Kari Paling Lezat di Seantero Malaysia Bisa Kita Temukan Dalam Penjara

FYI.

This story is over 5 years old.

Kuliner Unik

Kari Paling Lezat di Seantero Malaysia Bisa Kita Temukan Dalam Penjara

Kenangan sosok menteri pemerintahan baru Malaysia soal rasa masakan di Rutan Kamunting, mengungkap sejarah pelanggaran HAM yang dialami oposisi politik Negeri Jiran tiga dekade lalu.

Penduduk Malaysia terbiasa memperlakukan makanan enak sebagai kenyataan sehari-hari. Mereka menganggap makanan enak sudah terberi, dari sononya, seperti udara atau kebebasan. Pendek kata, makan masakan enak buat orang Malaysia sudah seperti hak dari lahir yang tidak bisa diganggu gugat.

Makanya Jangan kaget kalau kau punya kawan dari Malaysia yang marah-marah saat melihat dua potong roti tawar menjepit sepotong daging terproses dianggap sebagai makanan "layak." Selera orang Malaysia terhadap masakan apapun sangat tinggi. Ironisnya, di balik ego yang sedemikian tinggi, tak banyak orang Malaysia sadar kalau tempat terbaik menemukan menu masakan lezat adalah wajah purba peradaban yang barangkali tak pernah mereka jamak: penjara. Seriusan. Mmenu olahan kari terbaik dapat kalian peroleh di dalam penjara.

Iklan

Kari adalah masakan 'nasional' bagi orang Malaysia.

Penduduk Negeri Jiran menuntut dan pantas disajikan kari yang dimasak tanpa olahan kimia, semua melibatkan tangan manusia, dan wajib ada rendang. Itu belum termasuk belasan saus dan hidangan pelengkap. Semua detail tersebut harus tersedia di manapun jam berapapun. Harganya juga enggak boleh mahal ya! Makasih.

Saking biasanya, dan sangat lazim, makan kari dengan berbagai variannya (dalam laksa, pakai ayam, dan macam-macam lau lain) orang Malaysia sampai lupa betapa beruntungnya kami karena bisa menikmati kombinasi makanan sedap dalam kondisi bebas. Ingat, tidak semua orang seberuntung kami, contohnya: para tahanan politik. Mohamad Sabu, Menteri Pertahanan Malaysia yang menjabat setelah rezim Najib Razak dikalahkan dalam pemilu 2018, sadar betul akan hal ini.

Sabu sempat divonis mencoba makar 20 tahun lalu akibat melontarkan kritik agama lain, yang lantas dianggap menistakan agama. Dia sudah merasakan beratnya menetap di berbagai rumah tahanan. Dari markas polisi hingga Pusat Tahanan Kamunting yang terkenal saking selalu jadi rujukan semua musuh politik pemerintah Malaysia di masa lalu.

"Makanan yang disajikan di Kamunting memberikanmu energi, tapi tidak akan memberi kepuasan," ujarnya ke VICE Indonesia. "Walau ya kualitas masakan jatah napi di Kamunting masih mendingan dikit daripada rumah tahanan polisi."

Kondisi salah satu penjara di Malaysia. Foto via Reuters.

Sebagai salah satu dari sekian orang yang ditahan selama proses Operasi Lalang (atau "Operasi Penyiangan", sebuah penyergapan yang memenjarakan banyak politikus dengan dalil mencegah kerusuhan rasialis) pada 1987, Mat Sabu, begitu julukannya, pertama kali dipenjara selama 60 hari tanpa pengadilan. Perintah penahanan kemudian memperpanjang masanya di belakang penjara selama dua tahun. Hukuman ini dia jalani di Kamunting.

Iklan

Mengingat ini adalah kedua kalinya dia dipenjarakan akibat Undang-Undang Keamanan Dala Negeri 1960 (politikus bandel ini pernah dicokok pertama kali akibat mencoba mengimpor revolusi Iran ke Malaysia), Mat Sabu paham betul seperti apa malangnya rasa perut ketika negara sedang menghukumu.

"Setiap hari tidak mungkin ada lauk ikan, daging sapi, atau ayam," ujarnya ke VICE Indonesia. "Padahal kita semua tahu pasti sipir sebetulnya punya anggaran membelinya."

Video viral pada 2013 yang menampilkan Sabu dan Menteri Keuangan Lim Guang Eng, sama-sama ditahan karena aspirasi politik, sedang tertawa-tawa mengingat masa lalu mereka di penjara. Tapi alasan dan konsekuensi yang muncul akibat masa pengurungan mereka tidak ada lucu-lucunya.

Operasi Lalang mungkin bisa disebut sebagai pelanggaran HAM terburuk sepanjang sejarah Malaysia. Dalam sebuah penangkapan massal sepanjang kurun Oktober dan November 1987, lebih dari seratus politisi, pemimpin masyarakat, dan aktivis akar rumput "diberangus" akibat diduga "mengancam keamanan nasional."


