis kepada media massa Filipina sembari meminta maaf atas sikapnya di dunia maya, "Akibat insiden memalukan dengan anak dari perkawinan pertama saya yang gagal," tulisnya. "Saya sudah membuat malu masyarakat karena terlibat pertengkaran tersebut."

Paolo adalah anak kandung Duterte yang paling disorot oleh lawan-lawan politik Presiden serta media massa setempat. Dia dituding melindungi beberapa bandar kelas kakap, saat di berbagai kota lebih dari 7.000 orang yang dituduh terlibat narkoba ditembak mati polisi serta tim paramiliter yang mendapat sokongan Duterte. Paolo membantah semua tuduhan tersebut, tapi mengakui bahwa adanya isu tadi "mencoreng reputasi saya."

Presiden Duterte, pada September lalu, turut membantah jika putra sulungnya terlibat perlindungan bandar narkoba. Dia bersumpah akan membunuh Paolo dengan tangannya sendiri jika tuduhan dari aktivis serta media massa itu terbukti.