Tonton dokumenter VICE soal praktik adu jotos di penjara Thailand agar napi memperoleh remisi:


Empat puluh orang dikurung di Kamunting selama hingga dua tahun tanpa pengadilan. Tahanan terakhir baru dibebaskan April 1989. Pemerintah Negeri Jiran sejak awal menggunakan kekuasaanya dalam mengelola makanan penjara sebagai cara untuk memperburuk kondisi tahanan.

Di tengah interogasi dari pihak kepolisian cabang khusus dan ruang isolasi penjara di Malaysia, para tahanan yang baru ditangkap mengenang, mereka pasti diberi menu "khas penjara." Menu itu mencakup teh yang sama sekali tak enak atau kopi dengan tingkat gula yang berpontesi menyebabkan diabetes, ditambah roti basi sebagai sarapan.

Iklan

Makan siang dan makan malam terdiri dari nasi dan daging misterius dan sayur mayur, biarpun Peraturan PBB dalam Standard Mininum Rules for the Treatment of Prisoners jelas menyebutkan bahwa setiap tahanan berhak memperoleh, "makanan dengan nilai nutrisi yang cukup untuk kesehatan dan kekuatan, dan dimasak dan disajikan dengan baik."

Dalam bukunya, 445 Days Under Operation Lalang: An Account of the 1987 ISA Detentions, seorang tahanan lainnya, aktivis Dr Kua Kia Soong, menggambarkan sarapan yang diantar ke sel tahanannya, seluas 8 x 9 kaki, sebagai “kuah dengan bumbu” menyamar bagai kopi atau teh yang tak pernah cukup panas, dan enam lembar roti tawar, yang keras dan sulit ditelan.

"Mereka pasti mempekerjakan pakar di dapur penjara yang tahu betul caranya mengoles margarin dan selai setipis mungkin," tulisnya.

Kisah penjara Malaysia tidak lengkap tanpa membahas sajian makanannya. Di sini lah tempat di mana makanan menjadi amat politis.

Tanpa simpati dari masyarakat, pemerintah bisa menggunakan makanan sebagai cara untuk menghukum dan mempermalukan tahanan tanpa berisiko dikritik publik, ujar Dr Gaik Cheng Khoo, profesor di Nottingham University di Malaysia dan penulis Eating Together: Food, Space, and Identity in Malaysia and Singapore.

"Tahanan tampaknya kehilangan hak asasi manusia mereka saat mereka memasuki rumah tahanan, dan tidak ada yang peduli jika hak asasi mereka dilanggar," ujarnya. "Jadi, mereka rentan mengalami perlakuan buruk atau kekerasan tanpa ada kesempatan untuk menyampaikan keluhan, dan kalaupun mereka mengajukan keluhan, biasanya tidak dianggap serius oleh pihak berwenang maupun masyarakat umum karena stigma yang ada."

Iklan

Setidaknya, kondisi di Kamunting berbeda.

Begini, kondisi hidup tahanan di sana jauh lebih baik dibandingkan dengan rumah tahanan kebanyakan Negeri Jiran. Tahanan tinggal di kamar-kamar dan menggunakan kamar mandi betulan. Setelah 60 hari mencoba melihat langit terbuka melalui celah ventilasi kecil selama tahanan isolasinya di rutan berbeda, kompleks dan taman Kamunting memungkinkan tahanan untuk memandang langit, tulis Kua dalam bukunya.

Selain itu, Kamunting juga merupakan tempat persaudaraan, lepas dari sekat-sekat rasial, dan yang paling istimewa adalah santapan kari kepala ikan yang sangat enak. Sampai-sampai banyak tahanan politik Malaysia terus mengingatnya sampai 20 tahun kemudian.

Di Kamunting, terjalin solidaritas antar para tahanan yang mungkin tidak akan akrab, andai mereka bertemu di kehidupan luar jeruji. Selama protes mogok makan pada hari peringatan satu tahun masa tahanan, dan meski mereka kelaparan, para napi musuh pemerintah bernyanyi bersama-sama, protes bersama-sama, dan mendukung satu sama lain.

Tiap tahanan, tak peduli apa latar belakang etnis dan alasannya dipenjara, juga saling berbagi resep makanan favorit.

Mat Sabu, yang selama ditahan di sana sempat kebagian tugas menjadi juru masak, mengatakan pada VICE bahwa dia rutin berkonsultasi resep makanan bersama tahanan lain.

"Misalnya, kalau saya ingin bikin kari, saya akan tanya ke kolega saya yang keturunan India,” ujarnya. "Kalau menunya masakan Cina, ada [mendiang petinggi partai oposisi Democratic Action Party] Lau Dak Kee. Kalau menunya khas Negara Bagian Kelantan, ada juga yang bisa membantu saya. Mereka bilang masakan saya enak. Padahal tidak ada resep rahasia."

Kini, Malaysia sedang berusaha menghidupkan demokrasi. Pemerintahan Barisan Nasional untuk pertama kalinya digulingkan. Sikap bekas tahanan politik yang kini bisa bebas menertawakan masakan bercitrasa buruk di penjara, menjadi penanda bahwa negara itu sedang menuju masa depan yang lebih baik.